Perdagangan di bursa saham Eropa dan Amerika diwarnai oleh aksi profit-taking pada hari Jumat. Mengikuti penurunan di bursa regional – kecuali indeks Hang Seng yang menanjak – indeks Dow Jones, S&P 500 dan NASDAQ ditutup masing-masing melemah 0.93%, 1.01% dan 1.37%. Indeks FTSE dan DAX juga berakhir melemah masing-masing 1.09% dan 1.9%.
Walaupun melemah pada hari Jumat, indeks S&P dan Dow Jones berhasil mencatatkan kenaikan masing-masing 0.4%.
Kenaikan pekan ini cenderung dipicu oleh testimoni dari pimpinan Federal Reserve yaitu Ben Bernanke yang mengindikasikan bahwa Federal Reserve terbuka terhadap kemungkinan adanya QE3 guna memacu pertumbuhan ekonomi Amerika yang saat ini dianggap memburuk.
Beberapa data ekonomi yang dirilis pekan ini mendukung pandangan ini dan justru menjadi pemicu naiknya saham-saham global. Semakin buruknya data ekonomi yang dilaporkan, semakin besar tekanan bagi Federal Reserve untuk mengeluarkan kebijakan QE3. Menurut Bernanke, saat ini Fed tengah menelusuri berbagai alternatif yang dapat digunakan dalam kebijakan QE3 tersebut.
Kondisi di Eropa pun masih belum menentu meskipun pihak Eropa telah sepakat menyediakan dana bailout bagi Spanyol. PM Spanyol Mariano Rajoy memprediksikan Spanyol akan memasuki resesi tahun kedua sedangkan Valencia menjadi negara pertama yang mengumumkan akan meminta bantuan dari pemerintah pusat. Kedua hal ini menjadi katalis negatif bagi pasar pada hari Jumat kemarin sehingga menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya profit-taking.
Penurunan pada indeks saham Amerika dan Eropa pada Jumat malam mengindikasikan adanya potensi terjadinya penurunan lanjutan pada Jakarta Composite Index di awal pekan mendatang. Perkiraan rentang pergerakan JCI pekan mendatang masih dalam kisaran 4040 hingga 4110.
Click here to download the full update (PDF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar