Tercapainya kesepakatan pemberian dana bailout untuk Cyprus menjadi katalis utama kenaikan bursa saham global pada hari Selasa. Data ekonomi Amerika juga berperan dalam mengangkat sentimen investor terutama pada sesi perdagangan di New York semalam.
Di bursa domestik, Jakarta Composite Index mencatatkan kenaikan sebesar 0.89% atau 42.86 poin dengan ditutup di 4,842.52 sementara indeks LQ-45 dan IDX 30 juga berakhir menguat masing-masing sebesar 1.09% dan 1.11%. Bursa regional juga menguat selain indeks Nikkei yang terkoreksi 0.6%. Indeks Hang Seng dan KOSPI berakhir menguat 0.27% dan 0.3%.
Di Eropa, indeks FTSE dan DAX membukukan kenaikan masing-masing sebesar 0.33% dan 0.11% sementara data ekonomi menjadi pemicu membaiknya sentimen para investor yang membawa indeks Dow dan S&P menguat masing-masing 0.77% dan 0.78%. Indeks NASDAQ yang didominasi oleh saham-saham teknologi berakhir naik 0.53%.
Secara sektoral, seluruh sektor di bursa domestik berakhir menguat dengan dipimpin oleh sektor industri dasar yang menguat 1.99%, disusul oleh sektor infrastruktur yang menguat 1.79% dan sektor pertambangan yang mengalami rebound sebesar 1.3%. Sektor barang konsumsi mencatatkan kenaikan terkecil yaitu 0.25%.
Sebanyak 182 saham ditutup menguat, 102 saham berakhir melemah dan 109 lainnya berakhir stagnan pada sesi perdagangan Selasa. Posisi asing kembali mencatatkan net buy senilai Rp477.48 miliar.
Di antara saham-saham terekomendasi, kenaikan terbesar dialami oleh BBNI yang ditutup di 4,825, naik 3.76%. Sementara itu AISA naik 2.38%, INDS dan IMAS berakhir naik 0.56% dan 0.9% sedangkan PTPP dan KPIG menanjak 1.79% dan 0.66%. TELE menjadi satu-satunya yang stagnan di 730 dan ACES, MPPA,KLBF dan PNBN yang masuk dalam daftar rekomendasi masih belum berhasil mencapai level entrynya.
Data ekonomi yang dirilis semalam di sesi perdagangan New York menunjukkan bahwa tingkat pemesanan durable goods di Amerika meningkat sebesar 5.7% di bulan Februari setelah sebelumnya mengalami penurunan 3.8%. Hasil ini juga berhasil melampaui ekspektasi dimana sebelumnya diprediksi tingkat pemesanan mengalami kenaikan 3.9%. Di luar barang-barang kategori transportasi, tingkat pemesanan justru mengalami penurunan sebesar 0.5% lebih buruk dari ekspektasi kenaikan sebesar 0.5%. Di periode sebelumnya dilaporkan terjadi kenaikan 2.9%. Indeks harga perumahan yang dirilis oleh S&P/Case-Shiller juga dilaporkan mengalami kenaikan dari 145.95 menjadi 146.14, meskipun masih berada sedikit di bawah ekspektasi 146.17. Hasil yang kurang memuaskan juga terjadi pada data penjualan rumah baru periode bulan Februari yang dilaporkan mengalami penurunan sebesar 4.6% setelah di bulan Januari meningkat tajam sebesar 13.1%. Para analis sebelumnya memprediksikan tingkat penjualan rumah baru mengalami penurunan sebesar 3.9%. Kepercayaan konsumen juga dilaporkan menurun tajam di bulan Maret yaitu dari 68.0 menjadi 59.6. Ekspektasi pasar sebelumnya berada di angka 67.5.
Market Preview
Menanjaknya JCI pada hari Selasa masih belum mampu membawa indeks ditutup di atas level resistance kuat di 4,854-4,855 meskipun saat ini indeks berhasil kembali berada di atas kurva EMA 20 hari. Indeks sempat mencapai 4,861.76 namun gagal ditutup di atas 4,854-4,855. Setidaknya, indikator MACD mulai menunjukkan berbaliknya kurva MACD menuju ke arah positif setelah sebelumnya mengalami penurunan beruntun. Support utama berada di 4,721.32 disusul dengan 4,708.08, 4,643 dan 4,617. Resistance terdekat berada di 4,854-4,855 dan selanjutnya di 4,861 dan 4,904.48.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar