DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Kamis, 28 Februari 2013

Morning Dew - 1 March 2013

Global Market Review


Jakarta Composite Index (JCI) kembali ditutup menguat di 4,795.79, naik 79.37 poin atau 1.68% pada akhir sesi perdagangan hari Kamis. Indeks LQ-45 dan IDX30 juga berhasil menguat masing-masing sebesar 2.01% dan 2.13%. Di sesi perdagangan regional, indeks Nikkei dan Hang Seng serta KOSPI juga mencatatkan kenaikan signifikan yaitu masing-masing sebesar 2.71%, 1.96% dan 1.12%.

Secara sektoral, sektor keuangan menjadi sektor terbaik pada hari Kamis dengan kenaikan sebesar 3.12% diikuti oleh sektor properti yang menguat 2.97% dan sektor infrastruktur yang naik 2.21%.

Kenaikan pada hari ini ditopang oleh 192 saham sedangkan sebanyak 105 saham ditutup melemah dan 97 lainnya berakhir stagnan. Posisi net buy asing juga cukup solid dengan nilai Rp938.2 miliar. 

Di antara saham-saham terekomendasi, kenaikan terbesar dibukukan oleh BBNI (+5.14%), diikuti oleh PTPP (+2.22%) dan INDS (+2.15%). Sementara itu MDLN berakhir stagnan dan sebaliknya AISA ditutup melemah 0.76%.

Faktor Federal Reserve dan data ekonomi Amerika menjadi pemicu tetap menguatnya JCI pada hari Kamis ini. Setelah dikabarkan telah terjadi perbedaan pendapat di antara para pejabat Federal Reserve, Ben Bernanke dalam pidatonya baru-baru ini menegaskan bahwa program pembelian asset Federal Reserve tetap akan berjalan dan Fed memiliki alat-alat moneter untuk nantinya memperlambat ataupun menghilangkan stimulus moneter apabila diperlukan.  Sementara itu, data-data dari sektor properti Amerika yang solid memperkuat keyakinan pasar bahwa konsumsi di Amerika berangsur pulih dan apabila berlanjut akan mampu mengimbangi potensi negatif yang dapat timbul dari pemangkasan anggaran belanja otomatis per 1 Maret besok di Amerika.

Di bursa Eropa, indeks FTSE dan DAX masing-masing berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 0.55% dan 0.86%, namun indeks Dow yang sebelumnya bergerak dalam area positif bersama dengan indeks S&P 500 dan NASDAQ pada akhirnya tergelincir menjelang penutupan. Indeks Dow ditutup melemah 0.15%, sementara indeks NASDAQ dan S&P 500 turun 0.07% dan 0.09%.

Market Preview

Aksi profit-taking menjelang penutupan bursa Amerika semalam diperkirakan akan berdampak pada bursa regional dan domestik. Penolakan Senat terhadap proposal untuk menghindarkan terjadinya pemotongan anggaran secara otomatis senilai $85 miliar.  Presiden Obama dijadwalkan akan mengundang para pimpinan kongres untuk membahas langkah selanjutnya pada hari Jumat. Faktor lainnya yang berdampak negatif bagi pergerakan indeks Dow semalam adalah dilakukannya penyesuaian terhadap indeks global dan Amerika yang umumnya berakibat pada terjadinya fluktuasi di saham-saham yang terkena penyesuaian.

Pada awal transaksi di bursa Amerika semalam saham-saham bergerak menguat setelah GDP dilaporkan naik 0.1% setelah sebelumnya diestimasi mengalami penurunan 0.1%. Angka klaim pengangguran dilaporkan turun menjadi 344 ribu dalam sepekan yang berakhir 23 Februari, lebih baik dari ekspektasi pasar yang berada di 360 ribu. Sementara itu indeks Chicago PMI naik dari 55.6 menjadi 56.8 melampaui ekspektasi yang berada di 54.0.

JCI diprediksi berpotensi terkoreksi pula namun beberapa support diperkirakan mampu menopang indeks: 4760, 4739, 4721, 4703 dan 4682.

Bagi JCI, setelah tercapainya target di 4,761, target selanjutnya berada di 4,832.


Rabu, 27 Februari 2013

Morning Dew - 28 February 2013

Global Market Review

Bursa domestik tetap bergairah dengan Jakarta Composite Index (JCI) kembali mencatatkan level all-time high terbarunya di 4,721.86 sebelum akhirnya ditutup di 4,716.42, naik 53.38 poin atau 1.14%. Dua indeks acuan lainnya yaitu LQ-45 dan IDX 30 juga berakhir menguat masing-masing sebesar 1.22% dan 1.18%. Di tingkat regional, indeks Nikkei terkoreksi 1.27% namun indeks Hang Seng dan KOSPI berhasil menguat masing-masing sebesar 0.25% dan 0.2%.


Secara sektoral, seluruh sektor menguat dengan kenaikan terbesar dicatatkan oleh sektor properti (+2.8%), diikuti oleh sektor infrastruktur (+1.9%) dan sektor barang konsumsi (+1.26%).

Kenaikan pada hari Rabu ini didukung oleh naiknya 211 saham sementara hanya 66 saham yang berakhir melemah. Sebanyak 104 lainnya ditutup stagnan. Posisi beli asing mencapai net buy di level Rp823.24 miliar.

Di antara saham-saham terekomendasi, kenaikan terbesar dibukukan oleh SMCB yang menguat 6.34%. SMCB berhasil mencapai target akhirnya di 3,625 dan ditutup dengan gains sebesar 20.83%. Kenaikan lainnya dialami oleh MDLN (+2.5%), INDS (+1.64%), IMAS (+0.94%), AISA (+0.77%), dan PGAS (+0.53%). PTPP dan TELE berakhir stagnan sementara BBNI ditutup melemah 0.57%.

Penegasan Bernanke mengenai kelangsungan program pembelian asset oleh Federal Reserve menjadi faktor positif yang mendukung positifnya sentimen pasar pada hari Rabu. Data-data ekonomi yang dirilis di Amerika semalam juga cenderung positif dan berimbas positif bagi sentimen investor.

Meskipun demikian, makin dekatnya batas waktu pemberlakuan pemotongan anggaran belanja Amerika pada Maret mendatang akan menjadi kekhawatiran baru bagi pasar, terutama menjelang penutupan bulan Februari ini. Hasil pemilu di Italia juga memicu kekhawatiran akan kelanjutan program pengetatan anggaran Italia yang saat ini tengah berlangsung. Berlusconi dipandang berpotensi menghentikan program austerity tersebut sehingga dikhawatirkan akan memperpanjang krisis fiskal di Italia.

Di Amerika, data perumahan kembali memberikan imbas positif bagi sentimen pasar setelah data existing home sales dilaporkan melampaui ekspektasi para analis. Sementara itu, data pesanan durable goods diluar barang-barang transportasi juga dilaporkan mengalami peningkatan di bulan Januari lalu, suatu indikasi bahwa investasi bisnis tetap solid. Pada hari kedua pidatonya, pimpinan Federal Reserve Ben Bernanke mengatakan bahwa Fed memiliki alat-alat yang diperlukan untuk memperlambat ataupun menurunkan pemberian stimulus moneternya dan juga untuk menghindari terjadinya kenaikan pada ekspektasi inflasi. Pernyataan Bernanke sehari sebelumnya juga menjadi faktor positif yang menopang kenaikan indeks.

Indeks Dow Jones kembali menguat hingga ditutup di 14,075.40, atau sebesar 1.26%. Indeks S&P dan NASDAQ juga menguat masing-masing 1.27% dan 1.04%.

Market Preview

Positifnya respon pasar terhadap pidato Bernanke dan juga terhadap data-data ekonomi Amerika akan kembali menjadi modal JCI untuk kembali mencatatkan level all-time high pada sesi perdagangan hari Kamis.

Bagi JCI, target selanjutnya berada di 4,724 dan selanjutnya di 4,761 sementara support berada di 4,646.59, 4,630, dan 4,602.


Selasa, 26 Februari 2013

Morning Dew - 27 February 2013

Global Market Review


Bursa regional terkoreksi pada sesi perdagangan hari Selasa dengan Jakarta Composite Index (JCI) melemah 33.08 poin atau 0.7% hingga ditutup di 4,663.03. Indeks LQ-45 dan IDX30 juga ditutup melemah masing-masing 0.85% dan 0.9%. Indeks Hang Seng, Nikkei dan KOSPI juga terpuruk dengan masing-masing mencatatkan penurunan sebesar 1.32%, 2.26% dan 0.47%.

Penurunan hari Selasa di bursa domestik dialami oleh 164 saham sementara 99 saham berhasil ditutup menguat dan 118 saham ditutup stagnan. Posisi net buy asing pada hari ini berhasil mencapai Rp291.52 miliar.

Secara sektoral, hanya sektor properti yang berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 0.39%. Sisanya terpuruk dengan penurunan terbesar terjadi pada indeks sektor pertambangan (-1.58%), diikuti oleh sektor keuangan (-1.35%) dan sektor pertanian (-1.13%).

Di antara saham-saham terekomendasi, kenaikan terbesar dibukukan oleh INDS yang mengalami kenaikan sebesar 5.78%, diikuti oleh SMCB yang menguat 2.9% dan AISA yang ditutup di 1300 yang menanjak 2.36%. MTLA, PTPP dan MDLN ditutup stagnan sedangkan penurunan terbesar dialami oleh IMAS yang melemah 0.93% dan PGAS yang turun 0.52%. Rekomendasi terbaru yaitu TELE berhasil mencapai entry pricenya di 640 dan ditutup di harga 640.

Melemahnya sentimen pasar lebih banyak dipicu oleh faktor pemilu Italia yang gagal menghasilkan kemenangan penuh bagi Pier Luigi Bersani. Mantan PM Silvio Berlusconi berhasil mendapatkan porsi suara yang cukup untuk bersaing dengan Bersani di pemerintahan Italia sehingga hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada program austerity yang tengah dilakukan di Italia untuk mengurangi defisit anggaran negara tersebut.

Di Eropa, indeks FTSE dan DAX juga ditutup melemah dengan masing-masing mencatatkan penurunan sebesar 1.34% dan 2.27%.

Sebaliknya, data ekonomi dan Bernanke berhasil menopang kinerja bursa Amerika. Indeks Dow Jones mengalami rebound 115.96 poin atau 0.84% sedangkan indeks S&P 500 dan NASDAQ mengakhiri sesi Selasa dengan masing-masing menanjak 0.61% dan 0.43%.

Sebagaimana dilaporkan, tingkat pembelian rumah baru di Amerika melonjak di bulan Januari menuju level tertingginya sejak Juli 2008. Hal ini dianggap positif karena mencerminkan membaiknya tingkat konsumsi masyarakat. Sementara itu, harga rumah di 20 kota di Amerika juga dilaporkan mengalami kenaikan dalam 12 bulan terakhir yang berakhir Desember lalu hingga mencapai level tertinggi dalam enam tahun terakhir. Data lain yang positif adalah data tingkat kepercayaan konsumen yang melonjak melebihi ekspektasi untuk periode Februari.

Pidato Ben Bernanke juga menjadi faktor positif setelah pimpinan Federal Reserve ini mengatakan bahwa dirinya mendukung program pembelian aset-aset guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Amerika dan menurutnya hanya terdapat sedikit risiko akan terpicunya inflasi atau pun penggelembungan harga aset. Hal ini disampaikannya pada Komite Perbankan Senat Amerika di Washington. Sehubungan dengan rencana diberlakukannya pemangkasan anggaran pemerintah pada tanggal 1 Maret mendatang, menurut Bernanke hal ini apabila terjadi akan membebani perekonomian Amerika secara signifikan. Bernanke menganjurkan supaya para pembuat kebijakan di Amerika mampu menyusun anggaran belanja yang dapat digunakan secara konsisten dalam jangka panjang.

Market Preview

Hasil akhir penghitungan suara pemilu di Italia tetap akan menjadi ganjalan bagi para investor di Asia dan juga di Eropa dan Amerika pada hari Rabu. Faktor negatif lainnya adalah semakin dekatnya awal Maret dimana akan terjadi pemangkasan anggaran pemerintah Amerika yang berpotensi negatif bagi perekonomian Amerika.

Sebaliknya, faktor positif juga hadir untuk menopang kenaikan indeks yaitu antara lain data-data ekonomi Amerika yang positif selain pidato Ben Bernanke yang menekankan pada kelanjutan program pembelian aset oleh Federal Reserve. 

Jakarta Composite Index (JCI) yang hampir mencapai level 4,700 masih berisiko terkoreksi namun diperkirakan support di 4,650-4,660 akan mampu menopang indeks sebelum akhirnya indeks kembali mencatatkan level all-time highnya yang baru di atas 4,700. Target selanjutnya setelah level psikologis di 4,700 adalah di 4,724. 


Senin, 25 Februari 2013

Morning Dew - 26 February 2013

Global Market Review

Jakarta Composite Index (JCI) kembali menanjak pada awal pekan ini. Indeks berhasil menguat hingga nyaris menyentuh level 4,700. Indeks akhirnya ditutup di 4,696.11, naik 44.98 poin atau 0.97%. Sementara itu, dua indeks acuan domestik lainnya yaitu LQ-45 dan IDX30 juga berhasil menguat masing-masing sebesar 1.43% dan 1.4%.


Di bursa regional, indeks Nikkei dan Hang Seng juga menguat masing-masing 2.43% dan 0.17%, namun indeks KOSPI justru terkoreksi sebesar 0.46%.

Secara sektoral, hanya ada dua sektor yang berakhir melemah yaitu sektor pertambangan yang melemah 1.27% dan sektor properti yang turun 0.17%. Sektor keuangan menjadi yang terbaik pada hari Senin dengan mencatatkan kenaikan sebesar 2.51%, disusul oleh sektor perdagangan dan industri dasar yang masing-masing menanjak 1.24% dan 1.23%.

Sebanyak 153 saham mengalami kenaikan sementara 134 saham ditutup melemah dan 86 lainnya berakhir stagnan. Posisi beli asing mencapai Rp419.33 miliar.

Di antara saham-saham terekomendasi, kenaikan terbesar dibukukan oleh SMCB yang mencapai level tertinggi di 3475 sebelum ditutup di 3450, naik 6.98%. Selain SMCB, INDS, PGAS, dan IMAS juga ditutup menguat. MDLN, BBNI dan PTPP serta AISA ditutup stagnan, dan sebaliknya, ISAT mencatatkan penuruna 4.55% dan ditutup di 6300, sedikit di atas level stopnya. Dua saham yang mulai direkomendasikan hari ini juga masih belum mencapai level entrynya.

Di Jepang, spekulasi bahwa PM Shinzo Abe akan menunjuk presiden ADB Haruhiko Kuroda sebagai gubernur BOJ yang baru menjadi katalis positif bagi investor. Kuroda pada awal bulan ini sempat mengatakan bahwa untuk 2013 pemberian stimulus moneter tambahan dapat dibenarkan. Sementara itu, di Italia, hasil pemilu akan dirilis pada pukul 3 sore waktu setempat. Sebelumnya, Inggris diberitakan telah kehilangan peringkat Aaa-nya setelah Moody’s menurunkannya menjadi Aa1. Menurut Moody’s lemahnya outlook pertumbuhan ekonomi Inggris disertai oleh tantangan-tantangan yang ada terhadap program konsolidasi fiskal Inggris menjadi faktor dibalik dipangkasnya peringkat Inggris ini.

Berita acara dari pertemuan FOMC akhir Januari lalu menjadi topik utama dalam sepekan. Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, berdasarkan berita acara pertemuan FOMC diketahui bahwa terdapat perbedaan pendapat di antara anggota dewan FOMC dimana sebagian anggota mempertanyakan efektivitas program pembelian obligasi oleh Federal Reserve sebagai alat stimulus bagi perekonomian Amerika. Sebagian pelaku pasar memandang hal ini sebagai faktor yang berpotensi memperlambat program pembelian obligasi Fed. Risiko dari penghentian atau perlambatan program ini adalah tersendatnya pertumbuhan ekonomi di Amerika yang masih rentan terhadap resesi.

Di bursa Eropa indeks FTSE dan DAX berakhir menguat masing-masing sebesar 0.31% dan 1.45%, namun di bursa Amerika kekhawatiran akan hasil pemilu di Italia mendorong indeks Dow Jones Industrial melemah 1.43%, yang disertai dengan menurunnya indeks S&P 500 dan NASDAQ masing-masing 1.23% dan 1.34%.

Dikabarkan bahwa Italia mungkin akan membutuhkan pemilu ulang setelah Silvio Berlusconi dilaporkan berhasil mendapatkan porsi di Senat yang memungkinkan dirinya memblokir keputusan Senat. Pesaingnya Pier Luigi Bersani juga mendapatkan porsi terbesar sehingga dikhawatirkan parlemen akan terpecah dan timbul risiko tidak dapat berfungsinya pemerintahan Italia yang baru.

Dari Amerika sendiri para investor mulai mempertimbangkan risiko terpangkasnya anggaran belanja pemerintah sebesar $85 miliar untuk 7 bulan terakhir tahun ini jika pada tanggal 1 Maret mendatang tidak terdapat kompromi antara partai Demokrat dan Republik mengenai anggaran Amerika.

Market Preview

Hasil akhir penghitungan suara pemilu di Italia akan menjadi pusat perhatian para investor di Asia dan juga di Eropa dan Amerika pada hari Rabu. Jakarta Composite Index (JCI) yang hampir mencapai level 4,700 berisiko terkoreksi namun diperkirakan support di 4,650-4,660 akan mampu menopang indeks sebelum akhirnya indeks kembali mencatatkan level all-time highnya yang baru di atas 4,700. Target selanjutnya setelah level psikologis di 4,700 adalah di 4,724. Perlu dicermati juga bahwa posisi RSI sudah berada di area jenuh beli sehingga indeks rawan terkena koreksi.

Meskipun TELE dan RALS masih belum mampu mencapai target entrynya, kedua rekomendasi ini masih berlaku.


Minggu, 24 Februari 2013

Morning Dew - 25 February 2013

Global Market Review


Global Market Review

Kenaikan Jakarta Composite Index (JCI) kembali tersendat di area 4,650-an. Meskipun demikian, indeks berhasil menutup hari Jumat di level tertinggi sehingga diperkirakan berpotensi melanjutkan kembali penguatannya di pekan mendatang. Indeks berhasil mencatatkan level tertinggi di 4,656.13 dan hingga penutupan sepanjang pekan telah menanjak sebanyak 41.34 poin atau 0.9%.  Indeks LQ-45 juga menguat sepanjang pekan dan ditutup naik 0.6% pada akhir sesi perdagangan hari Jumat. Sementara itu, bursa regional berakhir mixed dengan indeks Nikkei menguat 1.9% namun indeks Hang Seng ditutup terkoreksi 2.8%.

Di Eropa indeks FTSE dan DAX masing-masing mencatatkan kenaikan 0.1% dan 0.9% dan sebaliknya di Amerika indeks Dow berakhir menguat 0.1% sementara indeks S&P 500 dan NASDAQ justru berakhir melemah 0.3% dan 0.9%.

Secara sektoral, tiga sektor berakhir melemah dengan masing-masing mencatatkan penurunan sebesar 2.7%, 2.1% dan 1.2%, sementara sektor properti menjadi sektor terbaik dalam sepekan dengan kenaikan sebesar 4.8%, diikuti oleh sektor perdagangan yang menguat 3%. Sektor keuangan  dan industri dasar juga menguat yaitu masing-masing sebesar 1.4% dan 1.2%.

Di antara saham-saham yang masuk rekomendasi, kenaikan terbesar pada hari Jumat lalu dicatatkan oleh CPIN yang melonjak 4.07%. CPIN berhasil mencapai target akhirnya di 4,375 dan dengan demikian rekomendasi ini berakhir dengan gains sebesar 32.58%. Sebaliknya, LSIP terpuruk 3.49% dan ditutup di 2,075 sehingga rekomendasi ini juga berakhir dengan loss sebesar 7.78%. Selain LSIP, PTPP dan ISAT juga berakhir melemah masing-masing 2.17% dan 1.49%. INDS, SMCB dan IMAS ditutup stagnan sedangkan MDLN dan BBNI ditutup naik masing-masing 1.27% dan  1.16%.

Bursa Eropa dan Amerika juga kembali terpuruk dengan indeks FTSE dan DAX melemah 1.62% dan 1.88%. Indeks Investor di Eropa dan Amerika masih menanggapi berita perbedaan pendapat di Federal Reserve dengan negatif. Indeks Dow terkoreksi 0.34%, S&P500 melemah 0.63% sementara indeks NASDAQ turun 1.04%.

Kembali ke dalam negeri, sektor perdagangan mencatatkan kinerja terbaik pada hari Kamis dengan kenaikan 0.81%, sementara sektor barang konsumsi menguat 0.63% diikuti oleh sektor properti dan manufaktur yang masing-masing menguat 0.19% dan 0.15%. Sektor pertambangan sebaliknya terkoreksi 1.22% diikuti oleh sektor pertanian (-0.45%), sektor industri dasar (-0.27%) dan sektor keuangan (-0.26%).

Sebanyak 86 saham berakhir menguat dan 175 saham ditutup melemah sementara 120 lainnya berakhir stagnan. Posisi beli asing masih tetap kuat yaitu senilai Rp767.25 miliar.

Di antara saham-saham terekomendasi, BBNI dan PTPP masing-masing mencatatkan kenaikan 1.76% dan 2.22% sementara INDS dan PGAS stagnan di harga penutupan sebelumnya sedangkan MDLN terkoreksi 2.47% dan AISA melemah 1.56%. 

Berita acara dari pertemuan FOMC akhir Januari lalu menjadi topik utama dalam sepekan. Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, berdasarkan berita acara pertemuan FOMC diketahui bahwa terdapat perbedaan pendapat di antara anggota dewan FOMC dimana sebagian anggota mempertanyakan efektivitas program pembelian obligasi oleh Federal Reserve sebagai alat stimulus bagi perekonomian Amerika. Sebagian pelaku pasar memandang hal ini sebagai faktor yang berpotensi memperlambat program pembelian obligasi Fed. Risiko dari penghentian atau perlambatan program ini adalah tersendatnya pertumbuhan ekonomi di Amerika yang masih rentan terhadap resesi.

Market Preview

Pekan mendatang, para pelaku pasar akan memusatkan perhatian mereka pada pidato pimpinan Federal Reserve Ben Bernanke pada tanggal 26 dan 27 Februari mendatang. Sehubungan dengan debat di antara anggota dewan FOMC, pasar akan menantikan opini dari Bernanke sehubungan dengan masalah tersebut. Namun, diperkirakan Bernanke tidak akan secara eksplisit membahas mengenai isu ini.

Selain pidato Bernanke, isu lain yang akan mendapat perhatian pasar adalah pemotongan anggaran belanja Amerika secara otomatis pada tanggal 1 Maret mendatang apabila tidak ada kompromi yang disepakati oleh Kongres Amerika. Dikhawatirkan apabila hal ini terjadi, pengeluaran pemerintah akan menyusut menjadi $85 miliar dalam tujuh bulan terakhir tahun fiskal 2013 dan dalam sembilan tahun ke depan dapat menyusut secara total sebesar $1.2 triliun. Akibatnya, pada akhir 2013 GDP diperkirakan melambat menjadi 0.6% dan jumlah lapangan kerja akan berkurang sebanyak 750 ribu sebagaimana diprediksi oleh Congressional Budget Office.

Selain di Amerika, perhatian pasar juga akan tertuju pada pemilu di Italia yang dilangsungkan pada hari Minggu. Jika Silvio Berlusconi kembali terpilih sebagai PM, maka program austerity Italia dikhawatirkan akan terancam terhenti. Pesaing utama Berlusconi adalah Pier Luigi Bersani dari partai Demokrat.

Beberapa data ekonomi di Amerika yang akan dirilis pekan mendatang antara lain indeks kepercayaan konsumen untuk bulan Februari yang diprediksi naik dari 58.6 menjadi 61.1; angka penjualan rumah baru yang diperkirakan naik 3% di bulan Januari dibandingkan dengan bulan sebelumnya setelah penjualan ini turun 7.3% pada periode sebelumnya; tingkat pemesanan durable goods untuk bulan Januari diperkirakan turun 4% setelah sebelumnya naik 4.6%; pending home sales di bulan Januari diperkirakan naik 2% dari bulan sebelumnya setelah sebelumnya mengalami penurunan sebesar 4.3%.

Angka pertumbuhan GDP untuk triwulan keempat akan dirilis pada hari Kamis dan diperkirakan tumbuh 0.5% sementara angka konsumsi pribadi diperkirakan naik 2.3% di triwulan 4. Angka jobless claims mingguan yang juga dirilis hari Kamis diperkirakan mengalami penurunan tipis dari 362 ribu menjadi 360 ribu. Indeks Chicago PMI diperkirakan mengalami penurunan dari 55.6 menjadi 54.1. Indeks kepercayaan konsumen dari Universitas Michigan akan dirilis pada hari Jumat dan diperkirakan tetap berada di angka 76.3.

Indeks ISM untuk sektor manufaktur dijadwalkan rilis pada hari Jumat dengan indeks untuk bulan Februari diperkirakan turun dari 53.1 menjadi 52.5. Indeks PMI yang juga mengukur aktivitas sektor manufaktur di Eropa dijadwalkan akan dirilis di Italia, Prancis, Jerman dan zona euro.

Untuk menggantikan rekomendasi LSIP dan CPIN yang telah mencapai target/stopnya telah dihadirkan dua rekomendasi baru yaitu TELE dan RALS. Entry price untuk RALS berada di antara 1200 hingga 1220, dengan stop di bawah 1090 dan target pertamanya di 1240 hingga maksimal di 1870. Entry price untuk TELE di 620-640 dengan stop <570 dan target pertama di 680 hingga target terjauhnya di 1130.

Support bagi JCI diperkirakan akan kuat di 4,581, dengan support terdekat berada di 4,600. Resistance di 4,656 diperkirakan akan bertahan sehingga indeks diperkirakan akan bergerak antara 4,600-4,656.



Kamis, 21 Februari 2013

Morning Dew - 22 February 2013

Global Market Review

Perdagangan di bursa domestik kembali marak dengan Jakarta Composite Index kembali berhasil mencatatkan level all-time high terbaru di 4,656.13, mencapai targetnya yang berada di 4,652. Meskipun demikian, indeks gagal bertahan di area positif dan pada akhirnya ditutup melemah 2.05 poin atau 0.04%. Demikian pula dengan indeks LQ-45 yang juga ditutup melemah 0.04%. Sebaliknya, indeks IDX30 berhasil menguat tipis 0.01%.


Di bursa regional indeks Hang Seng, Nikkei dan KOSPI serentak terkoreksi setelah dikabarkan bahwa terdapat perbedaan pendapat di antara para petinggi Federal Reserve sehubungan dengan paket stimulus yang dilakukan oleh bank sentral Amerika ini. Indeks Nikkei terpuruk 1.39% sementara indeks Hang Seng terjungkal 1.72% dan indeks KOSPI terkoreksi 0.47%.

Bursa Eropa dan Amerika juga kembali terpuruk dengan indeks FTSE dan DAX melemah 1.62% dan 1.88%. Indeks Investor di Eropa dan Amerika masih menanggapi berita perbedaan pendapat di Federal Reserve dengan negatif. Indeks Dow terkoreksi 0.34%, S&P500 melemah 0.63% sementara indeks NASDAQ turun 1.04%.

Kembali ke dalam negeri, sektor perdagangan mencatatkan kinerja terbaik pada hari Kamis dengan kenaikan 0.81%, sementara sektor barang konsumsi menguat 0.63% diikuti oleh sektor properti dan manufaktur yang masing-masing menguat 0.19% dan 0.15%. Sektor pertambangan sebaliknya terkoreksi 1.22% diikuti oleh sektor pertanian (-0.45%), sektor industri dasar (-0.27%) dan sektor keuangan (-0.26%).

Sebanyak 86 saham berakhir menguat dan 175 saham ditutup melemah sementara 120 lainnya berakhir stagnan. Posisi beli asing masih tetap kuat yaitu senilai Rp767.25 miliar.

Di antara saham-saham terekomendasi, BBNI dan PTPP masing-masing mencatatkan kenaikan 1.76% dan 2.22% sementara INDS dan PGAS stagnan di harga penutupan sebelumnya sedangkan MDLN terkoreksi 2.47% dan AISA melemah 1.56%. 

Market Preview

Sesi perdagangan hari Jumat diperkirakan kembali cenderung didominasi aksi jual, terutama setelah kinerja negatif dari bursa Eropa dan Amerika yang dipicu oleh isu perbedaan pendapat di antara para pejabat Federal Reserve.

Support bagi JCI diperkirakan akan kuat di 4,581, dengan support terdekat berada di 4,600. Resistance di 4,656 diperkirakan akan bertahan sehingga indeks diperkirakan akan bergerak antara 4,600-4,656.



Rabu, 20 Februari 2013

Morning Dew - 21 February 2013

Global Market Review


Jakarta Composite Index (JCI) mencatatkan level all-time high terbarunya pada hari Rabu di 4,634.45 dan ditutup di angka yang sama, naik 32.39 poin atau 0.7%. Dua indeks acuan domestik lainnya, yaitu LQ-45 dan IDX30 juga ditutup menguat masing-masing sebesar 0.55% dan 0.53%. Di bursa regional kinerja tiga indeks utama Asia juga cenderung positif dengan indeks Nikkei menguat 0.84% dan indeks Hang Seng naik 0.71%. Indeks KOSPI melonjak signifikan sebesar 1.95%.

Kinerja sektoral menunjukkan sektor properti menjadi andalan utama dengan membukukan kenaikan sebesar 3.02% diikuti oleh sektor pertanian dan industri dasar yang masing-masing menguat 1.23% dan 1.22%. Sebaliknya, hanya sektor infrastruktur dan pertambangan yang mengalami penurunan sebesar masing-masing 0.1% dan 0.23%.

Sebanyak 167 saham berakhir menguat dengan disertai oleh penurunan 93 saham lainnya. Sementara itu, 116 saham berakhir stagnan. Posisi transaksi asing mencatatkan net buy dengan nilai sebesar Rp.275.92 miliar.

Melonjaknya sektor properti membawa MDLN menuju target selanjutnya di 820, sehingga target berikutnya yang juga target akhirnya menjadi semakin dekat yaitu di 940. Di antara rekomendasi lainnya, MDLN mencatatkan kinerja terbaik pada sesi perdagangan Selasa yaitu dengan menanjak 6.58%. Kinerja positif juga diberikan oleh CPIN yang juga mencapai target selanjutnya di 4,325 sehingga kini tersisa 4,375 sebagai target akhirnya. Sementara itu AISA kembali menguat hingga mencapai target selanjutnya di 1,300. Dengan demikian, target AISA selanjutnya berada di 1430.

Menguatnya bursa regional tidak diikuti oleh menanjaknya bursa Eropa dan Amerika. Sebaliknya, indeks Eropa berakhir mixed dengan FTSE ditutup naik 0.26% sedangkan indeks DAX melemah 0.3%. Indeks Dow, S&P dan NASDAQ justru terpuruk setelah dirilisnya berita acara pertemuan FOMC akhir Januari lalu.

Dari berita acara FOMC ini diketahui bahwa di antara para anggota dewan FOMC terdapat perbedaan pendapat mengenai strategi pembelian obligasi yang dilakukan saat ini. Beberapa anggota berpendapat bahwa pembelian ini mungkin perlu diakhiri lebih cepat dan sebaliknya sebagian berpendapat bahwa penghapusan stimulus terlalu dini dapat berakibat negatif bagi perekonomian Amerika. Ada pula pendapat bahwa the Fed mungkin perlu melakukan variasi terhadap jumlah pembelian bulanan obligasinya yang saat ini nilainya mencapai $85 miliar. Di tengah positifnya indeks Dow dan juga indeks global lainnya, berita acara FOMC ini menjadi katalis bagi para investor untuk melakukan aksi ambil untung.

Market Preview

Sesi perdagangan Kamis diperkirakan akan cenderung diwarnai oleh aksi profit-taking, terutama setelah pasar merespon negatif terjadinya perbedaan pendapat dalam Federal Reserve sehubungan dengan program stimulus yang tengah dijalankan saat ini.

JCI diperkirakan berpotensi terkoreksi hingga kembali kembali ke area 4,600. Namun, support di 4,581 diperkirakan bertahan sebelum nantinya indeks mengalami rebound dan menanjak hingga target selanjutnya di 4,652.

Selasa, 19 Februari 2013

Morning Dew - 20 February 2013

Global Market Review

Bursa saham di Amerika kembali menguat hingga mendorong indeks Dow Jones menuju level tertingginya dalam lima tahun terakhir. Berita tentang rencana merger antara Office Depot dan OfficeMax serta data ekonomi dari Jerman yang berhasil melampaui ekspektasi menjadi dua katalis positif bagi sentimen para investor.


Indeks Dow ditutup naik 0.39% atau 53.91 poin di 14,035.7, sementara indeks S&P 500 dan NASDAQ juga ditutup menguat masing-masing sebesar 0.73% dan 0.68%. Sementara itu, indeks FTSE di London dan DAX30 di Frankfurt berakhir menguat dengan masing-masing membukukan kenaikan sebesar 0.96% dan 1.62%.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, indeks ZEW yang menjadi barometer kepercayaan investor di Jerman  dilaporkan naik dari 31.5 di bulan Januari menjadi 48.2 di bulan Februari. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak April 2010. Sebelumnya, pasar memprediksi indeks ZEW akan menanjak menjadi 35.

Di Amerika, data indeks pasar perumahan dari NAHB dirilis dengan indeks mengalami penurunan dari bulan Januari (47) menjadi 46. Hasil ini berada di bawah ekspektasi pasar (48). Namun, terkecuali indeks ZEW, data-data lain yang dirilis hari Selasa cenderung tidak mendapat tanggapan berarti dari pasar.

Market Preview

Data indeks harga konsumen di Jerman dan Amerika direncanakan akan dirilis pada hari Rabu. Inflasi pada bulan Januari di Jerman diperkirakan kembali naik 1.7% sama dengan naiknya inflasi pada bulan lalu. Di tingkat produksi, indeks harga produsen di Jerman melambat dari 1.5% menjadi 1.2% di bulan Januari.

Di Amerika, indeks harga produsen akan dirilis pada malam nanti. Pasar mengantisipasi indeks harga produsen mengalami akselerasi dari 1.3% menjadi 1.5% di bulan Januari lalu. Di luar komponen makanan dan bahan bakar PPI diperkirakan naik 1.7%, melambat dari periode sebelumnya dimana PPI naik 2%.

Data-data lainnya adalah housing starts yang diprediksi trun dari 954 ribu menjadi 920 ribu di bulan Januari, sementara perijinan pendirian bangunan dilaporkan mengalami akselerasi dari 1% menjadi 1.2%. Berita acara dari pertemuan Federal Reserve yang terakhir ini dinantikan oleh pasar sehubungan dengan arah kebijakan moneter Federal Reserve. Namun, diprediksi tidak akan ada pengaruh signifikan dari laporan ini.

Isu seputar pemilu di Italia yang sempat merebak kemarin kembali mereda. Pasar kini diperkirakan cenderung bergerak kembali dalam rentang konsolidasinya meskipun dibayangi oleh isu pemilu di Italia.

Hari ini indeks diprediksi kembali berpeluang naik setelah sehari sebelumnya bergerak dalam kisaran konsolidasinya. Resistance bagi JCI saat ini tengah berada di 4,631.14 hingga 4,652.06. Di sisi support, indeks saat ini akan kembali ditopang oleh supportnya di 4,500.


After-hours - 19 February 2013

Market Review


Jakarta Composite Index (JCI) ditutup melemah 9.98 poin atau 0.22% di 4,602.06, sementara itu indeks LQ-45 dan IDX 30 masing-masing juga berakhir terkoreksi 0.32%. Di bursa regional, indeks KOSPI berhasil menguat 0.2%, sedangkan indeks Nikkei dan Hang Seng ditutup melemah 0.31% dan 1.02%.

Sektor keuangan, pertambangan dan sektor aneka industri berakhir menguat yaitu masing-masing mencatatkan kenaikan 0.06%, 0.05% dan 0.05%. Sebaliknya, sektor pertanian terpuruk 1.59%, diikuti oleh sektor industri dasar (-0.82%) dan sektor manufaktur (-0.39%).

Sebanyak 95 saham ditutup menguat, 161 saham berakhir melemah sedangkan 113 ditutup tidak berubah. Jumlah net buy asing pada hari ini kembali melonjak hingga mencapai Rp722.69 miliar.

Di antara saham-saham yang masuk dalam rekomendasi, kenaikan terbesar dibukukan oleh IMAS (+0.93%) yang merupakan satu-satunya yang berakhir positif. MDLN dan SMCB ditutup stagnan yaitu masing-masing di 760 dan 3200. Di sisi lain, CPIN mencatatkan penurunan terbesar yaitu 2.91% disusul oleh PTPP yang terkoreksi 2.2%.

Walaupun JCI terkoreksi hampir 10 poin pada hari Selasa ini, indeks diperkirakan masih berpeluang untuk melanjutkan kenaikannnya menuju target selanjutnya di 4631 dan 4652. Support bagi indeks tetap berada di 4,500. 

Menjelang dibukanya bursa New York malam nanti, bursa Eropa tengah berada di zona positif. Indeks FTSE dan DAX masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 0.37% dan 0.74%. Kenaikan tersebut ditopang oleh hasil survey ZEW yang menunjukkan naiknya indeks kepercayaan investor dari 31.5 menjadi 48.2 di bulan Februari.

Di ajang IPO domestik, PT Dyandra Media International Tbk. pada hari Selasa menetapkan harga IPO pada kisaran Rp315-415 per lembarnya dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyak berjumlah 1.282.000.000 saham baru atau sebesar 30% dari modal disetor. Pihak Dyandra menunjuk Mandiri Sekuritas dan OSK Nusadana Securities Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi sahamnya. Sebesar 67% dari modal yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk pengembangan usaha, sementara 24% untuk pelunasan pokok hutang bank  dan 9% sebagai modal kerja.


Senin, 18 Februari 2013

Morning Dew - 19 February 2013

Global Market Review


Jakarta Composite Index (JCI) mengakhiri sesi perdagangan hari Senin kemarin dengan mencatatkan kenaikan sebesar 2.26 poin atau 0.05%. Dua indeks acuan lainnya, indeks LQ-45 dan IDX30 sebaliknya melemah dengan masing-masing berakhir 0.08% dan 0.98.

Di bursa regional, indeks Hang Seng terkoreksi 62.62 poin atau 0.27%, namun indeks Nikkei dan KOSPI berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 2.09% dan 0.04%. Beralih ke bursa regional di Eropa, indeks FTSE ditutup melemah 0.16% sedangkan indeks DAX30 mencatatkan kenaikan sebesar 0.46%.

Di Wall Street, indeks acuan utama Amerika yaitu indeks S&P 500 dan indeks Dow tidak diperdagangkan karena adanya hari libur nasional di Amerika. Sehari sebelumnya, Indeks Dow menguat tipis sebesar 0.06% sementara indeks S&P dan NASDAQ masing-masing terkoreksi sebesar 0.11% dan 0.21%.

Sebanyak 130 saham ditutup menguat disertai 131 saham yang berakhir melemah. Sebanyak 106 saham lainnya berakhir stagnan. Posisi transaksi asing pada hari Senin mencapai Rp.485.13 miliar.

Secara sektoral, empat sektor berhasil menanjak yaitu sektor industri dasar (+0.46%), keuangan (+0.16%), properti (+0.83%) dan sektor perdagangan (+1.22%). Sebaliknya, sektor yang terpuruk pada sesi perdagangan kemarin antara lain sektor agrikultur (-0.88%), sektor barang konsumsi (-0.31%), dan juga sektor infrastruktur (-0.61%). Sektor manufaktur dan pertambangan serta aneka industri juga ikut melemah dengan masing-masing terkoreksi 0.15%, 0.32% dan 0.61%. 

Di antara saham-saham yang masuk dalam daftar rekomendasi, sepanjang sesi perdagangan kemarin PTPP (+3.41%) dan CPIN (+1.78%) mengalami kenaikan disusul oleh AISA (+1.63%) dan MDLN (+1.33%).

Bank Danamon (BDMN) melaporkan tercapainya laba bersih sebesar Rp4.01T untuk tahun buku 2012. Perolehan ini naik 22% dari perolehan pada periode yang sama tahun 2011. Pertumbuhan kredit yang kuat di segmen mass market, UKM dan komersial juga menjadi kontributor positifnya kinerja BDMN di FY2012.

Market Preview

Isu pemilu di Italia yang sudah dekat akan menjadi katalis negatif bagi indeks mengingat prospek terpilihnya kembali Silvio Berlusconi justru akan berdampak negatif pada pelaksanaan program reformasi ekonomi Italia. Berdasarkan survei, popularitas Berlusconi mencapai 27.8% sementara pesaingnya yaitu Pier Luigi Bersani memiliki popularitas yang lebih tinggi yaitu 33.8%.

Hari Selasa ini diprediksi indeks akan kemabli mencoba menanjak kembali hingga menuju level target indeks berikutnya di 4,631.14 hingga 4,652.06. Meskipun demikian, aksi profit taking juga membayangi kinerja bursa pada hari Selasa ini. Support bagi indeks saat ini terdapat di area 4,500.


Minggu, 17 Februari 2013

Morning Dew - 18 February 2013

Global Market Review


Sepanjang sepekan Jakarta Composite Index (JCI) berhasil membukukan kenaikan sebesar 3.71%, sehingga meluncurkan indeks ke level all-time highnya di atas 4,600 dimana pada akhirnya ditutup di 4,609.79. Indeks acuan lainnya, yaitu LQ-45 juga berakhir positif dengan mencatatkan kenaikan sebesar 4.79%.

Di bursa regional, indeks Hang Seng dan Nikkei juga berakhir menguat meskipun indeks Nikkei hanya mencatatkan kenaikan sebesar 0.2% sementara indeks Hang Seng melonjak 1%. Bursa Eropa sebaliknya berakhir mixed dengan indeks FTSE ditutup di 6,328.26 di London, naik 1% dibandingkan posisi penutupan sepekan sebelumnya. Indeks DAX Jerman justru terjungkal hingga ditutup di 7,593.51, turun 0.8% setelah data pertumbuhan ekonomi di Eropa yang dinilai mengecewakan.

Indeks Dow Jones juga terkoreksi tipis sebesar 0.1%, demikian pula indeks NASDAQ yang terdiri dari saham-saham teknologi, turun tipis 0.1%. Indeks S&P 500 sebaliknya masih mampu menguat tipis sebesar 0.1%.

Secara sektoral, sembilan dari sepuluh sektor yang ada berakhir positif. Kenaikan tertinggi dicatatkan oleh sektor industri dasar yang menguat 3.7%, diikuti oleh sektor pertambangan yang kembali menguat 3.6%, disusul oleh sektor keuangan yang naik 3%. Satu-satunya sektor yang gagal mencatatkan kenaikan adalah sektor aneka industri yang melemah tipis 0.47 poin atau hampir%.

Di antara saham-saham terekomendasi, kinerja terbaik masih dibukukan oleh MDLN yang hingga penutupan hari Jumat masih mencatatkan gains sebesar 38.89% disusul oleh CPIN yang melesat menuju 4,300 sehingga total gains dari CPIN sementara ini mencapai 28.03%, tidak jauh berbeda dari gains yang juga telah diakumulasikan oleh ISAT (+28.03%). Sementara itu LSIP masih berada di posisi breakeven dengan penutupan di 2,250.

Dalam seminggu terakhir, data-data ekonomi yang dirilis di Amerika hanya terdiri dari penjualan ritel bulan Januari, jobless claims mingguan dan juga produksi industrial untuk bulan Desember.

Penjualan ritel dilaporkan naik melambat dari 0.5% menjadi 0.1% di bulan Januari, namun hal ini sesuai dengan konsensus pasar. Diluar penjualan otomotif, penjualan ritel melambat dari 0.3% menjadi 0.2%. Angka ini masih lebih baik dari ekspektasi pasar. Diluar komponen bahan bakar dan otomotif, penjualan ritel melambat tajam dari yang sebelumnya naik 0.7% menjadi naik 0.2%, lebih lambat dari ekspektasi pasar yang berada di 0.4%. Data jobless claims yang dirilis hari Kamis mengindikasikan adanya penurunan tajam pada pengajuan klaim pengangguran dari 368 ribu menjadi 341 ribu, lebih baik dari ekspektasi 360 ribu. Data lainnya yang dirilis yaitu produksi industrial dilaporkan mengalami penurunan 0.1% setelah sebelumnya meningkat 0.4% di bulan Desember. Pasar sebelumnya memprediksikan data ini melambat menjadi 0.2%.

Selain data ekonomi juga ada beberapa anggota dewan FOMC yang menyampaikan pidato-pidato mereka mengenai perekonomian secara terpisah sepanjang pekan. Presiden Obama juga menyampaikan pidatonya di hadapan State of Union sedangkan pertemuan G20 di Moskow juga berakhir dengan kesepakatan bahwa tidak ada negara anggota G20 yang secara sengaja memanipulasi mata uangnya untuk kepentingan perdagangan.

Market Preview

Pekan mendatang, beberapa data ekonomi yang akan dirilis dan diperkirakan dapat berimbas pada sentimen pasar global antara lain survey ZEW di Jerman untuk periode bulan Februari dimana indeks ZEW diprediksi membaik dari 31.5 menjadi 35.

Data perumahan di Amerika yang akan dirilis pekan mendatang dengan housing starts diperkirakan mengalami penurunan sebesar 3% di bulan January dibandingkan bulan sebelumnya setelah pada bulan Desember melonjak 12.1%. Perijinan pendirian bangunan atau building permits sebaliknya diprediksi mengalami kenaikan sebesar 1.2%, terakselerasi dari kenaikan 0.3% di bulan sebelumnya. Data indeks harga produsen untuk bulan Januari yang merupakan salah satu indikator inflasi diperkirakan naik 0.4% setelah sebulan sebelumnya mengalami penurunan 0.2%. Diluar harga-harga makanan dan bahan bakar, PPI diperkirakan naik 0.2% dibandingkan kenaikan 0.1% di bulan sebelumnya. Dibandingkan data pada periode yang sama tahun lalu, PPI keseluruhan naik 1.6%, sama dengan kenaikan pada PPI di luar harga bahan bakar dan makanan.

Berita acara dari rapat FOMC tanggal 29-30 Januari lalu akan dirilis juga pekan mendatang. Pasar akan mencermati pernyataan-pernyataan yang terdapat pada pertemuan tersebut sehubungan dengan arah kebijakan moneter Federal Reserve ke depannya. Namun, diperkirakan tidak akan ada kejutan yang signifikan dari berita acara ini.

Selain data PPI, indeks harga konsumen atau CPI Amerika untuk periode bulan Januari juga akan dirilis pada hari Kamis mendatang. Dibandingkan tahun sebelumnya, CPI total kembali mengalami kenaikan 1.7% sementara terjadi perlambatan pada kenaikan CPI di luar harga makanan dan bahan bakar dari 1.9% menjadi 1.8%. Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, CPI total mengalami akselerasi dari yang sebelumnya stagnan menjadi naik 0.1% sementara CPI diluar harga makanan dan bahan bakar diprediksi terakselerasi dari kenaikan 0.1% menjadi kenaikan 0.2%. Pada hari yang sama, data jobless claims mingguan juga akan dirilis bersama dengan data existing home sales dan indeks Philadelphia Fed.

Data dari Jerman kembali akan dirilis pada hari Jumat dengan indeks Ifo yang mengukur iklim bisnis di Jerman pada bulan Februari diperkirakan mengalami kenaikan tipis dari 104.2 menjadi 104.6. Selain itu, data pertumbuhan ekonomi atau GDP Jerman untuk triwulan keempat kemarin diprediksi mengalami kontraksi 0.6% dari triwulan sebelumnya namun masih mengalami kenaikan 0.4% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Menanjaknya Jakarta Composite Index (JCI) hingga sempat melewati resistance psikologis di 4,600 mendekatkan indeks pada target berikutnya di 4,625 setelah pada hari Jumat lalu berhasil mencatatkan angka tertinggi di 4,616. Walaupun peluang tercapainya target tersebut masih ada pekan mendatang, namun perlu diperhatikan pula adanya risiko indeks akan terjebak dalam fase konsolidasi setelah kenaikan yang cukup signifikan pekan lalu. Setelah 4,625 target selanjutnya bagi indeks berada di 4,631 dan 4,652.


Kamis, 14 Februari 2013

Morning Dew - 15 February 2013

Global Market Review

Melanjutkan penguatannya pekan ini, Jakarta Composite Index (JCI) kembali mencatatkan rekor tertinggi di 4,601.95 sebelum akhirnya ditutup menguat 17.1 poin atau 0.37% di 4,588.67. Kenaikan JCI juga disertai oleh naiknya indeks LQ-45 dan IDX30 yang masing-masing naik 0.18% dan 0.17%.


Bursa regional juga ditutup positif dengan indeks  Nikkei dan Hang Seng menanjak 0.5% dan 0.85% sementara di Korea indeks KOSPI ditutup naik 0.18%.

Di Eropa dan Amerika kinerja bursa berakhir mixed dengan bursa Eropa ditutup melemah akibat buruknya data pertumbuhan ekonomi di triwulan keempat kemarin. Indeks FTSE dan DAX ditutup melemah masing-masing 0.5% dan 1.05% sedangkan indeks Dow juga terkoreksi tipis 0.07%. Sebaliknya, indeks S&P 500 dan NASDAQ menguat tipis yaitu masing-masing sebesar 0.07% dan 0.06%.

Di bursa domestik, kenaikan pada hari Kamis didukung oleh menguatnya 136 saham sementara sebanyak 129 saham ditutup melemah dan 114 lainnya berakhir stagnan. Posisi beli asing berakhir dengan nilai Rp359.74 miliar.

AISA yang sehari sebelumnya mencatatkan kenaikan yang signifikan berakhir stagnan di 1,250 sementara CPIN melaju hingga mencapai 4,150 atau naik 4.4% dan mendekati target selanjutnya di 4,325 dan target akhirnya di 4,375. Selain CPIN, saham terekomendasi lainnya yang berhasil mencatatkan kenaikan adalah ISAT (+2.19%), BBNI (+1.16%), INDS (+1.15%) dan LSIP (+1.12%). Di sisi lain, MDLN terkoreksi 2.6%, IMAS terpuruk 1.87%, PGAS melemah 1.05%, dan SMCB turun 0.78%. PTPP bersama AISA stagnan di harga penutupan hari sebelumnya. Rekomendasi JSMR hingga penutupan hari Kamis masih belum mencapai entry pricenya di 5,500.

Menanjaknya JCI hingga sempat melewati resistance psikologis di 4,600 mendekatkan indeks pada target berikutnya di 4,625. Walaupun peluang tercapainya target tersebut masih ada pekan ini, namun perlu diperhatikan pula mulai tersendatnya laju kenaikan indeks saham global lainnya seperti indeks Dow yang mulai menghadapi tekanan jual. Support paling krusial tetap berada di 4,500.

Berita terpenting dari bursa domestik pada sesi perdagangan kemarin datang dari BUMI yang selanjutnya berhasil mendongkrak kinerja saham-saham grup Bakrie. Optimisme para pelaku pasar merebak menjelang digelarnya RUPS Bumi Plc. yang merupakan pemegang saham terbesar dari BUMI. Diprediksikan bahwa hasil rapat ini nantinya akan mengakhiri perselisihan kepemilikan perusahaan yang telah berlarut-larut. BUMI melesat 26% hingga mencapai 910/lembarnya, kenaikan terbesar sejak 11 Desember 2003 sedangkan Bumi Plc. turun 3.1% menjadi 431p di London setelah sehari sebelumnya melesat 10%. Dijadwalkan akan dilakukan voting pada 21 Februari 21 mendatang pada RUPSLB untuk menentukan apakah proposal yang diajukan oleh Nat Rothschild mengenai penggantian dewan direksi saat ini akan diterima atau ditolak. Proposal dari Bakrie sendiri terdiri dari pertukaran 23.8% kepemilikan saham mereka di Bumi Plc. dengan 10.3% saham BUMI yang dimilki oleh Bumi Plc. Selain itu, dalam proposal ini juga disebutkan bahwa Bumi Plc. akan menjual kembali sisa dari 18.9% kepemilikannya  di Grup Bakrie dengan kas senilai $278 juta. Perlu dipertimbangkan bahwa kedua proposal ini pun belum dapat dipastikan akan disetujui oleh RUPSLB dan berisiko tidak menghasilkan keputusan apapun nantinya. Namun saat ini para pelaku pasar cenderung mengantisipasi berhasilnya separasi antara Bumi Plc. dan BUMI sehingga sentimen terhadap grup Bakrie setidaknya masih akan cenderung mampu menopang kinerja saham-saham dalam grup Bakrie.

Data ekonomi yang dirilis di Eropa kemarin menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Jerman mengalami kontraksi sebesar 0.6% di triwulan keempat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun masih mencatatkan kenaikan sebesar 0.4% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini pun juga lebih lambat dari periode sebelumnya. Italia juga melaporkan kontraksi pada pertumbuhan GDPnya sebesar 2.7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, memburuk dari GDP periode sebelumnya yaitu -2.4%, sedangkan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, GDP Italia mengalami kontraksi sebesar 0.9%. Tak hanya di Italia dan Jerman, GDP zona euro pun tak luput dari kontraksi. Dibandingkan 4Q11, GDP mengalami penurunan 0.9%, sedangkan dibandingkan dengan 3Q12 GDP dilaporkan turun 0.6%. Seluruh data GDP dari Eropa ini berada di bawah ekspektasi para analis sehingga berdampak pada melemahnya kinerja indeks saham Eropa.

Sebaliknya di Amerika data jobless claims berhasil mencatatkan penurunan dari 368k menjadi 341k, lebih baik dari ekspektasi pasar yang sebelumnya memprediksikan angka klaim turun ke 360k. 

Market Preview

Data produksi industrial Amerika, survey kepercayaan konsumen dari Universitas Michigan serta data penjualan ritel dari Inggris dan pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 akan menjadi poin-poin yang akan mendapatkan perhatian pasar pada hari Jumat ini.

Pasar domestik juga akan terus mengikuti perkembangan terakhir sehubungan dengan prospek separasi antara Bumi Plc dan BUMI. Meskipun sentimen diperkirakan masih akan tetap positif namun perlu diperhatikan bahwa semuanya masih akan bergantung pada hasil RUPLB beberapa pekan mendatang.

Sesi perdagangan terakhir pekan ini JCI diperkirakan akan kembali mencoba menanjak melewati resistancenya di 4,600 menuju resistance berikutnya di 4,625. Namun, mulai tersendatnya kenaikan pada bursa global terutama di Amerika dan Eropa akan menjadi faktor risiko yang berpotensi memicu terjadinya profit-taking. Support bagi JCI tetap berada di 4,500 dengan support minornya di 4,528 (yang merupakan resistance sebelumnya). 


Rabu, 13 Februari 2013

Morning Dew - 14 February 2013

Global Market Review


Jakarta Composite Index kembali melaju mencetak level all-time high terbarunya di 4,586.98. Indeks kemudian berakhir di 4,571.57, naik 23.32 poin atau 0.51% sementara indeks LQ-45 dan IDX30 masing-masing juga mencatatkan kenaikan sebesar 0.56% dan 0.62%. Di bursa regional, indeks Nikkei berakhir melemah 1.04% sebaliknya indeks Hang Seng dan KOSPI masing-masing menanjak 0.16% dan 1.56%.

Di Eropa dan Amerika saham-saham cenderung berakhir positif meskipun indeks Dow Jones ditutup melemah 0.26%. Indeks S&P 500 dan NASDAQ berhasil menanjak 0.06% dan 0.33% sementara indeks FTSE dan DAX meningkat 0.33% dan 0.67% di sesi perdagangan Eropa.

Minimnya katalis positif dan negatif kembali membatasi pergerakan bursa global sehingga berdampak pada pergerakan bursa regional dan domestik. Kenaikan JCI sendiri juga didukung oleh transaksi beli asing yang mencapai net buy senilai Rp470.03 miliar pada sesi perdagangan hari Rabu. Faktor teknikal juga mendukung kenaikan JCI dimana target selanjutnya bagi JCI berada di 4,625.

Secara sektoral, hanya sektor infrastruktur yang mencatatkan penurunan yaitu sebesar 0.44% sementara sektor properti melonjak 1.28%, diikuti oleh barang konsumsi (+1.24%) dan sektor manufaktur (+0.91%).

Kenaikan pada hari Rabu didukung oleh positifnya kinerja 146 saham dibandingkan 102 saham yang ditutup melemah. Sementara itu, 133 saham berakhir stagnan.

Pidato State of the Union yang disampaikan oleh Obama pada hari Rabu kemarin berisikan tentang permintaan Obama untuk adanya kenaikan upah minimum menjadi $9 per jam dan juga permintaan untuk meningkatkan perdagangan dengan Eropa. Pengeluaran senilai $50 miliar juga diajukan untuk berbagai proyek infrastruktur yang mendesak sementara memuji langkah-langkah yang telah ditempuh oleh perusahaan-perusahaan seperti Apple, Caterpillar dan Ford Motor untuk mengembalikan lapangan kerja di sektor manufaktur kembali Amerika.

Sehubungan dengan berbagai poin pada anggaran Amerika, Obama tetap bertahan pada proposalnya untuk mengurangi pengeluaran pada pos asuransi kesehatan Medicare bagi para manula dengan memangkas pembayaran pada perusahaan-perusahaan produsen obat-obatan. Selain itu Obama juga tetap mempertahankan proposalnya untuk menaikkan premi bagi kaum menengah atas dan juga mengubah prosedur penebusan biaya medis.

Menurut Obama, pihak Republik harus menerima kenaikan pendapatan pajak seiring dengan pemotongan pengeluaran sebagai bagian dari pendekatan berimbang yang bertujuan untuk mengurangi defisit senilai $1.5 triliun dalam waktu satu dekade. Menurut Obama, hal ini dapat dicapai melalui penghapusan kebocoran pajak dan juga pengurangan-pengurangan untuk kaum menengah atas.

Data ekonomi yang dirilis pada Rabu malam menunjukkan penjualan ritel pada bulan Januari meningkat 0.1%, melambat dibandingkan periode sebelumnya yaitu 0.5% namun sesuai dengan ekspektasi para analis. Di luar penjualan otomotif, penjualan ritel naik 0.2%, melebihi ekspektasi 0.1% walaupun melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu 0.3%. Diluar komponen otomotif dan bahan bakar, penjualan ritel melambat tajam dari 0.7% bulan lalu menjadi 0.2%, dan hal ini berada di bawah ekspektasi pasar yang berada di 0.4%.

Di antara saham-saham terekomendasi, AISA mencatatkan kenaikan terbesar yaitu 6.84%, diikuti oleh BBNI (+1.76%) dan CPIN (+1.27%). MDLN (-1.28%) dan SMCB (-0.77%) berakhir melemah sementara IMAS, ISAT, PGAS dan LSIP berakhir stagnan.

Market Preview

Data GDP dari Jerman, Prancis dan Italia akan menjadi indikator-indikator ekonomi yang akan dirilis pada Kamis sore ini sementara data jobless claims Amerika akan dirilis kembali pada Kamis malam dengan ekspektasi terjadi penurunan dari 366 ribu menjadi 360 ribu. Selain itu tidak ada data ekonomi yang signifikan.

Sesi perdagangan hari Kamis kembali diperkirakan akan cenderung positif meskipun tidak tertutup kemungkinan terjadi konsolidasi mengingat kenaikan pada indeks Dow Jones tersendat pada Rabu malam tadi. Indeks JCI diperkirakan akan kembali melaju menuju resistance berikutnya di 4,586.98 dan 4,625. Support tetap berada di 4,500. 


Selasa, 12 Februari 2013

Morning Dew - 13 February 2013

Global Market Review

Aksi beli masih mewarnai sesi perdagangan hari Selasa kemarin dengan Jakarta Composite Index kembali mencatatkan level tertinggi di 4,548.54. Indeks kemudian berakhir di 4,548.24, naik 45 poin atau 1%. Indeks LQ-45 dan IDX 30 juga melanjutkan penguatannya masing-masing sebesar 1.19% dan 1.2%.


Di bursa regional, indeks Nikkei dan Hang Seng juga berakhir positif, yaitu masing-masing naik 1.94% dan 0.16% sementara indeks KOSPI ditutup melemah 0.26%.

Bursa Eropa juga didominasi oleh sentimen positif dengan indeks FTSE menanjak 0.98% dan indeks DAX naik 0.35%. Di New York, indeks Dow Jones dan S&P berakhir menguat masing-masing sebesar 0.34% dan 0.16%, namun indeks NASDAQ ditutup melemah 0.17%.

Sebanyak 158 saham ditutup menguat di bursa domestik dengan 95 saham berakhir melemah sementara 125 lainnya ditutup stagnan. Posisi asing masih berada di net buy dengan nilai Rp312.48 miliar.

Di antara saham-saham terekomendasi, SMCB mencatatkan kenaikan terbesar yaitu 4% yang membawanya mencapai level target resistance di 3250. Hal serupa dialami PGAS yang mencapai 4800 sebelum akhirnya ditutup di 4775, naik 3.8%. AISA yang baru saja masuk jajaran rekomendasi saham berhasil menguat 3.54% dan ditutup di 1170 setelah sempat menanjak hingga 1180. Sebaliknya, PTPP melemah 2.22%, disusul oleh ISAT sebesar 1.44%, serta IMAS dan INDS sebesar masing-masing 0.93% dan 0.57%. BBNI stagnan di 4250 sedangkan beberapa saham lainnya yang juga berakhir positif antara lain MDLN (+1.3%), CPIN (+0.64%) dan LSIP (+1.14%). Khusus rekomendasi EXCL dibatalkan karena EXCL sudah naik terlalu jauh dari level entry yang direkomendasikan.

Minimnya katalis positif maupun negatif yang ada menyebabkan para investor cenderung berhati-hati dan kenaikan yang terjadi pun cenderung terbatas dan hal ini diprediksi akan kembali terjadi di hari Rabu.

Market Preview

Sesi perdagangan hari Rabu diprediksi akan kembali berlangsung positif meskipun ada peluang harga bergerak dalam fase konsolidasi. JCI yang pada akhirnya mampu memantapkan posisinya di atas 4,500 diprediksi akan bergerak menuju target selanjutnya di 4,625. Sebaliknya, support di 4,500 diperkirakan mampu bertahan untuk sementara ini meskipun perlu diwaspadai apabila indeks tergelincir di bawah support ini dapat menyeret JCI kembali ke area support berikutnya di antara 4,400-4,450.

Pidato Obama di hadapan State of Union akan menjadi fokus dari pasar pada hari ini. Pasar akan memantau apakah yang akan disampaikan Obama sehubungan dengan potensi terjadinya pemangkasan otomatis dari anggaran belanja Amerika pada awal Maret mendatang. Selanjutnya, sikap dari pihak Kongres dan partai Republik juga akan dicermati oleh para pelaku pasar.



Click here to download the full update (PDF)

Senin, 11 Februari 2013

Morning Dew - 12 February 2013

Global Market Review


Bursa Eropa berakhir mixed dengan indeks FTSE ditutup menguat 0.21% namun indeks DAX berakhir melemah 0.24%. Sementara itu di New York indeks-indeks saham utama Amerika ditutup melemah tipis dengan indeks Dow melemah 0.16%, dan indeks S&P 500 dan NASDAQ berakhir masing-masing terkoreksi 0.06%. Sebelumnya di Asia, indeks Nikkei tersungkur 1.8% meskipun indeks Hang Seng dan KOSPI berakhir menguat 0.16% dan 0.99%.

Jakarta Composite Indeks mengawali pekan ini dengan kenaikan 0.27%, diikuti oleh indeks LQ-45 dan IDX 30 yang masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 0.32% dan 0.39%.

Jumlah saham yang menguat dan melemah berimbang yaitu sebanyak 117 saham sementara untuk saham-saham yang stagnan berjumlah 131 saham. Kenaikan pada hari Senin ini didukung oleh posisi transaksi asing yang berakhir pada net buy senilai Rp157.26 miliar.

Di Eropa, para pemimpin Eropa pada hari Jumat mencapai kesepakatan untuk menetapkan anggaran Uni Eropa untuk periode 2014-2020 pada level 960 miliar euro, turun dari apa yang diajukan sebelumnya yaitu 1.047 triliun euro dan juga lebih rendah dari anggaran yang masih berlaku sekarang yang nilainya mencapai 994 miliar euro. 

Kondisi pasar yang cenderung jenuh beli mendorong indeks Dow Jones terkoreksi. Absennya data ekonomi yang dirilis semalam menjadikan perdagangan Senin malam cenderung flat. Sejak awal tahun 2013 indeks Dow cenderung menguat setelah para pembuat kebijakan di Amerika mencapai kompromi anggaran dan emiten-emiten di indeks Standard and Poor’s berhasil melaporkan kinerja yang mampu melebihi ekspektasi para analis.

Market Preview

Sesi perdagangan hari Selasa diperkirakan berlangsung flat di bursa domestik, dipicu oleh minimnya katalis yang ada dari bursa global. Jakarta Composite Index (JCI) kembali mencatatkan harga penutupan di atas 4,500, namun hal ini kembali akan diuji pada hari ini apakah indeks mampu kembali mengakhiri sesi perdagangan di atas 4,500. Dikhawatirkan kondisi jenuh beli berpotensi memicu terjadinya koreksi yang mampu membawa indeks kembali ke area 4,400-4,450.

Sebaliknya, apabila kenaikan hari Senin berlanjut dan bahkan mampu melewati level all-time high sebelumnya yaitu di 4,528, indeks akan mengincar target selanjutnya di 4,625.

Di antara sepuluh saham terekomendasi, sebagian besar stagnan pada hari Senin. ESSA seperti direncanakan sebelumnya, keluar pada awal perdagangan di 2,825, sehingga secara keseluruhan rekomendasi ini berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 15.31%. AISA yang mulai direkomendasikan kemarin berhasil mencapai level entrynya di 1140.

EXCL, JSMR dan IMAS masih belum mampu mencapai level entry masing-masing, namun ketiga rekomendasi ini masih berlaku.

Perlu diperhatikan kembali bahwa beberapa level resistance dan target dari rekomendasi-rekomendasi yang adalah telah mengalami revisi. Untuk selengkapnya dapat dilihat di tabel halaman 2. Keluarnya ESSA dan masuknya AISA tidak mengubah jumlah rekomendasi yang tengah berjalan yaitu 10 saham.


Click here to download the full update (PDF)

Minggu, 10 Februari 2013

Morning Dew - 11 February 2013

Global Market Review


Bursa Eropa dan Amerika kembali mengakhiri sesi perdagangannya di zona positif. Indeks Dow Jones ditutup menguat 0.35% atau 48.92 poin di 13,993.00, indeks S&P 500 dan NASDAQ juga ditutup menguat masing-masing 0.57% dan 0.91%.

Di Eropa, indeks FTSE ditutup naik 0.57% atau 35.51 poin menjadi 6,263.93 sementara indeks DAX 30 berakhir naik di 7,652.14, menguat 61.29 poin atau 0.81%.

Data neraca perdagangan Amerika yang dirilis semalam mengindikasikan terjadinya penurunan defisit neraca perdagangan di bulan Desember lalu dari $48.6 miliar menjadi $38.5 miliar. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan dengan perkiraan para analis yang berada di $46.0 miliar. Data wholesale inventories bulan Desember menjadi data terakhir yang dirilis pada sesi perdagangan sepekan. Tingkat persediaan dilaporkan mengalami penurunan sebesar 0.1% meskipun sebelumnya diprediksi naik 0.4%, sama dengan kenaikan yang terjadi pada periode sebelumnya.

Sebelumnya, di Eropa juga dirilis data neraca perdagangan Jerman untuk periode Desember. Neraca perdagangan ini dilaporkan mengalami penurunan dari 16.9 miliar euro menjadi 12.0 miliar euro, di bawah ekspektasi para analis yang memprediksikan posisi neraca pada angka 15.0 miliar euro. Setelah mengalami penurunan tajam sebesar 2.2% di bulan sebelumnya, ekspor Jerman dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0.3%, lebih rendah dari ekspektasi kenaikan sebesar 1.4%. Di sisi impor, kenaikan sebesar 1.6% yang diprediksikan oleh pasar ternyata meleset karena nilai ekspor di bulan Desember masih mengalami penurunan sebesar 1.3% setelah di bulan sebelumnya dilaporkan turun 3.8%.

Di China, neraca perdagangan untuk periode bulan Januari dilaporkan mengalami penurunan dari $31.62 miliar menjadi $29.15 miliar. Meskipun turun, namun angka ini masih berada di atas ekspektasi para analis yang memprediksikan tingkat surplus senilai $24.7 miliar. Ekspor melonjak tajam pada bulan Januari yaitu sebesar 25%, hampir dua kali kenaikan yang dibukukan pada periode sebelumnya yaitu 14.1% dan juga melampaui ekspektasi para analis yaitu di 17.5%. Impor juga melonjak tajam, yaitu dari 6% yang dicatatkan tahun lalu menjadi 28.8%, melebihi 23.5% yang diprediksikan oleh pasar. Data inflasi di China juga dilaporkan melambat seperti indeks harga komsumen yang melambat dari 2.5% menjadi 2% di bulan Januari, sesuai dengan ekspektasi para analis. Indeks harga produsen yang di periode sebelumnya dilaporkan menurun 1.9% pada bulan Januari melemah 1.6%, sesuai dengan ekspektasi para analis.

Di Eropa, para pemimpin Eropa pada hari Jumat mencapai kesepakatan untuk menetapkan anggaran Uni Eropa untuk periode 2014-2020 pada level 960 miliar euro, turun dari apa yang diajukan sebelumnya yaitu 1.047 triliun euro dan juga lebih rendah dari anggaran yang masih berlaku sekarang yang nilainya mencapai 994 miliar euro. 

Market Preview

Pekan mendatang akan menghadirkan beberapa data ekonomi yang dijadwalkan untuk rilis di Amerika seperti penjualan ritel untuk bulan Januari dan angka jobless claims serta tingkat produksi industrial dan tingkat kepercayaan konsumen dari Universitas Michigan. Data-data ini diperkirakan cenderung tidak signifikan terhadap sentimen para investor, namun demikian tetap perlu diwaspadai apabila data meleset terlalu jauh dari ekspektasi para analis/investor.

Jakarta Composite Index (JCI) diperkirakan akan kembali bergerak dalam rentang konsolidasinya antara 4,450-4,558 pada awal pekan mendatang. Hingga Jumat, indeks masih belum mampu memantapkan posisinya di atas 4,500 sehingga hal ini justru akan meningkatkan risiko terjadinya koreksi pada indeks. Apabila terus menerus gagal mencatatkan harga penutupan di atas 4,500 maka indeks diprediksi akan terpuruk kembali hingga kembali ke supportnya di 4,450 dan bahkan berpotensi membawa indeks ke rentang konsolidasi berikutnya di 4,400-4,450.

Risiko penurunan ini baru akan berkurang apabila indeks kembali berhasil ditutup di atas 4,500 sehingga akan membuka kembali peluang bagi JCI untuk menuju target-target all-time high baru di 4,558.

Beberapa rekomendasi baru telah ditambahkan dan beberapa perubahan pada resistance/target masing-masing rekomendasi juga mulai berlaku. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel rekomendasi di halaman 3.

Khusus untuk ESSA, rekomendasi ini akan diakhiri hari Senin mengingat outlook technical ESSA mulai memburuk sehingga risiko terjadinya koreksi meningkat.



Click here to download the full update (PDF)

Jumat, 08 Februari 2013

After-hours - 8 February 2013

Market Review


Jakarta Composite Index (JCI) kembali berakhir di bawah level psikologisnya di 4,500. Indeks ditutup di 4,491.27, melemah 11.88 poin atau 0.26%. Sementara itu, indeks LQ-45 dan IDX30 ditutup masing-masing melemah 0.2% dan 0.14%, sedangkan di tingkat regional bursa Asia ditutup mixed dengan indeks Nikkei ditutup melemah 1.8% dan sebaliknya indeks Hang Seng dan KOSPI berakhir menguat 0.16% dan 0.99%.

Hanya dua sektor yang berhasil ditutup menguat: sektor infrastruktur (+0.11%) dan sektor aneka industri (+1.08%). Sektor barang konsumsi ditutup melemah 0.93% sedangkan sektor pertambangan ditutup terkoreksi 0.76%. Sektor keuangan juga melemah sebesar 0.53%.

Sebanyak 103 saham berakhir menguat, namun 156 saham ditutup melemah sedangkan 114 saham ditutup stagnan. Posisi transaksi asing mengakhir pekan ini pada net sell senilai Rp1,124 miliar.

Di antara sepuluh saham terekomendasi, hanya ISAT dan CPIN yang berhasil mencatatkan kenaikan. ISAT mengaut 0.73% dan CPIN kembali menanjak hingga mencapai 3,900 atau naik 1.3%. INDS, MDLN, dan PTPP ditutup stagnan sedangkan kinerja terburuk ditampilkan oleh PGAS (-1.61%), diikuti oleh LSIP (-1.12%), dan ESSA (-0.86%).

Setelah beberapa kali gagal mencapai target selanjutnya di 3,225, ESSA akan diakhiri rekomendasi pada harga pembukaan hari Senin mendatang yang diperkirakan berada di 2,875, sehingga hasil rekomendasi ini adalah gains sebesar 17.35%. Pengganti ESSA akan ditentukan kemudian.

Gagalnya indeks mempertahankan posisinya diatas resistance psikologis 4,500 meskipun sempat mencapai resistance berikutnya di 4,525 kembali membuka potensi terjadinya koreksi pada awal pekan mendatang. Untuk mempertahankan prospek penguatan lebih lanjut ke resistance berikutnya di 4,558 hingga 4,625 indeks perlu kembali menembus level 4,500 dan mempertahankan posisinya di atas level ini. Sebaliknya, support JCI tetap berada di area 4,452-4,458.


Kamis, 07 Februari 2013

Morning Dew - 8 February 2013

Global Market Review

Bursa saham Amerika kembali terkoreksi setelah sehari sebelumnya menguat bersama dengan bursa Eropa. Indeks Dow Jones mengakhiri sesi perdagangan hari Kamis di 13,944, melemah 42.47 poin atau 0.3%. Sementara itu, indeks S&P 500 juga ditutup melemah 0.18% dan indeks NASDAQ terkoreksi 0.11%. Di Eropa, indeks FTSE ditutup melemah 1.06% namun indeks DAX Jerman justru menguat tipis 0.13%.


Data ekonomi yang dirilis di Amerika Kamis malam menunjukkan adanya penurunan pada jumlah jobless claims untuk periode yang berakhir 3 Februari lalu menjadi 366 ribu dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang berjumlah 371 ribu. Namun, angka ini lebih buruk dari ekspektasi pasar yang berada di 360 ribu. Data lainnya yang dirilis adalah produktivitas di luar sektor pertanian pada triwulan keempat lalu. Dilaporkan produktivitas mengalami penurunan sebesar 2% setelah pada periode sebelumnya meningkat 3.2%. Data ini juga lebih buruk dari ekspektasi pasar yang sebelumnya memprediksi produktivitas akan mengalami kontraksi sebesar 1.4%. Sebaliknya, biaya tenaga kerja per unit yang pada triwulan keempat diprediksi naik 3%, ternyata mengalami peningkatan hingga 4.5% setelah pada periode sebelumnya menurun 2.3%.

Sebelumnya, di Eropa dilaporkan bahwa produksi industrial Jerman mengalami kenaikan sebesar 0.3%, lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan 0.2% yang diproyeksikan oleh pasar dan juga membaik dari penurunan yang terjadi pada periode sebelumnya sebesar 0.2%.

Dari pertemuan European Central Bank (ECB) Kamis kemarin dilaporkan bahwa presiden ECB Mario Draghi mengatakan bahwa para pembuat kebijakan di Eropa mengkhawatirkan kenaikan pada nilai tukar mata uang euro akan berpotensi menekan inflasi dan nantinya akan menghambat pemulihan ekonomi di zona euro. Walaupun nilai tukar bukanlah sasaran kebijakan dari ECB, namun faktor ini menurut Draghi merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan stabilitas harga. ECB sendiri pada pertemuan semalam mempertahankan tingkat suku bunganya di 0.75%, sesuai dengan prediksi para analis. Draghi juga menambahkan bahwa ECB akan memantau perkembangan apresiasi euro ini dan menimbang apakah hal ini akan mampu mengubah penilaian ECB terhadap risiko sehubungan dengan stabilitas harga.

Peringatan dari Draghi disertai dengan beberapa rilis laporan keuangan di Amerika yang dinilai tidak memuaskan dan juga data-data ekonomi yang tidak mampu menjadi katalis positif bagi sentimen investor mendorong indeks saham utama di Amerika cenderung tertekan meskipun menjelang penutupan di sesi perdagangan di New York indeks Dow mengalami rebound hingga mengurangi besar penurunan yang terjadi sebelumnya di awal sesi.

Market Preview

Dampak dari kinerja bursa Eropa dan Amerika diprediksi akan memberikan implikasi negatif ke bursa domestik dan regional pada sesi perdagangan hari Jumat.

Jakarta Composite Index (JCI) diperkirakan akan kembali bergerak dalam rentang konsolidasinya antara 4,450-4,520, dengan bias negatif. Level 4,500 yang kemarin berhasil dilewati perlu diwaspadai karena apabila kembali ditembus oleh tekanan jual maka indeks diprediksi akan terpuruk kembali hingga kembali ke supportnya di 4,450 dan bahkan berpotensi membawa indeks ke rentang konsolidasi berikutnya di 4,400-4,450.
Risiko penurunan ini baru akan berkurang apabila indeks kembali berhasil ditutup di atas 4,500 ditambah dengan melewati level all-time high sebelumnya di 4,519 sehingga akan membuka kembali peluang bagi JCI untuk menuju target-target all-time high baru di 4,525 dan 4,558.


Click here to download the full update (PDF)