DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Selasa, 04 Desember 2012

After-hours - 4 Desember 2012

Market Review


Melesetnya perkiraan data ekonomi Amerika pada Senin malam lalu disertai oleh masih belum tercapainya kesepakatan antara partai Republik dan Demokrat sehubungan dengan penetapan anggaran belanja Amerika menjadi dua faktor utama penyebab terpuruknya Jakarta Composite Index (JCI) pada hari Selasa.

JCI ditutup melemah 0.76% di 4269.65, sementara indeks LQ-45 dan IDX30 juga berakhir melemah masing-masing 1.16% dan 1.34%. Indeks saham regional sementara itu berakhir mixed dengan indeks Nikkei dan KOSPI ditutup melemah 0.27% dan 0.25%. Sebaliknya, indeks Hang Seng berakhir menguat tipis 0.15%.

Sektor aneka industri mengalami penurunan terbesar pada hari ini yaitu sebesar 3.44% diikuti oleh sektor keuangan yang terpukul 2.79%. Sektor terbaik hari ini adalah sektor infrastruktur (+0.75%), diikuti oleh sektor barang konsumsi (+0.62%) dan sektor perdagangan (+0.49%).

Sebanyak 130 saham berakhir menguat dibandingkan dengan 132 saham yang berakhir melemah, sementara itu 98 saham lainnya ditutup stagnan di harga penutupan hari Senin kemarin. Posisi transaksi asing pada hari ini ditutup pada posisi net sell senilai Rp537.06 miliar.

Di antara sembilan saham yang terekomendasi, ESSA ditutup stagnan sedangkan ASGR, INDS, ISAT, dan BBNI berakhir melemah. Sebaliknya MDLN, CTRS, ADHI, dan SSIA berakhir menguat dengan CTRS berhasil mencapai target terakhirnya di 2150, bahkan sempat melebihi target ini hingga 2200.

Terlemparnya indeks hingga sempat mendekati level supportnya di 4,242 mengindikasikan potensi terjadinya pergeseran zona konsolidasi dari 4,300-4,350 menjadi 4,250-4,300 dalam beberapa sesi mendatang. Hal ini akan dipicu juga oleh kebuntuan negosiasi anggaran Amerika yang akan menjadi topik utama pasar sepanjang bulan Desember, setidaknya hingga tercapainya kesepakatan mengenai hal tersebut.

Data-data yang mengecewakan dari Amerika perlu dicermati lebih lanjut mengingat pada bulan November lalu Amerika dihantam oleh badai Sandy yang berdampak negatif pada aktivitas ekonomi di Amerika.

Di Australia, bank sentral Australia Reserve bank of Australia (RBA) memutuskan untuk memangkas suku bunganya hingga menjadi 3.0% dari 3.25%. RBA mengatakan bahwa pemotongan suku bunga ini diharapkan dapat mendukung berlanjutnya pertumbuhan ekonomi di tengah ekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi global akan cenderung berada di bawah rata-rata untuk sementara waktu. Selain itu, RBA juga mengatakan bahwa risiko tetap berada di sisi negatif dan nilai tukar dollar Australia terhadap mata uang lainnya dianggap tetap berada lebih tinggi dibandingkan ekspektasi RBA.

Pergerakan hari Rabu akan kembali mengacu pada kinerja bursa Eropa dan Amerika malam nanti. Hingga sore ini pergerakan di bursa Eropa masih cenderung positif, tertolong oleh optimisme pasar terhadap rencana pembelian kembali utang Yunani yang diterbitkan awal tahun ini sebagai upaya mengurangi beban bunga yang ditanggung oleh Yunani. Walaupun demikian, faktor risiko terjadinya fiscal cliff di Amerika lebih membebani sentimen pasar ketimbang faktor Eropa, setidaknya dalam waktu dekat.

Data ekonomi yang akan dirilis pada malam ini di New York adalah indeks ISM untuk area New York untuk periode bulan November. Data ini diperkirakan tidak akan sesignifikan indeks ISM nasional untuk sektor manufaktur dan jasa yang dijadwalkan dirilis pekan ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar