DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Minggu, 24 Februari 2013

Morning Dew - 25 February 2013

Global Market Review


Global Market Review

Kenaikan Jakarta Composite Index (JCI) kembali tersendat di area 4,650-an. Meskipun demikian, indeks berhasil menutup hari Jumat di level tertinggi sehingga diperkirakan berpotensi melanjutkan kembali penguatannya di pekan mendatang. Indeks berhasil mencatatkan level tertinggi di 4,656.13 dan hingga penutupan sepanjang pekan telah menanjak sebanyak 41.34 poin atau 0.9%.  Indeks LQ-45 juga menguat sepanjang pekan dan ditutup naik 0.6% pada akhir sesi perdagangan hari Jumat. Sementara itu, bursa regional berakhir mixed dengan indeks Nikkei menguat 1.9% namun indeks Hang Seng ditutup terkoreksi 2.8%.

Di Eropa indeks FTSE dan DAX masing-masing mencatatkan kenaikan 0.1% dan 0.9% dan sebaliknya di Amerika indeks Dow berakhir menguat 0.1% sementara indeks S&P 500 dan NASDAQ justru berakhir melemah 0.3% dan 0.9%.

Secara sektoral, tiga sektor berakhir melemah dengan masing-masing mencatatkan penurunan sebesar 2.7%, 2.1% dan 1.2%, sementara sektor properti menjadi sektor terbaik dalam sepekan dengan kenaikan sebesar 4.8%, diikuti oleh sektor perdagangan yang menguat 3%. Sektor keuangan  dan industri dasar juga menguat yaitu masing-masing sebesar 1.4% dan 1.2%.

Di antara saham-saham yang masuk rekomendasi, kenaikan terbesar pada hari Jumat lalu dicatatkan oleh CPIN yang melonjak 4.07%. CPIN berhasil mencapai target akhirnya di 4,375 dan dengan demikian rekomendasi ini berakhir dengan gains sebesar 32.58%. Sebaliknya, LSIP terpuruk 3.49% dan ditutup di 2,075 sehingga rekomendasi ini juga berakhir dengan loss sebesar 7.78%. Selain LSIP, PTPP dan ISAT juga berakhir melemah masing-masing 2.17% dan 1.49%. INDS, SMCB dan IMAS ditutup stagnan sedangkan MDLN dan BBNI ditutup naik masing-masing 1.27% dan  1.16%.

Bursa Eropa dan Amerika juga kembali terpuruk dengan indeks FTSE dan DAX melemah 1.62% dan 1.88%. Indeks Investor di Eropa dan Amerika masih menanggapi berita perbedaan pendapat di Federal Reserve dengan negatif. Indeks Dow terkoreksi 0.34%, S&P500 melemah 0.63% sementara indeks NASDAQ turun 1.04%.

Kembali ke dalam negeri, sektor perdagangan mencatatkan kinerja terbaik pada hari Kamis dengan kenaikan 0.81%, sementara sektor barang konsumsi menguat 0.63% diikuti oleh sektor properti dan manufaktur yang masing-masing menguat 0.19% dan 0.15%. Sektor pertambangan sebaliknya terkoreksi 1.22% diikuti oleh sektor pertanian (-0.45%), sektor industri dasar (-0.27%) dan sektor keuangan (-0.26%).

Sebanyak 86 saham berakhir menguat dan 175 saham ditutup melemah sementara 120 lainnya berakhir stagnan. Posisi beli asing masih tetap kuat yaitu senilai Rp767.25 miliar.

Di antara saham-saham terekomendasi, BBNI dan PTPP masing-masing mencatatkan kenaikan 1.76% dan 2.22% sementara INDS dan PGAS stagnan di harga penutupan sebelumnya sedangkan MDLN terkoreksi 2.47% dan AISA melemah 1.56%. 

Berita acara dari pertemuan FOMC akhir Januari lalu menjadi topik utama dalam sepekan. Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, berdasarkan berita acara pertemuan FOMC diketahui bahwa terdapat perbedaan pendapat di antara anggota dewan FOMC dimana sebagian anggota mempertanyakan efektivitas program pembelian obligasi oleh Federal Reserve sebagai alat stimulus bagi perekonomian Amerika. Sebagian pelaku pasar memandang hal ini sebagai faktor yang berpotensi memperlambat program pembelian obligasi Fed. Risiko dari penghentian atau perlambatan program ini adalah tersendatnya pertumbuhan ekonomi di Amerika yang masih rentan terhadap resesi.

Market Preview

Pekan mendatang, para pelaku pasar akan memusatkan perhatian mereka pada pidato pimpinan Federal Reserve Ben Bernanke pada tanggal 26 dan 27 Februari mendatang. Sehubungan dengan debat di antara anggota dewan FOMC, pasar akan menantikan opini dari Bernanke sehubungan dengan masalah tersebut. Namun, diperkirakan Bernanke tidak akan secara eksplisit membahas mengenai isu ini.

Selain pidato Bernanke, isu lain yang akan mendapat perhatian pasar adalah pemotongan anggaran belanja Amerika secara otomatis pada tanggal 1 Maret mendatang apabila tidak ada kompromi yang disepakati oleh Kongres Amerika. Dikhawatirkan apabila hal ini terjadi, pengeluaran pemerintah akan menyusut menjadi $85 miliar dalam tujuh bulan terakhir tahun fiskal 2013 dan dalam sembilan tahun ke depan dapat menyusut secara total sebesar $1.2 triliun. Akibatnya, pada akhir 2013 GDP diperkirakan melambat menjadi 0.6% dan jumlah lapangan kerja akan berkurang sebanyak 750 ribu sebagaimana diprediksi oleh Congressional Budget Office.

Selain di Amerika, perhatian pasar juga akan tertuju pada pemilu di Italia yang dilangsungkan pada hari Minggu. Jika Silvio Berlusconi kembali terpilih sebagai PM, maka program austerity Italia dikhawatirkan akan terancam terhenti. Pesaing utama Berlusconi adalah Pier Luigi Bersani dari partai Demokrat.

Beberapa data ekonomi di Amerika yang akan dirilis pekan mendatang antara lain indeks kepercayaan konsumen untuk bulan Februari yang diprediksi naik dari 58.6 menjadi 61.1; angka penjualan rumah baru yang diperkirakan naik 3% di bulan Januari dibandingkan dengan bulan sebelumnya setelah penjualan ini turun 7.3% pada periode sebelumnya; tingkat pemesanan durable goods untuk bulan Januari diperkirakan turun 4% setelah sebelumnya naik 4.6%; pending home sales di bulan Januari diperkirakan naik 2% dari bulan sebelumnya setelah sebelumnya mengalami penurunan sebesar 4.3%.

Angka pertumbuhan GDP untuk triwulan keempat akan dirilis pada hari Kamis dan diperkirakan tumbuh 0.5% sementara angka konsumsi pribadi diperkirakan naik 2.3% di triwulan 4. Angka jobless claims mingguan yang juga dirilis hari Kamis diperkirakan mengalami penurunan tipis dari 362 ribu menjadi 360 ribu. Indeks Chicago PMI diperkirakan mengalami penurunan dari 55.6 menjadi 54.1. Indeks kepercayaan konsumen dari Universitas Michigan akan dirilis pada hari Jumat dan diperkirakan tetap berada di angka 76.3.

Indeks ISM untuk sektor manufaktur dijadwalkan rilis pada hari Jumat dengan indeks untuk bulan Februari diperkirakan turun dari 53.1 menjadi 52.5. Indeks PMI yang juga mengukur aktivitas sektor manufaktur di Eropa dijadwalkan akan dirilis di Italia, Prancis, Jerman dan zona euro.

Untuk menggantikan rekomendasi LSIP dan CPIN yang telah mencapai target/stopnya telah dihadirkan dua rekomendasi baru yaitu TELE dan RALS. Entry price untuk RALS berada di antara 1200 hingga 1220, dengan stop di bawah 1090 dan target pertamanya di 1240 hingga maksimal di 1870. Entry price untuk TELE di 620-640 dengan stop <570 dan target pertama di 680 hingga target terjauhnya di 1130.

Support bagi JCI diperkirakan akan kuat di 4,581, dengan support terdekat berada di 4,600. Resistance di 4,656 diperkirakan akan bertahan sehingga indeks diperkirakan akan bergerak antara 4,600-4,656.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar