DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Senin, 04 Maret 2013

Morning Dew - 5 March 2013

Global Market Review

Bursa domestik terkoreksi sebesar 1.04% dengan Jakarta Composite Index (JCI) ditutup di 4,761.46. Sementara itu, indeks LQ-45 dan IDX30 berakhir melemah dengan masing-masing mencatatkan penurunan sebesar 1.19% dan 1.20%.


Indeks Hang Seng dan KOSPI juga melemah di tingkat regional dengan masing-masing terkoreksi 1.5% dan 0.66%. Namun, optimisme di Jepang terhadap penunjukan Haruhiko Kuroda sebagai gubernur Bank of Japan yang baru berhasil menopang indeks Nikkei hingga ditutup menguat 0.4% di 11,652.29.

Terkecuali sektor barang konsumsi yang berhasil menguat 0.2%, seluruh sektor berakhir melemah. Sektor keuangan terkoreksi tajam sebesar 1.83%, diikuti oleh sektor infrastruktur yang melemah 1.43% dan sektor properti yang turun 1.2%.

Penurunan pada awal pekan ini melanda 186 saham sementara sebanyak 86 saham berakhir menguat dan 110 lainnya ditutup stagnan. Meskipun bursa domestik melemah, posisi transaksi asing tetap bertahan pada net buy senilai Rp.211.3 miliar.

Hanya MDLN di antara delapan saham terekomendasi yang berakhir stagnan. Tujuh saham terekomendasi lainnya berakhir melemah dengan PTPP melemah 3.23%, AISA terkoreksi 3.17% dan BBNI turun 2.58%. TELE, PGAS, IMAS dan INDS masing-masing ditutup turun 1.61%, 1.5%, 0.93% dan 0.52%.

Di Asia, saham-saham bertumbangan setelah dikabarkan bahwa industri jasa di China mengalami ekspansi yang melambat di bulan lalu. Indeks PMI sektor jasa China mengalami penurunan dari 56.2 menjadi 54.5. Berita lain yang mengejutkan pasar adalah langkah yang diambil pemerintah China untuk memperketat pasar properti di sana dengan memberlakukan pajak terhadap capital gains sebesar 20% dari penjualan rumah. Selain itu, akan dikontrol juga para pembeli rumah dan menetapkan kenaikan jumlah uang muka pembelian rumah dan suku bunga KPR untuk para pembeli rumah kedua di beberapa kota di China.

Bursa Eropa juga terkoreksi akibat faktor China ini dimana indeks FTSE dan DAX terkoreksi 0.52% dan 0.21% sementara indeks saham Amerika belakangan mengalami rebound setelah salah satu petinggi Federal Reserve Janet Yellen menyatakan bahwa Fed harus tetap berkomitmen pada program pembelian obligasi bulanannya senilai $85 miliar dan dalam waktu yang sama terus memantau biaya dan risiko yang mungkin muncul sebagai efek samping dari stimulus tersebut. Pernyataan Yellen memperkuat dugaan bahwa perbedaan pendapat dalam Federal Reserve tidak akan secara signifikan mempengaruhi kebijakan Fed saat ini dalam hal penerapan stimulus moneter. Hal yang senada dengan Yellen juga disampaikan oleh Ben Bernanke pekan lalu.

Indeks Dow pada akhirnya menguat 38.16 poin atau 0.27% di 14,127.8, tertinggi sejak 2007. Meskipun demikian, gagalnya perundingan anggaran di Amerika menyebabkan diaktifkannya pemotongan anggaran secara otomatis yang separuhnya merupakan anggaran belanja program pertahanan pada tanggal 1 Maret lalu. Pengeluaran pemerintah Amerika terpangkas sebesar $1.2 triliun selama sembilan tahun ke depan, termasuk $85 miliar yang terpotong tahun fiskal ini. Diprediksikan bahwa pemotongan anggaran ini akan berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.6% sebagaimana diestimasi oleh Kantor Anggaran Kongres Amerika.

Jakarta Composite Index sempat mencapai level tertingginya di 4825.70 sebelum akhirnya terkoreksi hingga 4,744.48. Level koreksi bagi indeks berikutnya berada di 4,736.15, diikuti oleh 4,715.01 dan 4,688.86. Support kunci bagi indeks berada di 4,646.59. 

Market Preview

Hari Selasa, isu pengetatan pasar properti di China dan aktivasi pemotongan anggaran di Amerika akan menjadi katalis negatif bagi sentimen pasar, sementara prospek kelanjutan stimulus di Amerika akan mengimbangi faktor negatif ini dan setidaknya menopang indeks di atas 4,700. Resistance akan kembali berada di 4,800.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar