Meskipun di sesi pertama IHSG berhasil bertahan di zona hijau, sepanjang sesi kedua indeks mengalami tekanan jual yang pada akhirnya mendorong indeks hingga berakhir melemah 25.88 poin atau 0.62% di 4,155.49. Indeks LQ-45 juga ditutup turun 4.51 poin atau 0.63% di 708.55. IDX30 yang dirilis pada hari Senin ini juga melemah 2.24 poin atau 0.6%.
Sebanyak 78 saham masih berhasil menguat, sementara 87 saham tidak mengalami perubahan. Jumlah saham yang mengalami penurunan mencapai 206 saham. Dari 10 sektor yang ada, hanya tiga sektor yang berhasil lolos dari zona merah: pertanian (+0.31%), barang konsumsi (+0.45%) dan infrastruktur (+0.11%). Pelemahan paling signifikan pada hari Senin dialami oleh sektor pertambangan yaitu sebesar 2.14%. Aneka industri dan properti masing-masing ditutup turun 1.48% dan 1.52%.
Katalis negatif yang melanda bursa pada hari Senin ini antara lain kekhawatiran atas prospek ekonomi di China dan juga kerisauan pasar terhadap kemungkinan kembalinya isu krisis fiskal Eropa. Dari dalam negeri, tertundanya pencapaian peringkat investment grade Indonesia dari Standard and Poor’s juga melengkapi serentetan faktor negatif yang menghantam sentimen pasar.
Meskipun sempat mencapai 4,193.24, penurunan tajam hingga melewati 4,130.85 mengindikasikan potensi penurunan lebih lanjut di sesi hari Selasa. Support di 4,140-4,150 kembali akan menjadi penopang indeks sementara di sisi resistance hambatan akan menghadang kenaikan indeks di sekitar 4,200-4,205.
Dari empat emiten yang direkomendasikan hari Senin, RALS membukukan kenaikan 10 poin setelah sebelumnya sempat naik mencapai 900. Sisanya, MDLN, BWPT dan JSMR ditutup melemah masing-masing 1.03%, 2.94%, dan 2.78%. Sebaliknya, ASGR berhasil mencapai target di 1,470 sehingga rekomendasi saham ini berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar