DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Jumat, 31 Agustus 2012

Market Wrap - 31/08/2012

Market Review


Setelah melemah dalam beberapa sesi terakhir, Jakarta Composite Index (JCI) akhirnya berakhir menguat pada sesi perdagangan Jumat (31/8). Indeks ditutup naik 0.86% di 4060.33, sedangkan indeks LQ-45 dan IDX30 masing-masing ditutup menguat 0.98% dan 0.86%. Di tingkat regional, tiga indeks utama Asia sebaliknya malah melemah. Nikkei 225 berakhir terpuruk 1.6%, sementara indeks Hang Seng ditutup turun 0.36% dan indeks KOSPI melemah tipis 0.07%.

Meskipun ditutup menguat, nilai net sell perdagangan asing tercatat sebesar 895.14 miliar, jumlah yang cukup signifikan dibandingkan dengan sesi-sesi sebelumnya.

Sebanyak 176 saham berakhir menguat, sedangkan 102 saham ditutup stagnan dibandingkan dengan harga penutupan hari Kamis. Sisanya sebanyak 72 saham berakhir melemah.

Sektor terbaik pada hari Jumat ini adalah sektor industri dasar yang menanjak 2.24%, sementara sektor pertambangan yang baru-baru ini tertekan berbalik menanjak 1.69%. Sektor properti menjadi sektor ketiga terbaik dengan kenaikan sebesar 1.44%. Dua sektor mengalami penurunan yaitu sektor perdagangan (-0.79%) dan sektor aneka industri (-0.26%).

Setelah tiga saham terhempas dari daftar rekomendasi, sisa tujuh saham pada hari ini cenderung menguat dengan BBKP, CLPI, MNCN dan SMCB berakhir menguat sedangkan ESSA, KLBF dan TRIM berakhir stagnan. Bagi yang memilih AKRA ketimbang CPIN, saham ini berhasil mencatatkan kenaikan 0.72% pada akhir sesi kedua hari Jumat.

Menjelang pidato Ben Bernanke di Jackson Hole pasar setidaknya telah melakukan penyesuaian terhadap ekspektasi mereka akan kemungkinan adanya petunjuk dari Bernanke mengenai stimulus baru dari Federal Reserve. Diperkirakan Bernanke tidak akan mengeluarkan pernyataan baru seputar program stimulus Fed dan cenderung hanya akan mengulang kembali pernyataannya pada rapat FOMC sebelumnya.

Ditundanya pengajuan bailout menyeluruh oleh Spanyol juga sempat menjadi katalis negatif bagi investor. Spanyol dianggap akan diuntungkan apabila mendapatkan bailout menyeluruh menurut Standard & Poor’s. Menurut PM Mariano Rajoy, pihaknya saat ini tengah menantikan rincian lebih lanjut mengenai semua persyaratan yang diminta oleh Uni Eropa dalam pemberian bailout tersebut. Spanyol juga dikabarkan berencana untuk merekapitalisasi Bankia tanpa menggunakan dana dari Uni Eropa. Saham Bankia menguat setelah kabar ini beredar. Apabila Spanyol berhasil merekapitalisasi sektor perbankannya tanpa menggunakan dana publik Eropa maka hal ini akan menjadi katalis positif bagi sentimen pasar.

Penurunan tajam beberapa hari terakhir ini sempat membawa JCI mendekat support krusialnya di 3960-3965. Meskipun terjadi rebound pada hari Jumat ini, kenaikan indeks masih terbatas di area resistance 4060-4080 yang sebelumnya merupakan area support.

Respon dari bursa Amerika dan Eropa terhadap pidato Bernanke malam ini akan menjadi acuan terhadap arah pergerakan JCI pekan mendatang.


Kamis, 30 Agustus 2012

Morning Brief - 31 Agustus 2012

Market Preview


Berbagai katalis negatif kembali menghantam kepercayaan investor pada sesi perdagangan hari Kamis. Data-data ekonomi dari Eropa dan Asia serta perkembangan terakhir mengenai krisis fiskal di Eropa menyeret kinerja indeks saham dunia hingga berakhir di zona merah.

Di Asia, data penjualan ritel di Jepang menurun melebihi ekspektasi. Penjualan yang menurun sebesar 0.9% di bulan Juli dibandingkan tingkat penjualan di periode yang sama tahun lalu merupakan penurunan pertama dalam delapan bulan terakhir dan jauh di bawah ekspektasi para analis yang memperkirakan penurunan sebesar 0.1%. Dari bulan sebelumnya, penjualan di bulan Juli mengalami penurunan sebesar 1.5%. Berakhirnya subsidi pemerintah terhadap pembelian otomotif dan faktor cuaca merupakan dua faktor utama di balik penurunan penjualan ini.

Masih dari Asia, indeks KOSPI terpukul turun 1.2% setelah indeks kepercayaan terhadap sektor manufaktur yang dirilis oleh Bank of Korea turun di bawah angka 80 untuk pertama kalinya sejak 2009.

Di Eropa, data pengangguran Jerman menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dalam angka pengangguran di bulan Agustus, kelima kalinya secara berturut-turut sementara data kepercayaan ekonomi di zona euro juga turun melebihi ekspektasi para ekonomi hingga mencapai level terendah dalam tiga tahun terakhir.

Perkembangan terakhir dari Spanyol sehubungan dengan upaya penyelesaian krisis fiskal di Eropa juga menjadi sandungan bagi sentimen investor. PM Spanyol Mariano Rajoy pada hari Kamis kemarin mengatakan bahwa Spanyol akan menunda keputusannya mengenai apakah akan diajukan permintaan bantuan bailout secara keseluruhan pada Eropa setelah dirinya bertemu dengan presiden Prancis Francois Hollande. Menurut Rajoy, Spanyol akan menunggu hingga ada rincian yang lebih detil mengenai ketentuan-ketentuan bailout sebelum nantinya menentukan keputusannya.

Hari Jumat ini pasar akan memantau perkembangan kebijakan moneter Amerika saat pimpinan Federal Reserve Ben Bernanke menyampaikan pidatonya di Jackson’s Hole, Wyoming. Sayangnya Bernanke diperkirakan tidak akan menyampaikan hal yang baru mengenai prospek akan adanya stimulus ekonomi dalam waktu dekat ini.

Tersungkurnya Jakarta Composite Index (JCI) pada hari Kamis menempatkan indeks kembali di area di dalam rentang EMA. Dikhawatirkan hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan indeks untuk sementara ini terancam selesai terutama apabila indeks terus tergerus hingga menembus level support krusial di 3960. Sementara itu, support sebelumnya di 4060 dan 4080 saat ini berbalik menjadi resistance. Kondisi indikator-indikator JCI juga cukup mengkhawatirkan. Keterpurukan MACD semakin dalam sedangkan kurva RSI telah menembus level terendah sejak Juni lalu. Penurunan yang disertai oleh terjadinya peningkatan volume perdagangan ini diperkirakan masih berpotensi berlanjut pada hari Jumat.


Click here to download the full update (PDF)

Market Wrap - 30/08/2012

Market Review

Jakarta Composite Index (JCI) berakhir melemah bersamaan dengan indeks LQ-45 dan IDX30 pada sesi perdagangan hari Rabu. JCI melemah 1.2% sementara indeks LQ-45 dan IDX30 turun masing-masing 1.36% dan 1.37%. Di tingkat regional, tiga indeks utama Asia berakhir mixed dengan indeks Nikkei dan KOSPI berakhir menguat 0.4% dan 0.64% sementara indeks Hang Seng melemah tipis 0.12%.

Hanya dua sektor yang berhasil berakhir menguat: sektor barang konsumsi yang naik 1.03% dan sektor infrastruktur yang menguat 0.29%. Sektor industri dasar melemah tajam 2.51% diikuti oleh sektor keuangan yang turun 2.18%. Sektor pertambangan juga masih tertekan dan terpuruk 2.03%.

Sebanyak 218 saham mengalami penurunan, sementara 58 saham berakhir naik. Sisanya sebanyak 85 saham ditutup stagnan, sama dengan harga penutupan pada sesi hari Selasa kemarin.

Posisi asing pada hari ini berakhir pada kondisi net sell senilai 280.78 miliar.

Dari sepuluh saham terekomendasi, hanya MNCN yang berhasil bertahan pada level penutupan hari Selasa. Sisanya sebanyak sembilan saham ditutup melemah dengan BMRI terdesak hingga mencapai level stopnya setelah turun 4.29%. CPIN mencatat kinerja terburuk kedua dengan penurunan sebesar 3.51% dan DILD pada posisi ketiga setelah tergerus 3.23%. Berdasarkan harga penutupan Rabu, tiga saham saat ini berada pada posisi kritis: TRIM, CPIN, dan DILD.

Penurunan hari Rabu ini salah satunya didorong oleh buruknya sentimen terhadap saham BUMI yang kembali tergerus 11.84% menjadi 670. Kekhawatiran pasar akan prospek saham-saham grup Bakrie menjadi katalis utama penurunan tujuh saham Bakrie beberapa waktu terakhir ini. BNBR, ELTY dan DEWA saat ini telah berada di level 50, sementara ENRG di 92, UNSP di 131 dan BTEL di 136.

Buruknya sentimen lokal disertai oleh netralnya kondisi sentimen di pasar global dimana pasar tengah menantikan hasil pertemuan para banker dunia di Jackson Hole, Wyoming Jumat mendatang. Namun, dikhawatirkan bahwa Ben Bernanke tidak akan menyampaikan statement yang baru mengenai kebijakan moneter di Amerika. Diperkirakan Federal Reserve baru akan mengumumkan kebijakan baru berupa stimulus tambahan, jika ada, pada pertemuan FOMC September mendatang. Di Eropa, sentimen pasar juga cenderung netral hingga September saat Bank Sentral Eropa mulai mengadakan pertemuan rutinnya kembali dan juga saat Pengadilan Tinggi Jerman menyampaikan keputusannya mengenai partisipasi Jerman dalam program austerity di Eropa.

Hingga sore ini kinerja indeks DAX dan FTSE masih berada dalam zona negatif sementara kontrak berjangka S&P yang sebelumnya sempat menguat, kembali berfluktuasi di sekitar posisi awal.

Rabu, 29 Agustus 2012

Morning Brief - 30 Agustus 2012

Market Preview


Data ekonomi Amerika yang dirilis pada hari Rabu malam menjadi katalis positif bagi para investor di sesi perdagangan Amerika hingga membawa indeks Dow Jones ke zona hijau meskipun penguatannya hanya terbatas. Perhatian pasar masih tertuju pada pertemuan para bankir dunia di Jackson Hole, Wyoming pada hari Jumat esok dimana pasar menantikan pidato dari Ben Bernanke sehubungan dengan kebijakan moneter dari Federal Reserve.

Sayangnya, diprediksi bahwa Bernanke hanya akan mengulang pernyataan sebelumnya sebagaimana telah disampaikannya di pertemuan FOMC sebelumnya. Tidak ada kebijakan baru terutama seputar pemberian stimulus ekonomi hingga pertemuan Fed berikutnya bulan September mendatang karena Fed masih akan menunggu perkembangan ekonomi berikutnya lewat data-data yang akan dirilis antara kini hingga saat dilangsungkannya pertemuan FOMC.

Eropa juga masih belum mendapatkan perkembangan baru seputar upaya penyelesaian krisis fiskal yang tengah melanda beberapa negara anggota zona euro.

Sementara itu, buruknya sentimen pasar terhadap saham-saham grup Bakrie berdampak pada kinerja saham-saham Jakarta Composite Index lainnya. Dari daftar saham-saham terekomendasi pada hari  Rabu kemarin BMRI terdesak keluar setelah harga BMRI jatuh di bawah level stopnya. Walaupun demikian, posisi BMRI tetap berakhir dalam kondisi profit karena telah mengalami beberapa kali pergeseran stop.

JCI kembali ditutup di bawah level 4100 dan hal ini menjadikan area support di 4060-4080 kembali menjadi pusat perhatian hari ini. Area resistance akan berada di antara 4100 hingga 4120. Beberapa katalis negatif yang dapat menjadi pertimbangan adalah masih buruknya sentimen para investor terhadap saham-saham grup Bakrie, menipisnya optimisme pasar terhadap kemungkinan dikeluarkannya petunjuk mengenai stimulus baru dari Ben Bernanke dan juga masih belum adanya perkembangan baru dari Eropa. Katalis positif yang ada yaitu direvisinya estimasi pertumbuhan ekonomi Amerika menjadi 1.7% pada triwulan kedua lalu.


Click here to download the full update (PDF)

Market Wrap - 29/08/2012

Market Review


Jakarta Composite Index (JCI) berakhir melemah bersamaan dengan indeks LQ-45 dan IDX30 pada sesi perdagangan hari Rabu. JCI melemah 1.2% sementara indeks LQ-45 dan IDX30 turun masing-masing 1.36% dan 1.37%. Di tingkat regional, tiga indeks utama Asia berakhir mixed dengan indeks Nikkei dan KOSPI berakhir menguat 0.4% dan 0.64% sementara indeks Hang Seng melemah tipis 0.12%.

Hanya dua sektor yang berhasil berakhir menguat: sektor barang konsumsi yang naik 1.03% dan sektor infrastruktur yang menguat 0.29%. Sektor industri dasar melemah tajam 2.51% diikuti oleh sektor keuangan yang turun 2.18%. Sektor pertambangan juga masih tertekan dan terpuruk 2.03%.

Sebanyak 218 saham mengalami penurunan, sementara 58 saham berakhir naik. Sisanya sebanyak 85 saham ditutup stagnan, sama dengan harga penutupan pada sesi hari Selasa kemarin.

Posisi asing pada hari ini berakhir pada kondisi net sell senilai 280.78 miliar.

Dari sepuluh saham terekomendasi, hanya MNCN yang berhasil bertahan pada level penutupan hari Selasa. Sisanya sebanyak sembilan saham ditutup melemah dengan BMRI terdesak hingga mencapai level stopnya setelah turun 4.29%. CPIN mencatat kinerja terburuk kedua dengan penurunan sebesar 3.51% dan DILD pada posisi ketiga setelah tergerus 3.23%. Berdasarkan harga penutupan Rabu, tiga saham saat ini berada pada posisi kritis: TRIM, CPIN, dan DILD.

Penurunan hari Rabu ini salah satunya didorong oleh buruknya sentimen terhadap saham BUMI yang kembali tergerus 11.84% menjadi 670. Kekhawatiran pasar akan prospek saham-saham grup Bakrie menjadi katalis utama penurunan tujuh saham Bakrie beberapa waktu terakhir ini. BNBR, ELTY dan DEWA saat ini telah berada di level 50, sementara ENRG di 92, UNSP di 131 dan BTEL di 136.

Buruknya sentimen lokal disertai oleh netralnya kondisi sentimen di pasar global dimana pasar tengah menantikan hasil pertemuan para banker dunia di Jackson Hole, Wyoming Jumat mendatang. Namun, dikhawatirkan bahwa Ben Bernanke tidak akan menyampaikan statement yang baru mengenai kebijakan moneter di Amerika. Diperkirakan Federal Reserve baru akan mengumumkan kebijakan baru berupa stimulus tambahan, jika ada, pada pertemuan FOMC September mendatang. Di Eropa, sentimen pasar juga cenderung netral hingga September saat Bank Sentral Eropa mulai mengadakan pertemuan rutinnya kembali dan juga saat Pengadilan Tinggi Jerman menyampaikan keputusannya mengenai partisipasi Jerman dalam program austerity di Eropa.

Hingga sore ini kinerja indeks DAX dan FTSE masih berada dalam zona negatif sementara kontrak berjangka S&P yang sebelumnya sempat menguat, kembali berfluktuasi di sekitar posisi awal.


Selasa, 28 Agustus 2012

Morning Brief - 29 Agustus 2012

Market Preview


Pergerakan Jakarta Composite Index pada hari Selasa cenderung berfluktuasi pada kisaran terbatas. JCI ditutup melemah tipis 3.03 poin atau 0.07%, sedangkan indeks LQ-45 berakhir melemah 0.18% atau 1.27 poin dan IDX30 ditutup di 360.15, 0.78 poin lebih rendah dibandingkan penutupan hari Senin.

Baik di tingkat regional maupun di Amerika dan Eropa, perdagangan saham juga cenderung netral dengan kenaikan hanya dialami oleh indeks Hang Seng (+0.07%) dan NASDAQ (+0.13%). Indeks Dow Jones sendiri juga melemah tipis 0.17% atau 21.68 poin sedangkan indeks S&P 500 turun 0.08%. Penurunan terbesar dialami oleh indeks DAX 30 yaitu sebesar 0.64%.

Di bursa lokal, sektor terbaik adalah sektor pertanian (+0.49%) diikuti oleh sektor aneka industri (+0.38%) dan perdagangan (+0.33%). Sektor pertambangan melemah tajam yaitu sebesar 1.37% sedangkan sektor kedua terburuk adalah sektor industri dasar yang turun 0.56%.

Rabu ini, JCI diperkirakan berpeluang menguat terbatas sementara pasar global menantikan data GDP Amerika dan pidato Ben Bernanke sehubungan dengan kebijakan moneter di pertemuan para banker di Jackson Hole, Wyoming pekan ini.

Walaupun sebagian pelaku pasar mengharapkan adanya pernyataan baru dari Bernanke, namun diperkirakan Bernanke hanya akan mengulangi pernyataan yang disampaikan oleh rapat FOMC yang terakhir. Federal Reserve kemungkinan baru akan menentukan sikapnya dan mengeluarkan keputusan yang baru pada pertemuan mereka berikutnya bulan September mendatang. Data GDP yang akan dirilis hari ini diprediksi oleh para analis akan menunjukkan kenaikan dari 1.5% (estimasi sebelumnya) menjadi 1.7%. Kisaran konsensus berada antara 1.4% hingga 2.0% untuk periode triwulan kedua lalu.

Indeks diperkirakan antara support di 4100 dengan support-support berikutnya di 4080 dan 4060. Resistance sekaligus target untuk indeks terdapat di 4235.


Click here to download the full update (PDF)

Senin, 27 Agustus 2012

Morning Brief - 28 Agustus 2012

Market Preview


Minimnya perkembangan baru di Amerika, Eropa maupun Asia menyebabkan bursa Eropa dan Amerika cenderung bergerak dalam kisaran yang terbatas. Indeks Dow Jones berakhir dengan penurunan sebesar 0.25%, sedangkan indeks S&P ditutup melemah 0.05%. Indeks NASDAQ sebaliknya berhasil menguat tipis 0.11%.

Pasar saat ini tengah menantikan pertemuan para bankir dunia di Jackson Hole pada tanggal 31 Agustus mendatang dimana pada tahun 2010 lalu Ben Bernanke menyampaikan pidatonya yang menjadi awal dari babak kedua dari pelonggaran moneter yang dilakukan oleh Federal Reserve hingga saat ini.

Namun menurut beberapa analis, Bernanke kemungkinan akan menyampaikan kembali pernyataannya beberapa waktu lalu dimana dia mengatakan bahwa Fed siap untuk melakukan pelonggaran kembali apabila diperlukan. Pada pertemuan FOMC baru-baru ini mengindikasikan bahwa Federal Reserve akan menunggu hingga pertemuan mereka berikutnya di bulan September sebelum mengambil keputusan apakah akan dikeluarkan stimulus baru atau tidak.

Dari Eropa, bursa Inggris tutup sedangkan Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble akan bertemu dengan Pierre Moscovici, menkeu Perancis untuk membahas mengenai kerjasama antara keduanya seputar penyatuan perbankan dan fiskal serta moneter di Eropa. Data yang dirilis di Jerman kemarin menunjukkan bahwa indeks iklim bisnis di Jerman turun untuk keempat kalinya berturut-turut di bulan Agustus sejak Maret 2010.

Pergerakan Jakarta Composite Index hari ini diperkirakan masih akan sebatas antara 4100 hingga 4150 dengan potensi penguatan lebih lanjut hingga 4235. Di bawah 4100 indeks terancam kembali ke area support di sekitar 4060-4080.


Click here to download the full update (PDF)

Market Wrap - 27/08/2012

Market Review


Bermasalahnya sistem perdagangan di bursa berdampak pada tipisnya volume perdagangan yang terjadi pada hari Senin ini. Meskipun sepi, Jakarta Composite Index masih berhasil bertahan di zona hijau dan ditutup naik tipis 0.48 poin atau 0.01%. Dua indeks acuan lainnya berakhir mixed: LQ-45 turun tipis 0.05 poin atau 0.01% sedangkan IDX30 berakhir menguat tipis 0.11 poin atau 0.03%.

Di tingkat regional kondisi pasar juga cenderung mixed. Indeks Nikkei menguat 0.16% sedangkan indeks Hang Seng dan KOSPI berakhir turun masing-masing 0.41% dan 0.1%.

Tiga diantara sepuluh sektor yang ada berakhir negatif dengan penurunan terbesar terjadi di sektor infrastruktur (-0.69%) sedangkan sektor industri dasar berakhir turun 0.53%. Sektor properti juga berakhir melemah tipis yaitu sebesar 0.03%. Sebaliknya, sektor pertanian menjadi sektor terbaik dengan kenaikan sebesar 0.51%, disusul oleh sektor aneka industri (+0.43%) dan sektor keuangan (+0.27%).

Penurunan pada hari ini dialami oleh 103 saham sedangkan 98 saham berhasil menguat.Sisanya sebanyak 102 saham berakhir stagnan. Pihak asing mencatatkan net buy senilai 10.79 miliar.

Menjelang sesi perdagangan di New York, saham-saham Amerika diperkirakan menguat terbatas dengan adanya isu bakal dikeluarkannya stimulus oleh bank sentral di Amerika yaitu Federal Reserve. Penegasan kembali dukungan Kanselir Jerman Angela Merkel terhadap Yunani juga dianggap sebagai katalis positif.

Di antara sepuluh saham terekomendasi, kenaikan terbesar dicatat oleh SMCB yang menguat 0.93% sementara KLBF menanjak 0.64%. Penurunan terbesar dialami oleh CPIN (-1.69%) sedangkan DILD melemah 1.61% dan BBKP turun 1.52%.

Hari Selasa mendatang diperkirakan indeks akan kembali menantikan normalnya sistem perdagangan di bursa. Namun, optimisme terhadap prospek dikeluarkannya stimulus di Amerika juga akan menjadi faktor pendukung kenaikan indeks lebih lanjut.


Jumat, 24 Agustus 2012

Morning Brief - 27 Agustus 2012

Market Preview


Setelah sempat berakhir melemah pada hari Kamis, bursa saham di Eropa dan Amerika berbalik menguat pada hari Jumat. Indeks Dow Jones menanjak 100.51 poin atau 0.77%, sementara indeks S&P 500 dan NASDAQ bergerak naik 0.65% dan 0.54%.

Kenaikan pada Jumat malam dipicu oleh pernyataan dari Ben Bernanke yang menekankan kembali bahwa Federal Reserve akan mengakomodasi perekonomian Amerika apabila diperlukan. Dari pernyataan FOMC sebelumnya diindikasikan bahwa Fed akan menunggu hingga pertemuan berikutnya untuk meninjau kembali data-data ekonomi Amerika sebelum memutuskan untuk mengeluarkan stimulus baru.

Di Eropa, perhatian pasar akan tertuju pada tanggal 12 September mendatang dimana Pengadilan Konstitusi Jerman akan menentukan sikapnya terhadap proposal yang diajukan oleh ECB seputar rencana pembelian obligasi Eropa. Tanggal 6 September mendatang juga presiden ECB Mario Draghi akan mengadakan konferensi pers namun dengan keputusan akhir sepertinya sangat ditentukan oleh pihak Jerman, maka diperkirakan tidak akan ada pernyataan yang signifikan pada tanggal 6 September mendatang.

Kunjungan PM Antonis Samaras ke Jerman menghasilkan dukungan dari Kanselir Jerman Angela Merkel yang mengatakan bahwa Jerman akan mendukung pemerintah Yunani dalam upayanya menyelesaikan krisis fiskal, berlawanan dengan opini berbagai kritisi yang memperkirakan bakal keluarnya Yunani dari euro. Menurut Merkel, semua persyaratan yang harus dipenuhi oleh Yunani tetap berlaku dan adalah tujuan dari program austerity ini untuk membantu Yunani keluar dari krisis yang terjadi. Memenuhi komitmen dan ekspektasi dari program ini akan mengembalikan kepercayaan pasar di zona euro. Sementara itu, presiden Prancis Francois Hollande juga sepakat dengan pendekatan Jerman  pada Yunani. Bulan mendatang para kreditur internasional akan mengeluarkan laporannya guna mengevaluasi kelayakan Yunani untuk menerima bantuan tambahan untuk memenuhi target ekonominya. Beberapa alternatif yang muncul antara lain memberikan pinjaman lebih awal untuk mengatasi masalah likuiditas, menurunkan suku bunga atau memperpanjang jatuh temponya pinjamanatau melakukan penghapusan utang untuk kedua kalinya. Utang yang dimaksud adalah obligasi yang dimiliki oleh institusi publik seperti ECB.

Menanggapi pernyataan dari anggota partai Angela Merkel yang mengatakan bahwa keluarnya Yunani dari euro tidak akan menjadi masalah bagi Eropa, Merkel mengatakan bahwa adalah tujuan dari pemerintah Jerman untuk mempertahankan Yunani sebagai bagian dari zona euro.

Positifnya perdagangan di bursa Eropa dan Amerika pada Jumat malam mengindikasikan bahwa bursa regional berpotensi untuk menanjak kembali pada awal pekan mendatang khususnya bursa lokal yang terpuruk pada hari Jumat lalu.

Target yang diincar oleh Jakarta Composite Index (JCI) pekan mendatang berada di 4235 dengan support terdekat di 4100, diikuti oleh 4080 dan 4050.


Click here to download the full update (PDF)

Market Wrap - 24/08/2012

Market Review


Mengikuti kinerja bursa Eropa dan Amerika semalam, bursa saham regional pada hari Jumat ini ditutup melemah. Jakarta Composite Index (JCI) berakhir melemah 0.41%, LQ-45 dan IDX30 masing-masing tergelincir 0.68% dan 0.79% sementara di tingkat regional indeks Nikkei, Hang Seng dan KOSPI masing-masing terpuruk 1.17%, 1.25% dan 1.17%.

Sektor barang konsumsi menjadi sektor terbaik dengan kenaikan 0.49% disusul oleh sektor aneka industri (+0.35%) dan sektor pertanian (+0.11%). Di sisi lain, sektor industri memberikan kinerja terburuk (-1.15%) diikuti sektor pertambangan (-0.98%) dan sektor keuangan (-0.61%).

Penurunan hari Jumat ini didukung oleh 134 saham, sebaliknya 100 saham berakhir menguat dan 102 lainnya berakhir stagnan. Pergerakan hari ini berkisar antara 4125 dan 4155 dengan pihak asing mencatatkan net sell senilai 203.07 miliar. Frekuensi transaksi hari Jumat ini menurun dibandingkan hari Kamis dan hal ini mengindikasikan sepinya transaksi yang terjadi setelah liburan panjang bursa.

Terpuruknya bursa domestik hari ini membawa enam saham terekomendasi ke zona merah. Kinerja terburuk dialami oleh SMCB yang melemah 1.82%, sementara BMRI dan CPIN melemah 1.8% dan 1.67%. Satu-satunya yang menguat adalah DILD yang naik 1.64%. TRIM, ESSA dan KLBF berakhir stagnan.

Pekan mendatang transaksi diperkirakan kembali berada pada tingkat volume yang normal, namun beberapa isu dari Amerika, Eropa dan Asia terutama China diprediksi akan terus membayangi indeks. Kinerja bursa Eropa dan Amerika malam ini akan memberikan indikasi arah pergerakan indeks pada pekan mendatang.


Kamis, 23 Agustus 2012

Morning Brief - 24 Agustus 2012

Market Preview


Bursa saham di Amerika cenderung berakhir melemah pada hari Kamis setelah pasar kembali mulai meragukan akan adanya resolusi krisis di Eropa, terutama di Yunani dan Spanyol. Data ekonomi dari China juga berdampak negatif bagi sentimen pasar. Sementara itu dari pihak Federal Reserve terdapat dua pernyataan yang berlawanan implikasinya dari dua orang gubernur bank Federal Reserve.

Indeks Dow Jones ditutup melemah 0.88%, sedangkan indeks S&P 500 berakhir melemah 0.81% dan indeks NASDAQ juga ditutup turun 0.66%. Kinerja bursa Eropa juga cenderung mixed dengan indeks FTSE berakhir naik tipis 0.04% sedangkan indeks DAX terpuruk 0.97%. Sebelumnya di Asia, indeks regional berhasil mencatatkan kenaikan dengan indeks Nikkei, Hang Seng dan KOSPI semuanya berhasil menguat. Namun, kinerja regional tidak dapat diikuti oleh kinerja lokal dimana Jakarta Composite Index hanya mampu menguat tipis 0.05% sedangkan indeks LQ-45 dan IDX30 justru melemah.

Melemahnya sentimen pada Kamis malam dipicu oleh beberapa faktor.

Di Eropa, Uni Eropa menyatakan bahwa program bantuan untuk perbankan Spanyol tetap berlanjut meskipun dari pihak Spanyol belum diterima adanya permintaan program bailout penuh. Sebelumnya, Standard & Poor’s menyatakan bahwa dengan adanya program bailout penuh, Spanyol akan diuntungkan dalam upayanya melakukan reformasi fiskal. Menteri Keuangan Jerman juga menambah sentimen negatif dengan mengatakan bahwa memberikan waktu tambahan bagi Yunani untuk memenuhi kewajibannya tidak akan menyelesaikan masalah negara itu namun justru akan meningkatkan biaya bagi para krediturnya. Pekan ini PM Yunani  Antonis Samaras melakukan kunjungan ke Jerman dan Perancis untuk meminta adanya penambahan waktu bagi Yunani dalam melaksanakan program reformasinya.

Di China, data awal PMI untuk sektor manufaktur menunjukkan tercatat 47.8 di bulan Agustus. Jika nantinya data resmi juga menunjukkan hal yang sama, maka angka ini akan menjadi yang terkecil sejak November lalu dan merupakan yang kesepuluh kalinya berturut-turut data ini berada di bawah 50. Angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi aktivitas manufaktur sementara di atas 50 menunjukkan adanya ekspansi pada sektor manufaktur. Pasar masih akan menantikan langkah lain dari pemerintah China setelah baru-baru ini menerbitkan reverse-repurchase agreement dengan jangka waktu 7 hingga 14 hari sehingga likuiditas yuan bertambah 220 miliar. Dua instrumen lain yang umumnya digunakan adalah rasio persyaratan cadangan perbankan (reserve requirement ratio) dan suku bunga.

Dari Federal Reserve, pimpinan Federal Reserve untuk St. Louis yaitu James Bullard mengatakan bahwa berita acara FOMC yang baru-baru ini dirilis sudah tidak lagi relevan karena dalam sebulan terakhir ini indikator-indikator ekonomi Amerika telah menunjukkan perkembangan positif. Bullard cenderung menentang adanya paket stimulus tambahan guna memacu kembali laju pertumbuhan ekonomi Amerika. Sebaliknya, dari Beijing Presiden Federal Reserve untuk Chicago yaitu Charles Evans mengatakan bahwa dengan melonggarkan kebijakan moneter, Federal Reserve akan mendukung pula pertumbuhan ekonomi di dunia termasuk China. Berbeda dengan Bullard, Evans merupakan salah satu pendukung dikeluarkannya paket stimulus baru untuk menopang perekonomian Amerika yang tengah lesu. Data ekonomi yang dirilis pada hari Kamis adalah pembelian rumah baru di Amerika yang dilaporkan naik 3.6% dari tahun lalu menjadi 372,000, lebih baik dari ekspektasi kenaikan 365,000. Data lain adalah jobless claims yang dilaporkan naik menjadi 372,000, lebih buruk dari prediksi yaitu 365,000.

Lesunya perdagangan di bursa Amerika dan Eropa pada hari Kamis berpotensi pula menyeret bursa Asia pada hari Jumat ini ke area negatif. Indeks regional yang mengalami kenaikan pada hari Kamis berpotensi terkoreksi sementara kenaikan yang tidak mampu dipertahankan oleh JCI kemarin diperkirakan akan berlanjut dengan penurunan pada hari terakhir pekan ini.

Support untuk JCI hari Jumat ini tetap berada di 4060 dan 4080 dengan yang terdekat di 4150. Resistance tetap berada di 4234.7 dan juga level 4200 diperkirakan juga tidak akan mudah untuk dilalui.


Click here to download the full update (PDF)

Market Wrap - 23/08/2012

Market Review


Meskipun indeks regional berhasil menguat dan bertahan di zona hijau, indeks domestik berakhir mixed dengan Jakarta Composite Index ditutup naik 0.05%, indeks LQ-45 dan IDX 30 sebaliknya turun masing-masing 0.06% dan 0.16%.

Sebanyak 136 saham mencatatkan kenaikan, 99 lainnya melemah dan 101 saham stagnan. Posisi asing masih pada net buy dengan jumlah 142.57 miliar sementara dari 10 sektor yang ada, dua sektor melemah yaitu sektor manufaktur (-0.5%) dan sektor aneka industri (-2.53%). Sektor terbaik pada hari ini adalah sektor industri dasar (+0.8%), diikuti oleh sektor pertanian (+0.66%), dan sektor keuangan (+0.41%).

Setelah ditutup untuk peringatan Idul Fitri, perdagangan masih belum marak. Sementara itu, indeks regional masih ditopang oleh pernyataan FOMC lewat berita acara pertemuan terakhir mereka dimana disebutkan bahwa para anggota dewan FOMC semakin cenderung mendukung dikeluarkannya program stimulus tambahan untuk memacu kembali perekonomian Amerika yang tak kunjung menunjukkan perkembangan positif secara signifikan.

Faktor lain adalah dikeluarkannya kebijakan dari bank sentral China yang menambah persediaan 220 miliar yuan di pasar guna melonggarkan kondisi moneter setelah beberapa data ekonomi China menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi masih berlanjut. Hal ini dilakukan oleh China lewat instrument perjanjian reverse-repurchase untuk jangka waktu tujuh hingga 14 hari.

Di Eropa, bayang-bayang krisis masih menghantui para investor dengan sulitnya tercapainya kesepakatan antara pemerintah pusat dan daerah di Spanyol seputar program austerity yang diterapkan disana. Dikhawatirkan Spanyol nantinya akan memerlukan bailout penuh guna menyelesaikan masalah fiskal yang dihadapinya. Meskipun demikian, dari lembaga peringkat Standard and Poor’s mengatakan bahwa jika terjadi demikian justru akan berdampak positif bagi Spanyol dan tidak akan berpengaruh signifikan terhadap peringkat utang Spanyol.

Dari sembilan saham yang terekomendasi, kenaikan terbesar dialami oleh ESSA yang naik 3.09%. Sisanya sebanyak delapan saham, empat diantaranya berakhir stagnan dan empat lainnya berakhir melemah dengan SMCB mencatatkan penurunan terbesar yaitu 2.65% diikuti oleh MNCN yang melemah 2.22% dan TRIM yang turun 1.64%.

Dua saham yang dimulai rekomendasinya hari ini juga berhasil mencapai entry pricenya. AKRA berakhir naik 2.76% sementara CPIN naik 0.84%. Di antara keduanya, CPIN yang masuk ke 10 saham terekomendasi untuk menggenapi jumlah totalnya menjadi 10 saham.

Ditutupnya indeks di 4162.66 meskipun sempat mencapai 4183.03 setidaknya masih menjaga peluang indeks untuk menanjak lebih lanjut ke 4234.7. Diperkirakan situasi perdagangan yang sepi akan mulai marak kembali awal pekan mendatang.


Kamis, 16 Agustus 2012

Market Wrap - 16/08/2012

Market Review


Terkecuali indeks Hang Seng yang melemah 0.45%, bursa regional cenderung berakhir menguat pada sesi perdagangan hari Kamis. Jakarta Composite Index melanjutkan kenaikannya sebesar 0.45%, sedangkan indeks LQ-45 dan IDX30 juga menguat sebesar 0.44% dan 0.52%. Di tingkat regional, indeks Nikkei menguat tajam 1.88% sedangkan indeks KOSPI hanya mampu menguat tipis sebesar 0.05%.

Sesi perdagangan terakhir pekan ini mencatatkan 119 saham menguat, 121 saham melemah sedangkan 112 lainnya stagnan. Posisi asing mencapai net buy senilai 133.38 miliar sedangkan tiga sektor berakhir melemah dengan dipimpin oleh sektor pertanian (-1.11%), sektor aneka industri (-0.8%) dan sektor properti (-0.76%). Sebaliknya, sektor infrastruktur menjadi sektor terbaik hari ini dengan kenaikan sebesar 2.36%. Dua sektor lainnya yang mencatat kenaikan kedua dan ketiga terbesar adalah sektor industri dasar (+0.86%) dan sektor keuangan (+0.61%).

Di antara sembilan saham yang terekomendasi, tiga saham berakhir positif dengan SMCB mencatat kenaikan terbesar yaitu 2.73% disusul oleh CLPI yang menguat 1.57% dan BMRI yang ditutup di 8350, naik 0.6%. BBKP dan TRIM stagnan di angka penutupan hari Rabu sedangkan penurunan terbesar dialami oleh MNCN (-2.17%), disusul oleh ESSA (-2.02%) dan DILD (-1.59%).

Harapan akan adanya stimulus moneter dari China menjadi katalis positif bagi sentimen pasar global. Pernyataan dari PM China Wen Jiabao diartikan sebagai sinyal bahwa pemerintah China dapat memangkas kembali suku bunga atau menurunkan level rasio kecukupan cadangan perbankan dalam waktu dekat.

Positifnya sentimen regional masih belum mampu mengangkat sentiment bursa Eropa menjelang pertengahan sesi perdagangan di Eropa, namun kontrak berjangka indeks saham Amerika saat ini tengah berada di zona positif meskipun hanya mengalami kenaikan tipis. Diperkirakan bursa Eropa dan Amerika malam ini akan berahir mixed dengan bias positif seiring dengan terbatasnya katalis positif di pasar.

Bursa Indonesia akan ditutup hingga dimulai lagi pada Kamis mendatang, namun apabila dilihat dari sisi teknikal kenaikan hari ini hingga mencapai 4163.77 cukup menjanjikan dan merupakan indikasi bahwa indeks masih berpotensi untuk melanjutkan penguatannya pekan mendatang hingga menuju resistance berikutnya di 4234.7.


Rabu, 15 Agustus 2012

Morning Brief - 16 Agustus 2012

Market Preview


Sesi perdagangan saham di New York kembali berakhir mixed dengan indeks Dow Jones ditutup melemah tipis 0.06% sementara indeks S&P dan NASDAQ berakhir menguat masing-masing 0.11% dan 0.46%. Sementara itu, di Eropa indeks FTSE dan DAX berakhir di zona merah setelah masing-masing mencatatkan penurunan 0.54% dan 0.4%.

Di sesi domestik Jakarta Composite Index (JCI) masih berhasil menguat 0.5%, demikian halnya dengan indeks LQ-45 dan IDX30 yang naik 0.77% dan 0.96%. Namun, dengan hari Kamis merupakan hari terakhir perdagangan di bursa sebelum dimulainya libur panjang, pergerakan hari ini kemungkinan akan terbatas dalam hal volume maupun volatilitasnya.

Data yang dirilis oleh Federal Reserve pada hari Rabu malam belum mampu memberikan dampak signifikan bagi pasar. Seperti dilaporkan oleh Federal Reserve, produksi pada pabrik, pertambangan dan infrastruktur lainnya meningkat 0.6% di bulan Juli lalu setelah pada bulan sebelumnya naik tipis 0.1%.

Sementara itu data lainnya menunjukkan bahwa biaya hidup dalam 12 bulan terakhir mengalami kenaikan paling kecil dalam dua tahun terakhir. Indeks harga konsumen Amerika stagnan di bulan Juli, namun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya CPI naik 1.4%. Sebelumnya, para analis memprediksikan CPI mengalami kenaikan sebesar 0.2%. Di luar komponen makanan dan bahan bakar, CPI naik 0.1%, juga di bawah ekspektasi pasar.

Data lainnya lagi mengindikasikan bahwa sentimen di antara perusahaan-perusahaan konstruksi perumahan menanjak ke level tertinggi dalam lima tahun terakhir. Indeks National Association of Home Builders/Wells Fargo naik ke level 37, lebih tinggi dari ekspektasi dan juga terbaik sejak Februari 2007 lalu. Walaupun membaik, angka di bawah 50 diartikan bahwa kondisi masih buruk.

Di China, PM Wen Jiabao pada hari Rabu mengatakan bahwa menurunnya tingkat inflasi memungkinkan adanya ruang ekstra bagi bank sentral China untuk melakukan penyesuaian pada kebijakan moneternya. Wen juga mengatakan bahwa ada perkembangan positif yang muncul dari perekonomian meskipun data yang dirilis beberapa waktu yang lalu menunjukkan bahwa perekonomian China terus mengalami perlambatan. China telah memangkas rasio kecukupan cadangan perbankan sebanyak tiga kali sejak November lalu dan telah menurunkan suku bunga di bulan Juni dan Juli dan dalam waktu yang sama mempercepat proses perijinan proyek-proyek investasi. Di antara tiga bank sentral utama dunia, PBOC diasumsikan yang paling berpotensi untuk mengambil langkah stimulus berikutnya melalui kebijakan moneternya. Federal Reserve diperkirakan masih akan tetap melakukan aksi wait-and-see, terutama karena akan adanya pemilu bulan November mendatang, sementara pihak ECB belum akan mengambil keputusan baru sebelum adanya pertemuan para pemimpin di Eropa bulan mendatang. Saat ini para pemimpin Eropa masih menjalani masa liburannya.

Rentang pergerakan harga tetap diprediksi berada antara 4080 dan 4150 hari Kamis ini.


Click here to download the full update (PDF)

Market Wrap - 15/08/2012

Market Review


Sebanyak 105 saham berakhir menguat pada sesi perdagangan hari Rabu sementara 138 saham lainnya berakhir melemah dan 97 sisanya berakhir stagnan. Pergerakan Jakarta Composite Index (JCI) pada hari ini sempat mengalami penurunan hingga 4103.12 namun menjelang penutupan sesi kedua berhasil menguat hingga sempat mencapai 4142.24 dan ditutup di 4141.99. Pihak asing masih mencatatkan posisi net buy sejumlah 315.69 miliar. Dua indeks acuan lainnya yaitu LQ-45 dan IDX30 masing-masing berakhir 0.77% dan 0.96%.

Di tingkat regional, indeks Nikkei dan Hang Seng sebaliknya berakhir melemah masing-masing 0.05% dan 1.18%. Indeks KOSPI stagnan karena tidak ada perdagangan di bursa Korea pada hari ini.

Dua diantara sepuluh sektor yang ada berakhir melemah dengan sektor pertambangan berakhir turun 1.05% dan indeks sektor pertanian melemah 0.7%. Sektor terbaik hari ini adalah sektor infrastruktur (+1.69%), disusul oleh sektor industri dasar (+1.6%) dan sektor aneka industri (+1.49%).

Setelah berkali-kali tertekan oleh aksi jual, LSIP akhirnya mencapai level stopnya di bawah 2700. Ditutup dengan gains 11.46% (entry price di 2400), rekomendasi ini sebelumnya sempat mencapai target tertinggi di 2950.

Kinerja terbaik dicapai oleh KLBF yang menguat 2.58% sementara DILD mencatatkan kenaikan 1.61%. Dua saham lainnya yang berakhir melemah selain LSIP adalah CLPI (-1.55%) dan ESSA (-1%).

Walaupun indeks menguat 20.43 poin hari ini, pergerakan hari ini tidak jauh berbeda dengan pergerakan-pergerakan sebelumnya. Baik resistance di 4150 dan support di 4080 tetap bertahan selama fase konsolidasi yang tengah berlangsung saat ini belum berakhir. Level support dan resistance ini diperkirakan masih bertahan pada sesi perdagangan terakhir hari Kamis besok.

Menjelang sesi perdagangan di New York, kontrak berjangka indeks S&P bergerak di zona negatif, menandakan adanya potensi terjadi penurunan pada sesi perdagangan malam nanti.


Selasa, 14 Agustus 2012

Morning Brief - 15 Agustus 2012

Market Preview

Setelah sempat menguat akibat dirilisnya data penjualan ritel yang melampaui ekspektasi pasar dan juga karena data pertumbuhan ekonomi Jerman yang dilaporkan lebih baik dari ekspektasi, indeks saham utama di Amerika akhirnya berakhir mixed. Indeks Dow Jones ditutup naik tipis 0.02%, sebaliknya indeks S&P 500 dan NASDAQ berakhir melemah tipis 0.01% dan 0.18%.

Data penjualan ritel Amerika pada bulan Juli dilaporkan naik 0.8%, pertama kalinya sejak empat bulan berturut-turut sebelumnya. Di bulan Juni penjualan ritel dilaporkan turun 0.7% dan melebihi ekspektasi para analis yang memprediksikan penjualan ritel menguat 0.3%. Data indeks harga produsen (PPI) juga dirilis pada Selasa malam. PPI yang di bulan Juni naik 0.1% dilaporkan mengalami akselerasi di bulan Juli menjadi 0.3%, melebihi prediksi para analis yang berada di 0.2%. Di luar komponen makanan dan bahan bakar, PPI naik 0.4%, terbesar sejak Januari.

Walaupun indeks saham Amerika berakhir mixed, indeks saham di Eropa berhasil mencatatkan kenaikan. Indeks FTSE 100 dan DAX 30 masing-masing menguat 0.56% dan 0.94% setelah Kantor Statistik Pemerintah Jerman merilis data GDP Jerman untuk triwulan kedua yang menguat 0.3% di triwulan kedua dari triwulan pertama. Angka ini lebih baik daripada ekspektasi para analis yaitu 0.2%. Masih di Eropa, angka pertumbuhan ekonomi Prancis juga dirilis lebih baik dari ekspektasi. GDP di triwulan kedua dilaporkan stagnan meskipun estimasi para analis memperkirakan GDP turun 0.1%.

Semakin mendekati liburan, perdagangan di bursa lokal diperkirakan akan makin menipis sehingga untuk prediksi rentang pergerakan harga tetap berada di angka 4080 hingga 4150. Faktor stimulus dari bank sentral tetap akan menjadi tema utama perdagangan saham dalam beberapa waktu mendatang.

Click here to download the full update (PDF)

Market Wrap - 14/08/2012

Market Review


Jakarta Composite Index (JCI) berakhir menguat 19.03 poin atau 0.46% di 4121.56 sedangkan indeks LQ-45 dan IDX30 menguat masing-masing 0.56% dan 0.52%. Aksi bargain hunting disertai posisi net buy asing yang cukup kuat berhasil menopang kinerja indeks domestik yang sempat terkoreksi pada Senin kemarin.

Di tingkat regional, ketiga indeks acuan Asia yaitu Nikkei, Hang Seng dan KOSPI semuanya berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 0.5%, 1.05% dan 1.27%.

Dari sepuluh sektor yang ditransaksikan, sektor pertanian menjadi satu-satunya sektor yang berakhir melemah yaitu sebesar 0.27%. Sembilan sektor lainnya berakhir menguat dengan dipimpin oleh sektor aneka industri yang naik 1.02%, diikuti oleh sektor industri dasar yang naik 0.99%, dan sektor manufaktur yang menanjak 0.93%.

Di antara sepuluh saham terekomendasi kenaikan terbesar dicatatkan oleh MNCN yaitu sebesar 2.22% sementara DILD dan BMRI menguat masing-masing 1.64% dan 0.61%. Dua saham yang berakhir melemah hari ini adalah CLPI (-0.51%) dan SMCB (-0.9%). Sisanya sebanyak lima saham berakhir stagnan, yaitu BBKP, TRIM, LSIP, KLBF, dan ESSA.

Rentang pergerakan JCI pada hari Selasa ini berada di antara 4122.66 hingga 4086.34 sehingga masih berada dalam kisaran yang diprediksi sebelumnya yaitu antara 4080 hingga 4150. Untuk sesi perdagangan hari Rabu juga diperkirakan indeks akan bergerak dalam kisaran yang sama meskipun volume diperkirakan cenderung semakin menurun menjelang liburan panjang bursa.

Di Eropa data pertumbuhan ekonomi Jerman dilaporkan naik 0.3% di triwulan kedua dari triwulan pertama saat perekonomian Jerman tumbuh 0.5%. Angka ini berhasil melampaui ekspektasi para analis yang sebelumnya memprediksikan GDP Jerman tumbuh 0.2%. Lain halnya di Prancis, GDP dilaporkan stagnan di triwulan kedua, namun hasil ini masih lebih baik daripada ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan terjadi penurunan sebesar 0.1% pada perekonomian Prancis.

Menjelang sesi perdagangan saham di Amerika, kontrak berjangka indeks S&P saat ini masih bergerak di kisaran positif dan ini menandakan adanya potensi penguatan pada indeks-indeks acuan Amerika setelah kemarin cenderung berakhir melemah.

Pasar akan menantikan dirilisnya data penjualan ritel di Amerika yang diprediksi membaik di bulan Juli setelah selama empat bulan berturut-turut mengalami penurunan. Bulan Juni lalu penjualan ritel turun 0.5% dan untuk bulan Juli diprediksi penjualan ritel akan mencatatkan kenaikan sebesar 0.3%. Data lainnya yang akan dirilis adalah indeks harga produsen yang diperkirakan akan menunjukkan penguatan pada periode Juli lalu.


Senin, 13 Agustus 2012

Morning Brief - 14 Agustus 2012

Market Preview


Data ekonomi yang kurang memuaskan, penurunan harga komoditas dan juga stagnannya perkembangan penyelesaian krisis fiskal di Eropa serta aksi profit-taking menjelang liburan mendatang menjadi faktor-faktor yang menekan kinerja indeks saham global pada awal pekan ini.

Seluruh indeks acuan dalam negeri melemah seiring dengan juga melemahnya indeks saham regional seperti Nikkei, Hang Seng dan KOSPI. Sementara itu di Eropa, baik indeks FTSE maupun DAX juga turut melemah akibat minimnya katalis positif yang ada.

Demikian pula dengan indeks Dow Jones yang melemah 0.29% serta indeks S&P 500 yang turun 0.13%. Hanya indeks NASDAQ yang berhasil mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0.05% pada sesi perdagangan hari Senin.

Data pertumbuhan ekonomi yang baru-baru ini dirilis oleh Jepang menunjukkan bahwa tak hanya China, Eropa dan Amerika yang tengah dilanda perlambatan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan, namun Jepang pun turut dilanda perlambatan setelah pertumbuhan ekonomi di triwulan kedua melambat menjadi 1.4%, jauh dari perkiraan para analis yang memprediksikan angka pertumbuhan sebesar 2.3%.

Harga-harga komoditi yang sebelumnya melesat karena adanya spekulasi dikeluarkannya stimulus oleh berbagai bank sentral dunia akhirnya juga terkoreksi. Khusus untuk komoditi pertanian, terjadinya kekeringan yang tengah melanda Amerika turut memicu kenaikan harga-harga komoditi pertanian.

Saham BUMI terpukul 6.2% pada perdagangan Senin kemarin setelah UBS AG menurunkan rekomendasinya terhadap saham emiten batubara ini dari BUY menjadi SELL dengan target harga saat ini di Rp.800. Di sisi lain, Standard and Poor’s juga menurunkan peringkat kredit BUMI dari BB menjadi BB- dengan outlook negatif. Menurut S&P, dalam 12 bulan mendatang, diperkirakan kinerja keuangan BUMI akan tetap tertekan terutama akibat tingkat produksi dan profitabilitas perseroan yang berada di bawah ekspektasi yang berdampak pada arus kas BUMI dalam 18 bulan mendatang. Absennya pengurangan utang yang signifikan dalam hal jumlah dan waktu juga menjadi faktor negatif bagi outlook kredit BUMI. Menurut S&P, outlook ini dapat direvisi naik apabila struktur kapital dan arus kas perseroan membaik secara signifikan, seperti apabila utang perseroan sebesar US$500 juta dapat dilunasi dan juga perseroan dapat mencapai tingkat produksi dan profitabilitas yang melampaui ekspektasi S&P.

BUMI yang memproduksi batubara juga terkena imbas dari faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi di China yang diasumsikan berdampak negatif terhadap permintaan batubara.

Memasuki sesi perdagangan hari Selasa, lemahnya kinerja bursa global pada hari Senin diprediksi akan berlanjut mengingat minimnya katalis positif baik dari dalam maupun luar negeri. Indeks diperkirakan bergerak antara 4080-4150 dengan potensi melemah hingga 4060 apabila support di 4080 gagal bertahan. Di sisi resistance, kenaikan melewati 4150 tetap diperkirakan sulit tercapai saat ini, namun apabila dapat terlewati maka indeks diperkirakan akan melaju menuju resistance berikutnya di 4234.7.


JPRS Perluas Pabrik, Target Rp 600


INILAH.COM, Jakarta – PT Jaya Pari Steel (JPRS) ditargetkan akan menuju level Rp600 per lembarnya. Hal ini akan terealisasi setelah rampungnya pembangunan lini produksi tambahan pada pabrik JPRS.

Meski laba JPRS pada pertengahan 2012 ini mengalami penurunan sebesar 87%, jika dibandingkan laba pada periode sama pada tahun lalu, namun salah satu pengamat pasar mengungkapkan bahwa penurunan laba ini sebagai dampak dari penurunan volume penjualan baja akibat pembangunan lini produksi tambahan pada pabrik JPRS.

Dengan pembangunan ini, kemampuan produksi JPRS sementara menurun dari awal 2012 lalu. Namun jika pembangunan ini rampung diselesaikan pada akhir kuartal ketiga tahun ini, maka kapasitas produksi JPRS akan meningkat sedikitnya 85% dari kapasitas sebelumnya yang mencapai sekitar 60 ribu ton per tahun.

Penambahan lini produksi ini dilakukan korporasi mengingat akan proyeksi pertumbuhan permintaan produk baja dalam negeri yang akan naik sebesar 30%. Meskipun selama ini JPRS hanya melayani permintaan produk baja untuk pasar dalam negeri, namun tidak menutup kemungkinan JPRS akan mencoba untuk mengekspor produknya.

Menurut salah satu manajemen atas JPRS, mereka akan mencoba untuk menyesuaikan kualitas produk bajanya dengan permintaan pasar dari luar negeri sebelum mencoba mengekspor produknya.

Menurut salah satu pengamat, harga saham JPRS akan menyentuh level Rp 600 dengan pertimbangan PER yang masih jauh di bawah para pesaingnya dan rata-rata pasar.

Pada perdagangan Jumat (10/8/2012) akhir pekan lalu, JPRS diperdagangkan senilai Rp 824.89 juta dan ditutup menguat pada level Rp 380 atau naik 15 poin (4,11%). [ast]

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1893370/jprs-perluas-pabrik-target-rp-600

BEI Suspensi Waran Buana Listya Tama


INILAH.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan waran PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) di pasar tunai dan pasar reguler pada Senin (13/8/2012) sesi pertama perdagangan saham.

Hal itu disampaikan Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Riil BEI I Gede Nyoman Yetna dan Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa BEI Umi Kulsum, dalam keterbukaan informasi ke BEI, Senin, hari ini. Suspensi tersebut dilakukan mengingat ketentuan II.6.4 peraturan pencatatan Nomor:I-H tentang sanksi.

Bursa melakukan suspensi apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan,perusahaan tercatat tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan dan perusahaan tercatat telah menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda seperti tertulis dalam ketentuan II.6.2 dan II.6.3.

Selain itu, bursa telah melakukan penghentian sementara perdagangan efek beberapa perusahaan tercatat yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan tahun 2012 antara lain PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) dan PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB). BEI juga memperpanjang suspensi perdagangan efek PT Davomas Abadi Tbk (DAVO), PT Mitra International Resources Tbk (MIRA), dan PT Panca Wiratama Saksi Tbk (PWSI). [ast]

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1893724/bei-suspensi-waran-buana-listya-tama

SCMA Anggarkan Capex Rp50M untuk Siaran Digital


INILAH.COM, Jakarta - PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) akan menganggarkan belanja modal sekitar Rp50 miliar-Rp60 miliar pada tahap pertama untuk persiapan siaran digital.

Hal itu disampaikan Sekretaris Perusahaan PT Surya Citra Media Tbk Hardianto Saroso, kepada INILAH.COM, akhir pekan ini. "Belanja modal untuk tv digintal ada lima tahap. Pada tahap pertama kami menganggarkan dana sekitar Rp50 miliar-Rp60 miliar. Persiapan tv digital akan mulai pada September 2012," tutur Hardianto.

Lebih lanjut ia mengatakan, dana persiapan tv digital tersebut akan didapatkan dana operasional. Saat ditanya mengenai rencana stock split, Hardianto mengatakan, rencana stock split masih menunggu persetujuan pemegang saham pada 5 September 2012. Stock split tersebut dilakukan agar saham lebih likuid. Perseroan akan melakukan stock split dengan rasio 1:5. Pihaknya juga mengharapkan belanja iklan pada semester kedua 2012. Hal itu dikarenakan program Ramadhan perseroan cukup baik dan liga Champion.

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1893577/scma-anggarkan-capex-rp50m-untuk-siaran-digital

Laba Bersih ITMG H1 Naik 20%


INILAH.COM, Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan naik 20,16% menjadi US$246,74 juta pada semester pertama 2012 dari periode yang periode yang sama 2011 sebesar US$205,33 juta.

Penjualan bersih perseroan naik 24,12% menjadi US$1,20 miliar YoY dari US$970,31 juta. Harga pokok penjualan perseroan naik menjadi US$798,16 juta YoY dari US$629,46 juta.

Laba kotor perseroan naik menjadi US$406,19 juta pada paruh pertama 2012 dari periode yang sama 2011 sebesar US$340,84 juta. Demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/8/2012).

Beban penjualan perseroan naik menjadi US$66,84 juta YoY dari US$39,83 juta. Laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan naik menjadi 0,22 pada semester pertama 2012 dari semester pertama 2011 sebesar 0,18.

Sementara total liabilitas perseroan turun dari US$497,67 juta pada 31 Desember 2011 menjadi US$493,86 juta pada 30 Juni 2012. Ekuitas perseroan turun menjadi US$1,02 miliar pada 30 Juni 2012 dari 31 Desember 2011 sebesar US$1,08 miliar. Kas perseroan turun menjadi US$531,96 juta pada 30 Juni 2012 dari 31 Desember 2011 sebesar US$612,41 juta. [ast]

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1893746/laba-bersih-itmg-h1-naik-20

BEI Kaji Delisting Saham RINA Secara Paksa


INILAH.COM, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang mengkaji untuk melakukan delisting terhadap saham PT Renewable Power Indonesia Tbk (RINA) secara paksa (forced delisting).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen mengatakan, pihaknya mengkaji delisting saham RINA yang dulu bernama PT Katarina Utama Tbk. Sebab perseroan tidak pernah membukukan laba sejak 2010. Sanksi delisting lebih dekat diarahkan kepada RINA bila dibandingkan dengan emiten yang terkena sanksi suspensi panjang seperti PT Surya Intrindo Makmur Tbk (SIMM) dan PT Panca Wiratama Sakti Tbk.

"Saham RINA lagi dikaji untuk didelisting sebab emiten ini sudah tidak memiliki pendapatan lagi. Untuk yang lain (yang juga terkena sanksi suspensi berkepanjangan) semisal SIMM masih ada pendapatannya," kata Hoesen pada akhir pekan lalu.

Manajemen RINA tidak membukukan pendapatan dan hanya beban usaha dan beban administrasi bank pada 2010. Pada kuartal kedua 2012, RINA membukukan rugi bersih sebesar 47,2 juta atau sedikit lebih baik bila di bandingkan dengan periode yang sama di 2011 yang mencetak kerugian sebesar 4,1 miliar. Namun, rugi bersih di 2011 sudah mencapai Rp 37,8 miliar, dan rugi bersih setahun sebelumnya Rp 77,53 miliar.

Sejak 18 Juli 2012, manajemen RINA telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Luar Biasa (RUPSLB) dan melakukan pergantian nama perusahaan serta pergantian kepemimpinan perusahaan. Saham RINA telah dihentikan sementara perdagangan saham sejak 1 September 2010.

Lebih lanjut Hoesen mengatakan, pihaknya telah meminta perkembangan restruktrisasi PT Surya Intrindo Makmur Tbk (SIMM). Hingga kini belum ada perkembangan restrukrisasi PT Surya Intrindo Makmur Tbk."Mereka memang agak lambat untuk perkembangan restrukrisasinya," ujar Hoesen.[hid]

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1893799/bei-kaji-delisting-saham-rina-secara-paksa

Ekspansi, PT Adi Sarana Armada Lepas 30% Saham


INILAH.COM, Jakarta - PT Adi Sarana Armada (ASSA) akan melepas 30% saham ke publik. Dana hasil penawaran umum saham perdana tersebut digunakan untuk ekspansi usaha dan membayar utang.

Hal itu disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hoesen saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/8/2012). "Target ASSA di atas 30% termasuk pelepasan employee stock. Mereka memakai buku laporan keuangan Juni 2012 untuk melakukan penawaran umum saham perdana," kata Hoesen.

Lebih lanjut ia mengatakan, dana hasil penawaran umum saham perdana digunakan untuk ekspansi usaha dan bayar utang. PT Adi Sarana Armada merupakan perusahaan bergerak di sektor tranportasi khususnya rental kendaraan.

Dalam penawaran umum saham perdana tersebut, perseroan telah menunjuk PT Bahana Securities dan PT Buana Capital untuk melakukan penawaran umum saham perdana. Kemungkinan perseroan dapat mencatatkan saham perdana pada Oktober 2012. [hid]

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1893929/ekspansi-pt-adi-sarana-armada-lepas-30-saham

UNTR Beli Saham PT Borneo Berkat Makmur US$51 Juta


INILAH.COM, Jakarta - PT United Tractor Tbk (UNTR) melalui anak usahanya PT Tuah Turangga Agung telah menandatangai perjanjian pembelian saham bersyarat mengambil 100% saham PT Borneo Berkat Makmur senilai US$51 juta.

Hal itu disampaikan Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk, Sara Lubis dalam keterbukaan informasi ke BEI, Senin (13/8/2012). Adapun PT Borneo Berkat Makmur merupakan pemegang dan pemilik 60% dari seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh dalam PT Piranti Jaya Utama memiliki konsensi pertambangan batu bara di Kalimantan Tengah.

Luas areal lahan 4.800 hektar. Adapun penyelesaian transaksi tersebut tergantung kepada dipenuhinya seluruh kondisi prasyarat yang ditentukan dalam perjanjian dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait antara lain dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas.

Sara menuturkan, transaksi tersebut bukan merupakan transaksi material sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam-LK Nomor IX.E.2 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha. Hal itu mengingat nilai dari transaksi tersebut di bawah batas nilai transaksi yang diatur dalam peraturan Nomor IX.E.2. [hid]

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1893954/untr-beli-saham-pt-borneo-berkat-makmur-us51-juta

Strategi Baru, GTBO Bidik Penjualan 3 Juta Ton


INILAH.COM, Jakarta - PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) optimistis menargetkan penjualan hingga 3 juta ton batu bara pada semester dua 2012 melalui mekanisme transaksi baru perseroan.

"Untuk target semester dua 2012 kami (GTBO) menargetkan penjualan tambang batu bara mencapai 2,7 juta sampai 3 juta ton," kata Komisaris PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO), Pardeep Dhir saat ditemui Strategi Baru, GTBO Bidik Penjualan 3 Juta Ton di Jakarta, Senin (13/8/2012).

Pada penjualan semester satu atau per Juni 2012, GTBO berhasil meraih total penjualan 4,2 juta ton batu bara. Sebesar 3 juta ton penjualan didapat dari mekanisme pembelian langsung batu bara oleh para pembeli.

"Ini mekanisme pertama kali bagi buyer (pembeli) bisa melakukan transaksi pembayaran secara langsung untuk pembelian (penambangan) tahun berikutnya, sehingga penjualan bertambah," jelasnya.

Total penjualan tersebut meningkat karena diterapkannya mekanisme baru perusahaan dalam proses penjualan dalam penambangan batu bara.

"Per Juni 2012 penjualan tambang batu bara GTBO mencapai 1,2 juta ton ditambah penjualan 3 juta ton yang merupakan hasil penjualan tambahan dimana batu baranya akan diambil oleh pembeli sendiri," ujarnya. [hid]

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1893992/strategi-baru-gtbo-bidik-penjualan-3-juta-ton

Garda Tujuh Buana Anggarkan Capex US$3 Juta


INILAH.COM, Jakarta - PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO), akan merealisasikan anggaran belanja modal perusahaan (capex) semester dua tahun ini sebesar US$3 juta untuk kebutuhan peralatan pertambangan dan infrastruktur.

"Anggaran capex perusahaan sebesar US$3 juta digunakan untuk memenuhi kebutuhan inrastruktur dan peralatan pertambangan pada semester dua," kata Komisaris GTBO Pardeep Dhir kepada INILAH.COM saat ditemui di Jakarta, Senin (13/8/2012).

Anggaran belanja modal tersebut seluruhnya berasal dari kas internal dan tidak mengandalkan pinjaman luar. "Salah satu keunggulan kita adalah no debt dalam perusahaan, ini karena kondisi keuangan perusahaan yang masih sehat," ujarnya.

Ia juga mengatakan penjualan tambang batu bara perusahaannya masih tetap mempertahankan 95% ekspor ke luar negeri. Sedangkan untuk penjualan lokal tidak lebih dari 5%.

"Penjualan lokal sangat kecil, tidak lebih dari 5%, selebihnya ekspor seperti Cina dan India. India saja 85% dari tambang kita (GTBO)," ujarnya. [hid]

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1894025/garda-tujuh-buana-anggarkan-capex-us3-juta

Dirundung Sentimen Negatif, Saham BUMI Jatuh


INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun tajam menyusul UBS AG menurunkan rekomendasi dari buy (beli) menjadi sell (jual) dan diturunkannya rating kredit BUMI oleh Standard & Poors rating Services (S&P).

Pada perdagangan hari ini, saham BUMI terpangkas 6,2 persen ditutup di level Rp1.060 dari perdagangan sebelumnya Rp1.120, atau level terendah sejak 25 Juni 2012.

Analis UBS, Andreas Bokkenheuser dalam laporannya menyatakan, UBS memangkas harga saham Bumi turun 70 persen menjadi Rp800. Penurunan ini tak lepas dari melemahnya permintaan batubara termal untuk pembangkit tenaga uap di China akibat tekanan krisis global.

Hal ini, kata Andreas, membuat harga batu bara di Australia's Newcastle turun 23 persen sepanjang tahun ini di tengah melambatnya perekonomian China, sebagai imbas krisis global.

"Kami perkirakan permintaan batubara dari China akan menurun, dan Bumi akan melanjutkan kerugiannya pada kuartal I-2012 hingga tahun 2013, dengan penurunan harga batubara tersebut," kata Andreas, yang dikutip dari bloomberg.com.

Penurunan harga saham perseroan juga tak lepas dari pernyataan S&P yang memangkas peringkat utang Bumi menjadi BB- dari sebelumnya BB dengan outlook negatif menyusul melemahnya arus kas perusahaan akibat utang yang menumpuk.

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1894059/dirundung-sentimen-negatif-saham-bumi-jatuh

Juli, Biaya Eksplorasi Medco Capai US$12,64 Juta


INILAH.COM, Jakarta - Kegiatan eksporasi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) bulan Juli di Blok Rimau PSC dan Blok Senoro Toili PSCmenelan biaya US$12,64 juta.

Demikian mengutip keterbukaan di BEI, Senin (13/8/2012). Perseroan masih melakukan tahap pengeboran pada kedua blok tersebut, dan hingga kini belum membuahkan hasil. Untuk Blok Rimau pengeboran hingga 378 kaki. Rencananya pengeboran dilakukan hingga 396 kaki.

Khusus untuk blok Rimau, perseroan telah menggelontorkan dana US$982,19 ribu. Rencananya, perseroan juga berencana melakukan uji sumur di blok itu.

Blok Rimau semula dikelola PT Stanvac Indonesia dengan kepemilikan 50 persen Exxon dan 50 persen Mobil Oil. Pada 22 Desember 1995, Medco E&P Indonesia mengambil alih 95 persen dan sisanya Perusahaan Daerah Pertambangan & Energi Sumsel.

Lokasi eksplorasi lainnya ada di berlokasi di Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin dengan total panjang 400 kilometer. Hingga Juli, perseroan telah menghabiskan dana hingga US$3,65 juta. Untuk Blok Sinoro telah menghabiskan dana US$ 8 juta per Juli 2012. Sejumlah kegiatan yang dilakukan adalah survei marine 2D 401kilometer, survei topografi 542,8 kilometer, drilling 6.900 SP.

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1894062/juli-biaya-eksplorasi-medco-capai-us1264-juta

Market Wrap - 13/08/2012

Market Review


Jakarta Composite Index (JCI) mengakhiri sesi perdagangan pada hari Senin ini dengan penurunan sebesar 0.94% atau 39.03 poin seiring dengan berlanjutnya aksi profit-taking dari pihak lokal menjelang libur lebaran. Dua indeks acuan lainnya juga melemah dengan LQ-45 dan IDX 30 masing-masing melemah 1.05%.

Di level regional ketiga indeks utama Asia juga berakhir melemah. Nikkei turun tipis 0.07%, Hang Seng melemah 0.27% sementara indeks KOSPI turun 0.72%. Data GDP Jepang yang dirilis pada hari Senin ini mengecewakan pasar setelah dilaporkan bahwa perekonomian Jepang hanya tumbuh 0.3% di periode April – Juni lalu, separuh dari angka prediksi para analis. Data dari Jepang ini menambah deretan data ekonomi yang semakin mengindikasikan bahwa perlambatan pada pertumbuhan perekonomian dunia semakin nyata.

Namun, memburuknya data ekonomi akhir-akhir ini justru sebaliknya memunculkan ekspektasi bahwa bank sentral utama dunia yaitu Federal Reserve, ECB, dan PBOC akan semakin terdesak untuk mengeluarkan kebijakan stimulus baru untuk memacu kembali perekonomian yang tengah memburuk. Seperti disampaikan sebelumnya, diantara ketiga bank sentral ini hanya PBOC yang kemungkinan mengambil tindakan dalam waktu dekat karena di Amerika adanya pemilu pada bulan November diperkirakan akan menahan Federal Reserve dalam mengambil keputusan moneter yang penting. Sementara itu di Eropa, ECB juga masih akan menunggu adanya perkembangan baru mengingat sebagian pemimpin di Eropa tengah menjalani liburannya hingga September mendatang.

Dari sepuluh sektor yang diperdagangkan di bursa, tidak ada satupun yang berakhir positif. Sektor pertambangan mengalami penurunan terbesar yaitu 1.77%, sedangkan sektor infrastruktur menjadi sektor kedua terburuk dengan penurunan 1.67% sedangkan sektor aneka industri berakhir melemah 1.29%.

Di antara sepuluh saham terekomendasi hari ini, SMCB kembali melanjutkan kenaikannya hingga sempat mencapai angka tertinggi 2850 meskipun pada akhirnya ditutup di 2775, naik 0.91% dari angka penutupan Jumat lalu. MNCN juga menguat 1.12% dan ditutup di 2250. Sebanyak tiga saham berakhir melemah, yaitu KLBF (-0.64%), BMRI (-1.2%) dan CLPI (-0.51%). Sisanya sebanyak lima saham berakhir stagnan.

Menjelang sesi perdagangan di New York, indeks acuan saham Amerika diperkirakan melemah setelah kontrak berjangka S&P 500 bergerak di area negatif pada sore ini.

Untuk perdagangan hari Selasa diperkirakan JCI tetap akan bergerak dalam kisaran sempit terutama mendekati libur lebaran. Indeks diperkirakan bergerak antara 4080-4150 dengan potensi melemah hingga 4060 apabila support di 4080 gagal bertahan. Di sisi resistance, kenaikan melewati 4150 tetap diperkirakan sulit tercapai saat ini, namun apabila dapat terlewati maka indeks diperkirakan akan melaju menuju resistance berikutnya di 4234.7.


Minggu, 12 Agustus 2012

Recommendations Updates 13 Agustus 2012

Hingga 10 Agustus 2012, dari daftar sepuluh saham terekomendasi yang ada, BMRI mencatatkan kenaikan / gains terbesar yaitu 23.7%, diikuti oleh LSIP yang mencetak gains 14.58% dan berikutnya MNCN di tempat ketiga dengan gains 12.37%. Tiga saham lainnya yang masih bertahan di zona hijau antara lain CLPI (+12%), SMCB (+6.8%) dan ESSA (+2.04%).


KLBF kembali ke level entrynya setelah sempat tertekan hingga mencapai 3675. Sementara itu, BBKP, TRIM dan DILD masih belum mampu keluar dari zona merah. BBKP sementara ini masih merugi 4.29%, sedangkan TRIM dan DILD sebesar 6.8% dan 17.57%.

Beberapa rekomendasi mengalami revisi pada level stop-lossnya maupun pada level-level resistance dan targetnya.


Sabtu, 11 Agustus 2012

Perpres lahan terbit, SMCB melejit 5,7%


JAKARTA. Saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) melaju paling kencang di antara emiten semen lainnya hari ini. Setelah pemerintah menerbitkan peraturan presiden tentang pengadaan lahan, saham-saham semen langsung menanjak.
Saham produsen semen terbesar ketiga Indonesia ini sempat melesat 5,7% menjadi Rp 2.775, level tertinggi sejak 11 Mei. Pada pukul 13.35, SMCB berada di harga Rp 2.750.
Emiten semen lainnya, PT Semen Gresik Tbk (SMGR) hanya naik 0,4% dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik 1,75%. SMGR adalah produsen semen terbesar pertama, sedang INTP terbesar kedua.
“Terbitnya aturan itu mendukung pengembangan proyek infrastruktur. Ini akan menambah konsumsi semen,” ujar Kartika Wulandari, analis PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas kepada Bloomberg.
Pada Selasa (7/8), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meneken perpres itu. Salah satu isinya, pemerintah menegaskan, durasi waktu keseluruhan penyelenggaraan pembebasan tanah untuk kepentingan umum paling lama 583 hari. Maklum, ia memasang target untuk menggandakan belanja infrastruktur menjadi US$ 140 miliar demi mendorong ekonomi tumbuh 6,6% di akhir masa jabatannya tahun 2014.
Holcim Indonesia dan Semen Gresik tengah memacu kapasitas produksinya di tengah program percepatan infrastruktur pemerintah. Pabrik ketiga Holcim akan mulai berproduksi tahun depan. Bulan lalu, Semen Gresik mengungkapkan rencananya untuk membangun dua pabrik semen di Jawa dan Sumatera senilai Rp 7 triliun.
Analis PT Kim Eng Securities Katarina Setiawan menyatakan bahwa aturan baru ini juga akan memberi keuntungan bagi emiten tol dan konstruksi.

Bapepam keluarkan Rp 57 triliun penawaran umum

JAKARTA. Dari awal tahun sampai awal Agustus, Bapepam-LK telah mengeluarkan 51 surat pernyataan efektif atas pernyataan pendaftaran penawaran umum. Dari jumlah tersebut, total nilai hasil penawaran umum mencapai Rp 57 triliun dan US$ 20 juta.

Menurut Ketua Bapepam-LK Ngalim Sawega rinciannya adalah sebagai berikut: 11 pernyataan efektif untuk penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan nilai Rp 5,25 triliun, 11 penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) senilai Rp 8,98 triliun, 16 obligasi/sukuk senilai Rp 8,98 triliun, dan 13 obligasi/sukuk berkelanjutan senilai Rp 26,03 triliun dan US$ 20 juta.

"Nilai obligasi dan sukuk berkelanjutan ini termasuk 6 penawaran umum obligasi dan sukuk yang telah memperoleh pernyataan efektif pada 2011," ungkap Ngalim, Jumat (10/8).

http://investasi.kontan.co.id/news/bapepam-keluarkan-rp-57-triliun-penawaran-umum

Modernland melirik lahan industri dan perhotelan


JAKARTA. Prospek bisnis properti di Indonesia semakin cerah. Para pengembang properti terus menggenjot pendapatan, mulai dari merambah bisnis kawasan industri hingga bisnis perhotelan.
PT Modernland Realty Tbk tengah menggarap kedua strategi bisnis tersebut. Akhir tahun lalu, emiten berkode saham MDLN ini menerbitkan saham baru(rights issue) dan berhasil mengantongi dana Rp 802,42 miliar. “Dana tersebut kami investasikan di kawasan industri di Cikande dan untuk hotel,” kata Cuncun Wijaya, Investor Relations Modernland Realty.
Di awal 2012, MDLN mengambilalih kawasan industri Cikande, Serang Banten, seluas 375 ha. Nilai transaksinya mencapai Rp 249 miliar. Di Cikande, Modernland mengakuisisi dua pengembang kawasan industrial, yakni PT Prima Inti Semesta dan PT The New Asia Industrial Estate, dengan nilai akuisisi masing-masing Rp 122 miliar dan Rp 127 miliar.
Modernland siap mengambilalih lahan di sekitar lokasi secara bertahap, sehingga dalam lima tahun perseroan memproyeksikan menguasai lahan kawasan industri seluas 1.000 ha. MDLN bertekad mengakuisisi lahan baru sekitar 200 ha setiap tahun.
MDLN serius mengembangkan bisnis kawasan industri lantaran menilai kebutuhannya sangat tinggi di Indonesia. Bencana banjir di Thailand dan tsunami di Jepang justru membawah berkah ke bisnis lahan industri di Tanah Air. “Banyak pihak yang merelokasi pabriknya ke Indonesia. Kita punya GDP bagus dan biaya buruh cukup rendah. Jadi kami akan fokus ke industrial,” ungkap Cuncun.
Selain lahan industri, MDLN siap berekspansi ke bisnis perhotelan. Perseroan telah mengakuisisi Hotel Novotel di Green Central City Jakarta Barat. Hotel bintang empat ini bakal memiliki 235 kamar. MDLN telah menggelontorkan dana Rp 130 miliar untuk membeli gedung hotel. “Kami beli unfinished. Jadi perlu tambahan modal kerja untuk running hotel ini,” ungkap Cuncun.
Modernland kembali menggelontorkan Rp 180 miliar untuk memberikan sentuhan akhir bagi Hotel Novotel. Hotel ini dijadwalkan beroperasi mulai kuartal IV-2012.
Alasan Modernland merambah bisnis hotel adalah untuk meningkatkan kontribusi pendapatan berkelanjutan atau recurring income. Saat ini kontribusi recurring income terhadap pendapatan perseroan masih sangat kecil, yakni di bawah 5%. Dengan berbisnis hotel, pengembang perumahan Kota Modern Tangerang ini ingin kontribusi recurring income terhadap total pendapatan tumbuh menjadi 10%-15% per tahun.
Manajemen belum bisa memproyeksikan target pendapatan bisnis hotel secara mendetail. Namun, jika tingkat okupansi penuh, maka Modernland bisa mengantongi pandapatan berkisar Rp 50 miliar hingga Rp 60 miliar per tahun. Pendapatan Modernland Realty memang masih didominasi oleh bisnis residensial. Selain Kota Modern, MDLN memiliki beberapa kawasan residensial seperti Modern Park di Cakung Jakarta Timur dan Modern Hill di Pondok Cabe Tangerang. Modernland juga memiliki proyek patungan dengan Keppel Land Singapura bernama Jakarta Garden City di Cakung.
Kawasan residensial ini memberikan kontribusi sebesar 60% terhadap total pendapatan MDLN. Di bisnis residensial, Modernland berniat menambah kluster baru hingga akhir tahun ini. Di kuartal II-2012, persroan meluncurkan kluster Kota Modern. Kluster yang mengambil lahan seluas 4 ha ini diberi nama La Valetta.
MDLN menargetkan penjualan tahun ini meningkat 98% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1 triliun. Modernland ingin kawasan industri Cikande berkontribusi 35% dari target pendapatan tersebut. Adapun laba perseroan tahun ini diprediksi tumbuh 20% yoy menjadi Rp 110 miliar.

Neraca pembayaran Indonesia defisit US$ 2,8 miliar

JAKARTA. Seperti perkiraan sebelumnya, neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2012 mencatatkan defisit yang lebih besar ketimbang kuartal I 2012. Bank Indonesia (BI) mencatat, defisit NPI pada kuartal II 2012 sebesar US$ 2,8 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dody Budi Waluyo mengatakan kuatnya permintaan domestik di tengah pelemahan ekonomi global berimbas pada kinerja eksternal ekonomi Indonesia. Buktinya, defisit transaksi berjalan pada kuartal II melebar menjadi US$ 6,9 miliar (3,1% dari PDB). Angka ini lebih tinggi ketimbang defisit pada kuartal I 2012 yang sebesar US$ 3,2 miliar.

Sebenarnya, pada kuartal II 2012 terjadi kenaikan surplus neraca modal dan finansial yang cukup tajam. BI mencatat surplus neraca modal dan finansial pada kuartal II 2012 sebesar US$ 5,5 miliar, meningkat lebih dari dua kali lipat ketimbang kuartal I 2012 yang sebesar US$ 2,5 miliar. “Tapi secara keseluruhan, surplus transaksi modal dan finansial tersebut belum cukup untuk menutupi defisit transaksi berjalan, sehingga pada kuartal II 2012 NPI mengalami defisit US$ 2,8 miliar," kata Dody seperti yang dikutip dari siaran persnya Jumat (10/8).

Dody menuturkan, defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2012 dipicu oleh surplus neraca perdagangan yang terus menciut sehingga tak bisa mengimbangi defisit neraca jasa dan neraca pendapatan yang melebar. Seperti diketahui, surplus neraca barang pada kuartal II 2012 hanya sebesar US$ 1,56 miliar. Sementara defisit neraca jasa mencapai US$ 2,88 miliar. 

Penurunan surplus neraca barang dipicu oleh melorotnya kinerja ekspor akibat turunnya permintaan dan harga komoditas global. Di sisi lain, Dody bilang laju impor barang modal dan bahan baku masih kuat. Di sisi neraca jasa, kenaikan defisit disebabkan karena naiknya pembayaran jasa transportasi barang impor dan peningkatan jumlah warga negara Indonesia yang pergi ke luar negeri.

Sementara itu, neraca pendapatan juga mencatatkan defisit US$ 6,4 miliar. "Ini terjadi karena laba dan bunga yang diperoleh investor asing atas investasi mereka di dalam negeri meningkat seiring dengan nilai investasinya yang terus bertambah," ungkap Dody.

Di sisi lain, tingginya kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia membuat arus modal asing cukup deras membanjiri Indonesia. Hal ini membuat transaksi modal dan finansial mencatatkan surplus US$ 5,5 miliar. Kenaikan modal ini terjadi dalam bentuk investasi langsung, portofolio, maupun penarikan utang luar negeri swasta. Sayangnya, surplus transaksi modal tak mampu mengompensasi defisit neraca perdagangan. 

Meski begitu, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan bakal menurun ke sekitar 2% dari PDB pada paruh kedua tahun ini. Sehingga, NPI secara keseluruhan akan kembali mencatat surplus. "Penurunan ekspor diperkirakan akan lebih kecil pada kuartal III sebelum kembali tumbuh positif pada kuartal IV-2012. Sementara pertumbuhan impor diperkirakan akan lebih rendah pada keseluruhan paruh kedua 2012," kata Dody.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menuturkan, impor barang modal dan bahan baku penolong memang tidak bisa terhindarkan. Hanya saja, ia yakin nantinya barang modal ini pada waktunya bakal menghasilkan barang jadi. 

Menurutnya, pemerintah terus berupaya menjaga agar ekspor tidak terlalu jatuh. Caranya, dengan membuka pasar baru dan juga mengeluarkan kebijakan agar ekspor bisa lebih lancar. "Kita juga mengeluarkan kebijakan-kebijakan agar investasi dilakukan dengan porsi untuk bisa melakukan ekspor. Sehingga neraca perdagangan kita bisa lebih terkendali," kata Agus Jumat (10/8).

Sebelumnya, Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistyaningsih memperkirakan defisit NPI pada kuartal II tahun ini bakal lebih besar ketimbang kuartal I 2012. Pasalnya, dari sisi transaksi berjalan, defisitnya bakal lebih besar akibat pelebaran defisit neraca perdagangan.

Lana memperkirakan neraca pembayaran Indonesia pada kuartal II tahun ini bakal defisit lebih dari US$ 2,5 miliar, atau bahkan bakal menyentuh level US$ 3 miliar.

http://nasional.kontan.co.id/news/neraca-pembayaran-indonesia-defisit-us-28-miliar

Bumi Resources rugi setelah pajak US$ 111 juta


JAKARta. Rapor Bumi Plc, induk usaha PT Bumi Resources Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk, masih merah di semester I-2012. Di periode tersebut, perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa London ini menderita kerugian yang diatribusikan ke pemilik entitas induk senilai US$ 117 juta. Jumlah ini menyusut 62% daripada kerugian di semester I-2011 senilai US$ 308 juta.
Kendati menderita kerugian, Bumi Plc mencatatkan pertumbuhan laba operasional setinggi 106,45% year-on-year (yoy) menjadi US$ 128 juta pada semester I-2012.
Chief Executive Officer Bumi Plc, Nalin Rathod, mengungkapkan kinerja keuangan Bumi Plc dipengaruhi kerugian di tingkat anak usaha. Terutama karena pembayaran bunga yang cukup tinggi dan kerugian turunan dari Bumi Resources.
"Selain itu, harga batubara termal juga menurun secara signifikan selama beberapa bulan terakhir, bersama dengan harga logam mineral lainnya. Ini mencerminkan tantangan perekonomian global," kata Nalin, dalam laporan keuangan Bumi Plc yang dirilis Kamis (9/8) lalu.
Bumi Plc melaporkan, selama semester pertama tahun ini, Bumi Resources menderita kerugian setelah pajak mencapai US$ 111 juta. Padahal di semester I-2011, Bumi Resources masih mencatatkan keuntungan setelah pajak senilai US$ 41 juta. Manajemen Bumi Resources juga berupaya memangkas tumpukan utang, salah satu caranya dengan mencairkan investasi dan aset-aset non-inti. Emiten berkode BUMI ini memang berniat mempercepat pembayaran utang kepada China Investment Corp (CIC) senilai US$ 600 juta pada Oktober 2012.
Kenaikan kinerja operasional Bumi Plc berasal dari pertumbuhan penjualan Berau Coal Energy dan Bumi Resources. Selama paruh pertama tahun ini, Berau Coal dan Bumi Resources mencatatkan kenaikan volume penjualan batubara masing-masing 6,67% dan 9,36% menjadi 9,8 juta ton dan 32,7 juta ton. Tapi di periode yang sama, rata-rata harga jual batubara Bumi Resources menurun 3,61% yoy menjadi US$ 88 per ton. Sedangkan rata-rata penjualan batubara Berau Coal meningkat 2,68% yoy menjadi US$ 76,6 per ton.
BUMI memproyeksikan produksi batubara sepanjang tahun ini mencapai 75 juta ton, atau meningkat 13,64% daripada produksi 2011 yang sebanyak 66 juta ton. Adapun Berau Coal Energy (BRAU) menargetkan pertumbuhan produksi 0%-10% menjadi 20 juta-22 juta ton selama 2012.
Jhon Veter, Managing Director Investa Saran Mandiri, perusahaan pengelola dana, berpendapat investor sebaiknya menjauhi saham-saham Grup Bakrie, termasuk BUMI. Menurut dia, dengan tumpukan utang yang cukup besar, saham BUMI sulit divaluasi secara discounted cash flow. "Tekanan jual saham BUMI akan semakin meningkat di periode Agustus-September ini," ungkap Jhon.
Dia pun merekomendasikan jual saham BUMI dengan target Rp 900 per saham dalam dua bulan ke depan. Harga saham BUMI, Jumat (10/8), di posisi Rp 1.130 per saham, atau sudah merosot sedalam 92,48% sejak awal tahun (year to date).