DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Rabu, 27 Juni 2012

MTFN siap menjual lagi dua aset non-migas


JAKARTA. PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN) siap menjual aset yang tidak berhubungan dengan bisnis minyak dan migas (migas). Emiten itu akan melepas seluruh kepemilikan sahamnya di PT Aetra Air Tangerang (AAT) serta PT Capitalinc Finance (CF), pada tahun ini.
Direktur MTFN, Budi Prihantoro, mengemukakan, perseroan memiliki penyertaan saham di AAT sebesar 5%, sedangkan porsi kepemilikan di CF setara 94,85%. "Book value Aetra sekitar Rp 9 miliar hingga Rp 10 miliar, kalau Capitalinc Finance sekitar Rp 45 miliar," ujar dia, Rabu (27/6).
Manajemen berharap nilai transaksi penjualan saham itu bisa lebih besar dari nilai buku tersebut. Saat ini, sudah ada beberapa calon pembeli potensial yang bersedia mengambilalih kepemilikan saham AAT dan CF. Tapi Budi belum mau mengungkapkan identitas calon pembeli kedua anak usaha MTFN.
Direktur Keuangan MTFN, Theodore Pun, menambahkan, dengan penjualan kedua aset itu, maka beban perseroan bisa ditekan. "Kami berharap laba bersih bisa positif pada tahun ini," tutur dia.
Sepanjang 2011, MTFN membukukan kerugian sebesar Rp 12,89 miliar. Hal itu disebabkan beban operasional, yang melampaui pendapatan. Pendapatan tahun lalu tercatat sebesar Rp 52,63 miliar. Sementara biaya operasionalnya Rp 64,9 miliar.
Theodore menjelaskan, pemeliharaan aset-aset non-migas, terutama milik CF, memerlukan biaya yang cukup tinggi. Dengan menjual aset itu, MTFN ingin beban keuangannya bisa terpangkas.
Meski beban menurun, potensi pendapatan perseroan diperkirakan ikut menyusut. Pasalnya, perseroan hanya mengandalkan penjualan migas, khususnya minyak dari Blok Tonga. Kemampuan produksinya sekitar 500 barel per hari. "Pendapatan dari sektor migas tahun ini ditargetkan Rp 25 miliar," ujar Theodore.
Sebelumnya, manajemen MTFN menargetkan bisa membukukan pendapatan sekitar Rp 63 miliar. Menurut Theodore, target tersebut dengan asumsi ATT dan CF masih dikuasai perseroan.
MTFN memang berupaya memfokuskan bisnisnya ke sektor migas. Pada Agustus tahun lalu, perseroan mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya pada PT Cimanggis Cibitung Tollways ke PT Bakrie Tol Indonesia.
Bakrie Tol merupakan anak usaha PT Bakrieland Development Tbk (ELTY). PT Cimanggis Cibitung Tollways adalah pengelola ruas tol Cimanggis-Cibitung sepanjang 25,4 km dengan masa konsesi 35 tahun. Harga saham MTFN, Kamis (27/6) anjlok 8,82% menjadi Rp 310 per saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar