DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Minggu, 27 Mei 2012

Modal Tertahan, Pertumbuhaan Elnusa Terhambat


INILAH, Jakata - Pertumbuhan kinerja PT Elnusa Tbk (ELSA) tahun ini berpotensi besar terhambat. Pasalnya, dana internal sebesar Rp111 miliar untuk memutar bisnis perseroan, masih tertahan di Bank Mega.

"Kami meyakini sepanjang 2012 ini, kami akan tetap tumbuh dibanding tahun lalu. Namun dengan Rp111 miliar yang tertahan di Bank Mega, pertumbuhan kami jadi terhambat dari yang seharusnya," kata VicePresident Corporate Legal Elnusa Imansyah Syamsuddin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (27/5/2012).

Menurutnya, hal ini terjadi akibat kerugian, terutama karena dana tersebut seharusnya bisa digunakan untuk mengerjakan sejumlah proyek. Elnusa pun harus mencari cara lain mencari tambahan pendanaan cepat dan lebih murah, seperti refinancing.

Maklum saja jika Elnusa harus cepat mencari ganti dana yang tertahan di Bank milik pengusaha Chairil Tanjung tesebut. Pasalnya dengan berbagai proyek yang didapat, Elnusa membutuhkan cash flow yang cepat.

Menurut Iman, untuk proyek hulu yang berada di darat saja, setiap harinya Elnusa harus mengeluarkan investasi sebesar US$ 30.000-US$ 60.000 per hari. Investasi lebih besar harus dikeluarkan untuk proyek offshore yakni US$-90.000-US$ 120.000 per hari.

"Padahal pembayarannya bisa baru dilakukan setelah tiga atau enam bulan kerja. Jadi banyak proyek yang seharusnya bisa diambil, tak bisa diambil," serunya.

Pada 2011 lalu, setelah kasus pembobolan dana Elnusa d Bank Mega terungkap, sebenarnya manajemen Elnusa tak terlalu memusingkan hal tersebut, karena mengganggap dana tersebut merupakan dana cadangan.

Tapi, sejalan dengan banyaknya proyek yang didapat, dana cadangan tersebut pun tak ayal dibutuhkan. "Banyak hal di luar perhitungan terjadi. Banyak proyek yang didapat dan terus terang ini membuat banyak klien merasa tak aman," tuturnya.

Tak mau mengulangi kesalahan yang sama tahun lalu, pada 2012 ini, Imansyah mengatakan pihaknya akan lebih agresif. Temasuk terus mendesak Bank Mega membayarkan dana milik Elnusa.

"Kami minta secepatnya Bank Mega bisa cairkan dana kami. Kalau tak bisa sepenuhnya 50 persen dulu deh. Jika mereka beritikad baik dan merasa harus sama-sama ambil risiko seharusnya mereka menawarkan hal ini, bukan kami," tegas Imansyah.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis berjanji akan menindaklanjuti nasib PT Elnusa Tbk ini ke Bank Indonesia terkait surat permintaan perseroan agar BI bersedia membantu pencairan dananya di escrow account Bank Mega Tbk senilarRp111 miliar. "Saya akan menanyakan langsung kepada Deputi Bank Indonesia terkait hal itu," ujar Harry.

Harry menganjurkan kepada manajemen Elnusa untuk menindaklanjuti kasus ini hingga tuntas. Jika sudah incraht dan Elnusa ditetapkan sebagai pemenang, tidak ada alasan bagi BI atau OJK untuk mengulur-ngulur waktu lagi untuk mendesak Bank Mega segera mencairkan dana Elnusa yang berada di esrow accountnya.

"Kalau sampai OJK terbentuk dan kasus ini belum selesai (belum incraht), saya menyarankan Elnusa untuk menyampaikan kasus ini ke OJK dan OJK harus bisa mengunakan kewenangannya," kata Harry.

Elnusa sendiri sebelumnya sudah memproyeksikan pendapatan usaha pada 2012 sebesar Rp 5,602 triliun, naik sekitar 22 persen dari target 2011 sebesar Rp 4,610 triliun. Perseroan menargetkan, sektor jasa hulu dapat menyumbangkan 50,79 persen dari total pendapatan sebesar Rp 2,845 triliun, naik 39 persen dibandingkan proyeksi 2011 Rp 2,047 triliun.

Kemudian jasa hilir ditargetkan Rp2,401 triliun naik 8 persen dari target tahun ini Rp2,225 triliun, sedangkan jasa penunjang hanya ditargetkan tumbuh 1 persen dari Rp428 miliar menjadi Rp431 miliar

Direktur Keuangan Elnusa Sabam Hutajulu optimistis tahun ini perseroan bisa mencetak laba bersih Rp111 miliar. Fokus perseroan tahun ini adalah ke peningkatan strategi pemasaran dan keuntungan, optimalisasi utilitas alat, dan eksekusi proyek.

Elnusa Group tahun ini menganggarkan total belanja modal US$55 juta, dimana khusus untuk Elnusa mencapai US$39,5 juta dan sisanya ke anak usaha. Belanja modal US$39,5 juta itu diperoleh dari perbankan sebesar US$20 juta sisanya dari kas internal.

Belanja modal itu akan digunakan untuk pemeliharaan sumus migas oleh Divisi Oilfield Services sebesar US$34,6 juta, dan sisanya sektor pendukung lain.Elnusa tahun lalu juga telah meraih pinjaman senilai US$113 juta dari maksimum plafon mencapai US$122,5 juta, dari sindikasi lima bank yang dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk. [ast]

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1865523/modal-tertahan-pertumbuhaan-elnusa-terhambat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar