Sebanyak 187 saham berakhir melemah pada akhir sesi perdagangan pada awal pekan sementara 65 saham ditutup menguat dan 129 lainnya berakhir stagnan. Jakarta Composite Index (JCI) ditutup di 4,894.59 atau terpuruk 42.62 poin (-0.86%) sedangkan indeks LQ-45 dan IDX30 masing-masing berakhir melemah 1.02% dan 1.07%.
Penurunan di bursa domestik juga dialami oleh bursa global dimana di Asia indeks Hang Seng dan Nikkei ditutup terkoreksi 1.43% dan 1.55% dan indeks KOSPI melemah tipis 0.2%. Aksi jual juga terlihat di sesi perdagangan Eropa dan Amerika dimana indeks FTSE dan DAX juga tergelincir sebesar 0.64% dan 0.41%.
Di New York, indeks Dow Jones ditutup melemah tajam 1.79%, sedangkan indeks NASDAQ yang didominasi oleh saham-saham teknologi ditutup turun 78.46 poin atau 2.38% di 3216.49. Indeks S&P 500 sendiri terkoreksi 2.3% dan ditutup di 1552.36.
Seluruh sektor berakhir melemah dengan penurunan terbesar dialami oleh sektor keuangan (-1.16%), disusul oleh sektor perdagangan (-1.09%) dan sektor industri dasar (-1.05%).
Sentimen pasar kembali memburuk setelah data-data ekonomi yang dirilis di China dinilai mengecewakan. Produksi industri di China untuk periode Maret dilaporkan naik 8.9%, lebih lambat dari ekspektasi kenaikan sebesar 10.1%, sementara itu penjualan ritel meningkat 12.6%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya diperkirakan berada pada 8% setelah di periode yang sama tahun lalu berada di 7.9% ternyata hanya tumbuh 7.7%. Data inilah yang menjadi faktor utama di balik terpuruknya indeks global pada hari Senin. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan pada triwulan pertama 2013 hanya mencapai 1.6%, lebih lambat dari ekspektasi dan hasil sebelumnya yang berada pada angka 2%.
Di Amerika, hanya ada empire manufacturing index yang dirilis dan data ini pun berada di bawah ekspektasi yaitu 3.05. Sebelumnya indeks ini berada di angka 9.24 dan diprediksi melemah hingga 7.00.
Menjelang ditutupnya bursa saham New York terjadi tiga ledakan di Boston di tengah ajang perlombaan Boston Marathon. Hingga saat ditulisnya berita ini telah dilaporkan sebanyak dua orang tewas dan banyak terdapat korban luka-luka dalam peristiwa ini. Hal ini juga menambah sentimen negatif pada para pelaku pasar.
Update Rekomendasi
Gelombang aksi jual yang melanda saham-saham domestik berdampak pada memburuknya kinerja delapan rekomendasi saham yang ada. Sebanyak empat rekomendasi saat ini berada di zona merah dengan penurunan terbesar dialami oleh MPPA, disusul oleh KPIG, RALS dan PNBN. IMAS dan TELE masing-masing stagnan dan posisi terbaik tetap berada pada PTPP (+55.29%) dan BBNI (+35.37%).
KBLI masih merupakan satu-satunya rekomendasi yang masih belum mencapai entry levelnya yaitu di 280. KBLI tetap dipertahankan untuk sesi perdagangan hari Selasa.
Market Preview
Prospek JCI kembali memburuk setelah bursa saham global terpuruk pada sesi perdagangan hari Senin. Melemahnya indeks Dow dan S&P pada Senin malam diperkirakan akan menjadi katalis melemahnya JCI pada sesi perdagangan hari Selasa.
Support untuk indeks berada di 4875, 4854, 4828, 4822, 4784 dan 4753. Sementara itu resistance berada di 4949 dan 4985.85. Apabila support di 4864 gagal dipertahankan akan membentuk pola zigzag yang merupakan pola koreksi yang berupa wave C dan berpotensi membawa indeks hingga mendekati level support krusialnya di 4721.
Data-data inflasi akan dirilis di Inggris, zona euro dan Amerika. Perhatian pasar akan terfokus pada data inflasi dari Amerika yang diprediksi akan menunjukkan perlambatan di bulan Maret dari 2% menjadi 0.2%. Di luar harga makanan dan bahan bakar, CPI diperkirakan tetap tumbuh pada angka 2%. Sementara itu, data housing starts untuk bulan Maret diperkirakan mengalami akselerasi dari 0.8% menjadi 1.4% dan pertumbuhan perijinan konstruksi bangunan juga akan melambat dari yang sebelumnya naik 4.6% menjadi naik 0.5% di bulan Maret. Produksi industrial dan pemanfaatan kapasitas produksi diperkirakan memburuk di bulan Maret. Produksi industrial diprediksi melambat dari 0.7% menjadi 0.2% sedangkan pemanfaatan kapasitas diperkirakan mengalami penurunan dari 79.6% menjadi 78.4%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar