DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Rabu, 08 Agustus 2012

Krisis Global Bikin Puyeng Antam


INILAH.COM, Jakarta - Krisis ekonomi global khususnya di Eropa, telah menekan harga nikel dunia. PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pun melakukan pelbagai cara sebagai antisipasi.

Harga feronikel sejak semester pertama 2012 hingga hari ini berkisar US$7 per pon atau US$14.500 per ton. Idealnya harga feronikel adalah US$9 per pon atau US$20.000 per ton. “Harga US$9 per pon merupakan ambang psikologis harga feronikel, mengingat biaya produksinya rata-rata US$8 per pon,”ujar Direktur Utama Antam, Alwin Syah Lubis di Jakarta, Selasa (7/8/2012) malam.

Menurutnya, turunnya harga feronikel sepanjang enam bulan pertama 2012 diakibatkan krisis ekonomi global khususnya di Eropa yang belum pulih. Bahkan belakangan ini China juga sedikit terimbas oleh krisis global tersebut.

Kendati demikian, permintaan tidak turun. Ia pun berharap, situasi akan membaik pada paruh semester dua. “Mudah-mudahan ada kenaikan harga feronikel pada semester dua 2012 guna memenuhi target penerimaan,”katanya.

Meski harga nikel melemah, Alwin mengakui, pihaknya tetap menargetkan penjualan feronikel di 2012 sebesar 18.000 ton. “Sampai semester pertama 2012 kita sudah mengapalkan 51% dari target penjualan feronikel tahun ini,” ujarnya.

Antam pun tampaknya berusaha menjaga konsistensinya, meski harga feronikel hanya berada di level US$7 per pon. “Di China saja, kalau harga feronikel sudah di kisaran US$8 per pon saja, sudah langsung berhenti berproduksi smelternya,” ujar Direktur Keuangan Antam, Djaya Tambunan.

Djaya mengakui penjualan emas berhasil menutupi hingga 51% penerimaan Antam. Sepanjang semester pertama 2012 hingga kini, harga emas rata-rata berada di kisaran US$1.600 per troy ons, lebih rendah dari 2011 yang pernah mencapai di atas US$1.600 per troy ons.

“Namun kita tidak bisa seenaknya menaikkan produksi emas, karena biaya produksi juga pasti naik. Terlebih tambang emas kita di Pongkor – Jawa Barat dan Cibaliung – Banten adalah tambang bawah tanah, yang secara teknis sulit dilakukan peningkatan produksi dalam waktu cepat. Target produksi emas Antam sendiri di 2012 sebesar 3,1 ton,” jelas Jaya.

Terkait kompleksitas kondisi tersebut, menurut Alwin, yang paling memungkinkan dilakukan guna mengantisipasi turunnya penerimaan akibat tak kunjung naiknya harga feronikel, ialah menaikkan produksi dan penjualan bijih (ore) nikel.

Menurutnya, menggenjot produksi nikel lebih mudah karena tambangnya open pit (terbuka). “Kita berharap bisa menaikkan produksi bijih nikel dari semula 8 juta ton menjadi 9 juta ton dan penjualan pada 2012. Ini untuk mengantisipasi harga feronikel yang tidak terlalu baik sehingga koreksi tidak begitu drastis di akhir tahun,” kata Alwin.

Selain itu, perseroan juga akan terus melakukan efisiensi. "Hingga Juni tahun ini, kita bisa menghemat Rp28 miliar biaya operasional yang tidak terkait dengan produksi. Sehingga kita harap efisiensi lanjutan tetap akan kita lakukan sampai akhir tahun," tukasnya.

Tidak salah bila Alwin berharap krisis ekonomi global khususnya di Eropa bisa berangsur pulih pada semester dua 2012. Atau paling tidak krisis itu tidak meluas. “Kalau China dan Korea Selatan tidak terkena krisis atau krisisnya tidak terlalu parah pada semester dua 2012, mungkin kita bisa menggenjot penerimaan. Tetapi kalau tidak, ya terpaksa kita harus mengoreksi target penerimaan di 2012,”ujarnya. [ast]

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1892002/krisis-global-bikin-puyeng-antam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar