Minggu, 03 Juni 2012

Borneo Energy Kurangi Ekspor Batu Bara ke China


INILAH.COM, Jakarta - PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk (BORN) akan mengurangi ekspor ke China untuk memperluas base investor dan diversifikasi penjualan sehingga mengurangi risiko.

"Kami ingin diversifikasi pasar. Tahun lalu penjualan ke Cina mencapai 56% dan tahun 2012 akan kurang dari 56% jadi volume penjualan akan meningkat tetapi proporsi ke Cina akan lebih kecil," ujar Direktur Pemasaran PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk, Kenneth Allan, saat paparan publik perseroan, Jumat (1/6/2012).

Perseroan ingin memperluas base investor dan melakukan diversifikasi penjualan ke Jepang, Korea Selatan dan Turki. Sementara itu, Direktur Utama PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk (BORN) Alexander Ramlie menuturkan, permintaan coaking coal masih cukup kuat. Namun perseroan ingin mengurangi porsi penjualan ke China untuk mengurangi risiko.

Perseroan menargetkan penjualan sebesar 4,5 juta ton. Harga rata-rata penjualan coaking coal perseroan diperkirakan US$210-US$220 per ton pada 2012. Hingga kuartal pertama 2012, perseroan telah menjual 640 ribu ton dengan harga rata-rata US$190 per ton. 

"Ebitda kami 38% pada kuartal pertama 2012 karena itu berdasarkan penurunan harga. Net income terkena beban pembayaran bunga pinjaman sebesar US$1 miliar sehingga net income yang dibukukan sekitar US$12 juta," jelas Direktur Keuangan PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk, Eva Tarigan.

Perseroan meminjam dana sebesar US$1 miliar dari Standard Chartered Bank pada 2011 untuk akuisisi saham Bumi Plc sebesar 23,8%. Beban bunga pinjaman tersebut diperkirakan sekitar 6%-6,5%. Perseroan harus membayar utang sebesar US$70 juta pada 2012.

Selain itu, Belanja modal yang dianggarkan mencapai US$250 juta pada 2012. Dana belanja modal tersebut akan digunakan untuk pembelian mesin, truk, escavator, dan infrastruktur perseroan. "Hingga kini belanja modal yang sudah diserap mencapai US$100 juta," kata Alexander.

Terkait hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat ini, Alexander mengatakan, perseroan memutuskan tidak akan membagikan dividen 2011. Penggunaan dana laba bersih 2011 senilai Rp1,82 triliun akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan.

"Kami tidak membagikan dividen 2011 karena masih banyak dana investasi yang dianggarkan. Selain itu, kami telah melakukan share buyback sehingga itu bagian dari dividen," tutur Alexander. [hid]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar