Data ekonomi Amerika yang dirilis pada hari Jumat gagal memenuhi ekspektasi pasar sehingga indeks Dow Jones tersungkur 168.32 poin atau 1.27% di 13,038.30 sedangkan indeks S&P 500 melemah 1.61% atau 22.47 poin di 1,369.10 dan indeks NASDAQ melemah hingga 2.25% atau 67.96 poin di 2,956.34.
Data nonfarm payrolls bulan April yang dirilis pada hari Jumat lalu menunjukkan bahwa hanya 115,000 lapangan kerja ditambahkan ke perekonomian Amerika, 55,000 lebih rendah dari rata-rata angka ekspektasi pasar. Tingkat pengangguran dilaporkan turun dari 8.2% menjadi 8.1%, yaitu terendah selama tiga tahun terakhir, namun hal ini disebabkan karena angkatan kerja menyusut akibat semakin banyaknya pengangguran yang berhenti mencari kerja dan juga semakin bertambahnya jumlah orang yang pensiun (sehingga keluar dari angkatan kerja).
Hasil ini menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya momentum pada pertumbuhan ekonomi di Amerika dan juga memupuskan harapan bahwa rekrutmen yang solid selama musim dingin lalu mengindikasikan telah terbentuknya titik balik pada pemulihan ekonomi Amerika.
Munculnya pesimisme baru ini menjadi katalis negatif bagi sentimen investor di Amerika dan Eropa sehingga baik bursa Amerika dan Eropa menukik tajam pada Jumat malam. Implikasinya bagi Asia, terutama Indonesia akan cenderung negatif dan ini akan berpotensi menekan IHSG kembali ke 4200, bahkan kembali ke rentang perdagangan semula di 4170-4200.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar