DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Minggu, 29 Juli 2012

Bursa mulai stabil, taksi Express siap IPO


JAKARTA. Minat initial public offering (IPO) emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak surut. Kendati volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tinggi, penawaran saham perdana sepanjang tahun ini cukup ramai.
Sejak Januari hingga Juli 2012, sudah ada 13 emiten baru di BEI dengan nilai IPO total Rp 5,79 triliun. Beberapa perusahaan memang memutuskan menunda IPO, namun sebagian lainnya tetap maju tahun ini. Satu di antaranya adalah PT Expressindo Transindo Utama, pengelola armada taksi Express.
Selain Express, PT Pelayaran Nelly Dwi Putra dan PT Provident Agro, satu perusahaan BUMN, dan anak usaha BUMN, juga berniat IPO pada semester II-2012. "Kondisi pasar lebih stabil di kuartal IV. Lebih cocok IPO saat itu," kata Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management, kemarin.
Menurut Stephen K. Sulistyo, Managing Director Business Development and Investment Rajawali Corpora, induk usaha Expressindo, rencana IPO di kuartal IV-2012 tetap berjalan. Porsi saham yang ditawarkan sekitar 20%.
Expressindo telah menunjuk Mandiri Sekuritas dan JP Morgan Indonesia sebagai penjamin emisi. Bukan cuma menyasar investor lokal, pemodal asing juga disasar sebagai pembeli saham IPO Expressindo. "Kami akan roadshow ke Singapura, Hong Kong, Eropa, dan Amerika," ujar Stephen.
David Santoso, Direktur Keuangan Expressindo, menambahkan, perseroan ini menargetkan dana Rp 800 miliar-Rp 900 miliar dari IPO. Dana itu digunakan untuk penambahan armada. Saat ini, armada taksi Express 7.000 unit, dan ditargetkan menjadi 8.000 unit hingga akhir tahun ini. "Pendapatan kami tahun lalu mencapai Rp 350 miliar," imbuh David.
Kiswoyo A. Joe, analis Askap Futures, menilai, bisnis taksi terbilang kompleks sehingga investor belum tentu meminati sahamnya. "Jika bensin naik, tarif ikut naik, konsumen bisa beralih. Itu tentu mempengaruhi kinerja perseroan," katanya.
Di BEI saat ini sudah ada saham perusahaan transportasi berbasis di Surabaya, PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA). "Perdagangan ZBRA tidak likuid," tandas Kiswoyo. Pada Jumat (27/7), harga ZBRA turun 0,81% menjadi Rp 122 per saham.
Penilaian Reza pun senada. Tanpa inovasi layanan konsumen yang bisa mengerek kinerja, akan sulit bagi Expressindo menarik minat para investor saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar