DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Kamis, 18 Oktober 2012

After-hours - 18 October 2012

Market Review

Positifnya sentimen para investor terhadap data ekonomi dari Amerika yang dirilis Rabu kemarin dan ditambah dengan data ekonomi China yang dirilis sebelum dibukanya bursa domestik menjadi pemicu penguatan Jakarta Composite Index pada sesi perdagangan hari Kamis ini.


JCI kembali mencatatkan harga all-time high di 4,362.34 sebelum akhirnya ditutup di 4,356.97, naik 19.44 poin atau 0.45%. Dua indeks acuan lainnya yaitu indeks LQ-45 dan IDX 30 juga berhasil menguat masing-masing sebesar 0.53% dan 0.59%.

Kinerja bursa regional juga positif dengan indeks Nikkei, KOSPI dan Hang Seng ditutup menguat. Indeks Nikkei menguat tajam hingga 2%, sementara indeks Hang Seng dan KOSPI masing-masing hanya mencatatkan kenaikan sebesar 0.48% dan 0.2%.

Sebanyak 122 saham ditutup menguat sedangkan 120 saham ditutup melemah dan 126 lainnya berakhir stagnan.

Sektor infrastruktur, pertambangan, dan properti berakhir melemah sementara sektor terbaik pada sesi perdagangan hari Kamis adalah sektor aneka industri (+2.8%), industri dasar (+1.35%) dan sektor manufaktur (+1.15%).

Selanjutnya, saham-saham di Eropa juga akhirnya ditutup di zona positif dengan indeks FTSE dan DAX masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 0.1% dan 0.58%.

Sebaliknya, di sesi perdagangan New York, saham-saham Amerika tertekan oleh laporan keuangan Google yang berada di bawah ekspektasi pasar. Indeks NASDAQ yang didominasi oleh saham-saham teknologi melemah tajam 1.01%, sedangkan indeks Dow dan S&P masing-masing ditutup turun 0.06% dan 0.24%.

Data ekonomi dari China yang dirilis hari Kamis kemarin menunjukkan adanya peningkatan pada perekonomian China, sehingga mengurangi tekanan bagi pemerintah China untuk kembali mengeluarkan stimulus ekonomi untuk mendukung kinerja perekonomian. Data GDP dilaporkan tumbuh 7.4% di triwulan ketiga dari periode yang sama tahun lalu, sesuai dengan ekspektasi para analis, meskipun melambat dari 7.6% yang dicatatkan pada periode triwulan kedua tahun ini. Dibandingkan triwulan kedua, GDP mengalami pertumbuhan sebesar 2.2%, tertinggi dalam empat triwulan terakhir.

Data produksi industri juga membaik. Di bulan September dilaporkan bahwa produksi meningkat 9.2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mengalami rebound dari 8.9% yang dicatatkan pada Agustus lalu dan melebihi ekspektasi pasar yang berada di 9%. Angka penjualan ritel di bulan September juga mengalami kenaikan sebesar 14.2% dari tahun lalu, sedangkan untuk investasi aset tetap di periode 9 bulan pertama mengalami pertumbuhan  13.5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, melebihi konsensus pasar yang berada di 20.2%.

Dari Amerika, data jobless claims juga ikut menjadi katalis negatif bagi kinerja saham-saham Amerika. Pada pekan yang berakhir 13 Oktober lalu, jobless claims dilaporkan naik 46 ribu menjadi 388 ribu (direvisi dari 342 ribu), melebihi angka konsensus para analis yang berada di 365 ribu. Peralihan dari triwulan ketiga ke keempat disebutkan sebagai penyebab terjadinya lonjakan pada angka jobless claims ini.

Data indeks manufaktur untuk zona Philadelphia untuk bulan Oktober dilaporkan meningkat untuk pertama kalinya sejak enam bulan terakhir. Hal ini dianggap sebagai indikasi bahwa industri di kawasan ini mulai stabil. Federal Reserve Bank of Philadelphia melaporkan bahwa indeks naik dari -1.9 di bulan September menjadi 5.7, dimana angka diatas nol adalah pembatas antara ekspansi dengan kontraksi.

Dari 10 rekomendasi saham, ARNA mencatatkan kenaikan terbesar yaitu 8.26% hingga mencapai target akhirnya di 1,150. Sebelumnya ARNA bahkan sempat melonjak hingga 1,280 sebelum akhirnya ditutup di 1,180. Faktor laporan keuangan perseroan menjadi salah satu katalis kenaikan ARNA. Sementara itu, INDS juga mencatatkan kenaikan signifikan hingga ditutup di level tertingginya di 4,500. INDS telah mencapai target terdekatnya di 4,375. Nasib serupa juga dialami oleh ADHI yang ditutup di 1,170 setelah sempat mencapai 1,180. Target ADHI berikutnya setelah 1,170 berada di 1,200. Saham lainnya yang mengalami kenaikan adalah BBCA (+0.61%), sedangkan ASGR dan CLPI berakhir stagnan dan CTRS, ESSA, ISAT dan MDLN ditutup melemah.

Laporan keuangan ARNA yang dirilis hari Kamis menunjukkan perolehan penjualan bersih sebesar Rp829.2 miliar, naik 23% dari Rp689.6 yang diraih pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba kotor naik dari Rp214.6 miliar menjadi Rp279.2 miliar, sedangkan laba usaha naik dari Rp109.5 miliar menjadi 168.9 miliar. Laba sebelum pajak juga mengalami kenaikan dari Rp94.7 miliar menjadi Rp155.3 miliar. Laba bersih perseroan dilaporkan naik dari Rp70.3 miliar menjadi Rp116.03 miliar.

Menjelang sesi perdagangan hari Jumat, indeks yang telah mencatatkan angka tertingginya di 4,362.34 pada hari Kamis diperkirakan berpotensi untuk cenderung bergerak dalam kisaran 4,335-4,362.34. Koreksi yang terjadi di Wall Street setidaknya akan menghambat laju indeks menuju resistance berikutnya di 4,413-4,448. Support krusial bagi indeks terlihat di 4,242 dengan support terdekat berada di 4,335.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar