DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Jumat, 01 Juni 2012

Kurs Picu Kerugian Bersih BTEL Melonjak 764,67%


IMQ, Jakarta —  PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mencatat naiknya kerugian kurs pada kuartal I-2012 secara signifikan sekitar 764,67% menjadi Rp355,62 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp41,128 miliar.

Menurut Direktur Utama BTEL Anindya Bakrie, peningkatan kerugian ini salah satunya dipicu oleh rugi kurs yang diderita perseroan sebesar Rp56,466 miliar dalam tiga bulan pertama di 2012, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang membukukan keuntungan kurs Rp115,871 miliar. 

Penyebab lainnya, pendapatan bunga perseroan mengalami penurunan sebesar 88,71% dari Rp4,07 miliar, kini tercatat Rp452,205 juta. Beban keuangan turut meningkat, namun tipis 4,801% menjadi Rp210,206 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp200,575 miliar. 

Kondisi ini menyebabkan beban lain-lain perseroan melonjak 256,83% menjadi Rp266,365 miliar dari sebelumnya hanya Rp74,646 miliar.

"Pendapatan usaha perseroan juga turun 26,61% menjadi Rp526,599 miliar di tiga bulan pertama 2012 dibanding dengan periode yang sama tahun lalu Rp717,940 miliar," kata Anindya Bakrie dalam laporannya kepada BEI, Jakarta, Jumat (1/6).

Penurunan pendapatan usaha ini disebabkan turunnya pendapatan jasa telekomunikasi sebesar 26,07% dari Rp830,999 miliar menjadi Rp614,355 miliar. Selain itu, jasa interkoneksi juga turut turun 14,58% menjadi Rp58,963 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu Rp69,033 miliar.

Kendati demikian, perseroan berhasil menekan beban usaha sekitar 1,13% dari Rp704,981 miliar menjadi Rp696,967 miliar. Perseroan menderita rugi usaha sebesar Rp170,368 miliar. 

Hingga kuartal I-2012, total aset perusahaan telekomunikasi swasta nasional ini tercatat Rp12,028 triliun. Angka ini mengalami penurunan 1,51% bila dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2011 sebesar Rp12,213 triliun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar