Bursa domestik berakhir mixed dengan Jakarta Composite Index (JCI) ditutup melemah tipis 0.01%. Sebaliknya, indeks LQ-45 dan indeks IDX30 berakhir menguat tipis 0.05% dan 0.04%. Di tingkat regional, indeks Nikkei, Hang Seng dan KOSPI ditutup melemah masing-masing 1.98%, 0.08% dan 1.56%.
Sektor properti mengalami penurunan terbesar hari ini yaitu 1.04%, disusul oleh sektor pertambangan (-0.71%) dan aneka industri (-0.63%). Sektor barang konsumsi menjadi sektor terbaik dengan kenaikan 0.83% dan sektor pertanian dan industri dasar berakhir menguat masing-masing 0.74% dan 0.7%.
Walaupun melemah tipis, namun hanya 85 saham yang berhasil berakhir positif. Sebanyak 149 saham ditutup melemah dan 117 saham lainnya berakhir stagnan. Posisi transaksi asing hari ini kembali berakhir dengan net buy senilai Rp120.4 miliar.
JCI berakhir di 4,280.01 setelah sempat terpuruk pada awal-awal sesi pertama saat mencapai level terendah intraday di 4,246.45. Keadaan selanjutnya berbalik hingga indeks menanjak sampai mencatatkan level intraday tertinggi di 4,281.61. Dengan demikian, support di 4,242 tetap terjaga dan akan kembali menjadi support pada hari Kamis besok. Sebaliknya, resistance di 4,293 kembali akan menghadang upaya kenaikan indeks, disusul oleh resistance berikutnya di 4,305 dan 4,335.
Dari 10 saham terekomendasi, kenaikan terbesar dicatatkan oleh ISAT (+2.52%), disusul oleh ASGR (+0.74%) dan CLPI (+0.54%). Sebaliknya, ADHI melemah 2.63%, CTRS dan INDS ditutup turun masing-masing 1.13% dan 0.63%. ARNA, BBCA, ESSA dan MDLN berakhir stagnan pada hari Rabu ini.
Tekanan jual pada pasar hari ini didominasi oleh faktor IMF yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunianya kemarin. Masih belum jelasnya rencana bailout terhadap Spanyol juga menjadi katalis negatif tersendiri bagi pasar selain risaunya pasar terhadap kemungkinan terjerumusnya Amerika ke ‘jurang fiskal’ yang dapat terjadi apabila partai Demokrat dan Republik tidak berhasil mencapai kesepakatan untuk berkompromi dalam hal penetapan anggaran belanja Amerika.
Menjelang dibukanya Wall Street, sentimen negatif masih membayangi para investor seperti terlihat pada melemahnya indeks saham FTSE dan DAX. Kontrak berjangka indeks S&P sementara ini masih bergerak dalam kisaran netral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar