DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Sabtu, 13 April 2013

Morning Dew - 15 April 2013

Market Review


Bursa saham domestik berhasil mencatatkan kenaikan tipis pada sesi perdagangan hari Jumat kemarin. Jakarta Composite Index berakhir menguat 0.26%, sedangkan indeks LQ-45 dan IDX30 ditutup menguat 0.24% dan 0.2%.

Sebaliknya, indeks lainnya di Asia, Eropa dan Amerika berakhir melemah dengan indeks Dow Jones ditutup melemah tipis 0.08 poin, indeks S&P dan NASDAQ menutup sesi perdagangan hari Jumat dengan penurunan sebesar 0.28% dan 0.16%. Di Eropa, indeks FTSE dan DAX berakhir masing-masing dengan penurunan sebesar 0.49% dan 1.61%. Sebelumnya, di Asia indeks Nikkei yang mengalami kenaikan tajam beberapa sesi sebelumnya akhirnya terkoreksi dan ditutup melemah 0.47%. Indeks Hang Seng dan KOSPI juga berakhir turun sebesar masing-masing 0.06% dan 1.31%.

Delapan sektor berakhir menguat pada sesi perdagangan hari Jumat. Sektor terbaik adalah sektor perdagangan dengan kenaikan 1.12%, diikuti oleh sektor properti yang menguat 0.67% dan sektor pertambangan yang naik 0.59%. Sektor manufaktur dan aneka industri sebaliknya melemah masing-masing sebesar 0.14% dan 0.98%.

Dua data ekonomi utama yang dirilis pada hari Jumat adalah penjualan ritel yang menunjukkan penurunan sebesar 0.4% di bulan Maret setelah pada bulan sebelumnya mengalami kenaikan 1%. Konsensus para analis sebelumnya berada pada tidak adanya perubahan pada tingkat penjualan ritel. Selain itu, indeks sentimen konsumen untuk periode April yang dirilis oleh Thomson Reuters/Universitas Michigan mengalami penurunan menjadi 72.3 dari 78.6 setelah sebelumnya diprediksi stagnan atau tidak mengalami perubahan. Data lain yang dirilis adalah tingkat persediaan usaha untuk bulan Februari yang menunjukkan perlambatan terbesar dalam delapan bulan terakhir sehingga hal ini akan menempatkan dunia usaha di Amerika untuk mengantisipasi perlambatan dalam permintaan.

Dalam sepekan, sektor properti berhasil mencatatkan kinerja terbaik diantara sektor-sektor lainnya. Sektor properti menanjak 2.2%, diikuti oleh sektor infrastruktur yang menguat sebesar 1.62%. Sektor barang konsumsi berada di peringkat ketiga dengan kenaikan 0.68%. Kinerja terburuk dialami oleh sektor pertambangan yang melemah 1.01%, diikuti oleh sektor industri dasar (-0.78%) dan sektor pertanian (-0.59%).

Ditinjau dari indeks saham utama dunia, hanya indeks KOSPI yang mengalami penurunan dalam sepekan kemarin yaitu sebesar 0.16%. Sisanya cenderung menguat dengan indeks Nikkei tetap ditopang oleh kebijakan moneter Bank of Japan ditujukan untuk mencapai target inflasi dan juga untuk menggairahkan ekonomi Jepang. Indeks Nikkei mencatatkan gains sebesar 5.08%. Indeks NASDAQ berada di peringkat kedua dengan gains sebesar 2.84%. Indeks Dow dan S&P 500 juga berhasil meraih kenaikan lebih dari 2% dalam sepekan kemarin.

Update Rekomendasi

Hingga akhir pekan dari delapan saham yang direkomendasikan empat diantaranya masih bertahan di zona positif dengan posisi terbaik adalah PTPP yang menunjukkan gains sebesr 50.59%, disusul oleh BBNI yang mencatatkan kenaikan sebesar 37.41%. TELE dan IMAS juga berada di zona positif dengan masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 7.81% dan 0.91%. Posisi PNBN ditutup pada harga entrynya di 850 sehingga posisi ini netral sementara KPIG, MPPA dan RALS masih dalam kondisi merugi masing-masing sebesar 2.04%, 6.11% dan 2.8%.

KBLI masih merupakan satu-satunya rekomendasi yang masih belum mencapai entry levelnya yaitu di 280. KBLI tetap dipertahankan untuk sesi perdagangan pekan mendatang.

Market Preview

JCI diperkirakan cenderung positif pada sesi perdagangan sepekan mendatang setelah pada pekan lalu koreksinya tertahan di support EMA 20 hari. Kurva EMA 20 hari ini akan kembali menjadi support penting bagi indeks pekan mendatang. Beberapa support lainnya antara lain 4854, 4822 dan 4784. Sebaliknya, resistance berada di 4939, 4957 dan 4985.

Data ekonomi yang akan dirilis sepekan mendatang akan menampilkan data inflasi dari Amerika serta beberapa indikator ekonomi lainnya. Dari China, serangkaian data ekonomi juga akan dirilis pada paruh pertama pekan mendatang dan akan menjadi pusat perhatian para investor.

Produksi industrial di China untuk bulan Maret diperkirakan meningkat 10.1% dari periode yang sama tahun lalu. Penjualan ritel untuk bulan Maret  diperkirakan menanjak 12.8% dibandingkan bulan Maret tahun lalu, sementara pertumbuhan ekonomi untuk triwulan pertama diperkirakan sebesar 8%, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 7.9%. Apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan GDP pada triwulan pertama diprediksi naik 2%, sama seperti tingkat pertumbuhan pada periode sebelumnya.

Data inflasi Amerika yang akan dirilis pada hari Selasa diprediksi akan menunjukkan perlambatan di bulan Maret dari 2% menjadi 0.2%. Di luar harga makanan dan bahan bakar, CPI diperkirakan tetap tumbuh pada angka 2%. Sementara itu, data housing starts untuk bulan Maret diperkirakan mengalami akselerasi dari 0.8% menjadi 1.4% dan pertumbuhan perijinan konstruksi bangunan juga akan melambat dari yang sebelumnya naik 4.6% menjadi naik 0.5% di bulan Maret. Produksi industrial dan pemanfaatan kapasitas produksi diperkirakan memburuk di bulan Maret. Produksi industrial diprediksi melambat dari 0.7% menjadi 0.2% sedangkan pemanfaatan kapasitas diperkirakan mengalami penurunan dari 79.6% menjadi 78.4%.

Angka inflasi yang rendah akan cenderung memunculkan spekulasi bahwa suku bunga di Amerika akan tetap rendah karena tidak adanya urgensi untuk mengatasi inflasi dengan kenaikan suku bunga. Sebaliknya apabila inflasi ternyata dilaporkan naik secara signifikan akan berdampak pada munculnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan mengurangi pembelian aset guna menghindari naiknya inflasi di Amerika.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar