DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Minggu, 02 September 2012

Morning Brief - 3 September 2012

Market Preview


Pada pidatonya di Jackson Hole, Wyoming Jumat malam, pimpinan Federal Reserve Ben Bernanke seperti diperkirakan sebelumnya tidak memberikan petunjuk baru mengenai kapan Federal Reserve akan mengeluarkan kebijakan stimulus baru untuk memacu kembali pertumbuhan ekonomi di Amerika.

Menurut Bernanke, resiko dari kebijakan non-tradisional, apabila dipertimbangkan dengan hati-hati, sepertinya dapat dikendalikan sehingga kebijakan yang demikian dapat dipertimbangkan penggunaannya apabila kondisi perekonomian memungkinkan. Salah satu alternatif yang menurut Bernanke dapat ditempuh oleh FOMC adalah dengan kembali melakukan pembelian obligasi.

Sehubungan dengan kondisi ketenagakerjaan di Amerika, Bernanke menyebutkan bahwa periode pengangguran yang berlarut-larut dan berkepanjangan di Amerika menghasilkan pemborosan besar dalam hal pemanfaatan talenta sumber daya manusia karena banyak talenta yang bermutu namun gagal mendapatkan pekerjaan. Kecuali perekonomian dapat tumbuh lebih cepat dari kondisi saat ini, tingkat pengangguran diperkirakan bakal tetap berada di atas tingkat pengangguran yang dianggap maksimum.

Bernanke mengakhiri pidatonya dengan mengulang kembali pernyataan dari FOMC bahwa Federal Reserve akan menyediakan kebijakan tambahan untuk mengakomodasi perekonomian sebagaimana diperlukan untuk memacu kembali pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data ekonomi baru-baru ini, pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dalam GDP dilaporkan berada pada angka 1.7% di triwulan kedua, melambat tajam dari 4.1% yang dibukukan pada triwulan terakhir 2011 lalu. Data nonfarm payrolls yang akan dirilis Jumat mendatang diprediksi akan menunjukkan adanya 127 ribu lapangan kerja yang ditambahkan pada bulan Agustus, turun dari 163 ribu yang ditambahkan pada bulan Juli lalu.

Sementara itu, ancaman dari kondisi yang dinamakan fiscal cliff (jurang fiskal) yang berpotensi terjadi apabila Demokrat dan Republik gagal mencapai kesepakatan mengenai penentuan anggaran belanja Amerika akan semakin nyata apabila kondisi perekonomian terutama dari sisi ketenagakerjaan gagal mencapai perbaikan yang signifikan. Tanpa adanya kesepakatan baru, anggaran belanja Amerika akan mengalami pemotongan otomatis yang akan terjadi pada awal tahun 2013 dan hal ini dikhawatirkan justru akan semakin menekan pertumbuhan ekonomi yang saat ini sudah dalam kondisi cukup mengkhawatirkan.

Di China, data PMI yang dirilis pada hari Sabtu menunjukkan bahwa aktivitas sektor manufaktur di China telah memasuki area kontraksi di bulan Agustus. Indeks Purchasing Manager dilaporkan turun dari 50.1 di bulan Juli menjadi 49.2 di bulan Agustus. Angka di bawah 50 adalah area untuk kontraksi atau penurunan aktivitas sementara di atas 50 menunjukkan adanya ekspansi atau peningkatan aktivitas.

Meskipun demikian, indeks Dow Jones mengakhiri bulan Agustus dengan kenaikan yang ketiga kalinya dalam tiga bulan terakhir. Pasar sepertinya tetap mengharapkan akan dikeluarkannya stimulus oleh Federal Reserve untuk membangkitkan kembali aktivitas perekonomian di Amerika. Diperkirakan medium yang akan dipakai oleh Federal Reserve adalah pembelian obligasi dengan jumlah yang lebih besar yang akan didukung oleh tingkat suku bunga yang rendah hingga tahun 2014 mendatang.

Pekan mendatang, reaksi positif dari bursa Amerika kemungkinan akan juga dialami oleh bursa Asia. Jakarta Composite Index yang baru-baru ini mengalami tekanan hebat diperkirakan bakal mengalami rebound, namun area resistance di 4060 hingga 4080 akan menjadi penghalang pertama bagi kenaikan indeks. Apabila berhasil melewati area resistance ini, JCI akan kembali berupaya merebut zona harga 4100-4200 sebelum akhirnya mengincar titik tertinggi sebelumnya di 4235. Sebaliknya, JCI juga diperkirakan rentan terhadap kemungkinan tekanan dari data China yang menunjukkan bahwa perekonomian China masih terancam mengalami perlambatan. Namun, lemahnya data ekonomi baik dari China, Amerika maupun Eropa justru akan memberikan tekanan bagi para pembuat kebijakan untuk kembali mengeluarkan stimulus maupun melonggarkan kembali kebijakan moneter mereka.

Ada empat saham baru yang direkomendasikan untuk pekan mendatang: ADHI, ARNA, DART dan MAIN. Tiga dari empat saham tersebut akan masuk ke dalam daftar saham terekomendasi apabila kondisi entry masing-masing terpenuhi.


Click here to download the full update (PDF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar