Bermasalahnya sistem perdagangan di bursa berdampak pada tipisnya volume perdagangan yang terjadi pada hari Senin ini. Meskipun sepi, Jakarta Composite Index masih berhasil bertahan di zona hijau dan ditutup naik tipis 0.48 poin atau 0.01%. Dua indeks acuan lainnya berakhir mixed: LQ-45 turun tipis 0.05 poin atau 0.01% sedangkan IDX30 berakhir menguat tipis 0.11 poin atau 0.03%.
Di tingkat regional kondisi pasar juga cenderung mixed. Indeks Nikkei menguat 0.16% sedangkan indeks Hang Seng dan KOSPI berakhir turun masing-masing 0.41% dan 0.1%.
Tiga diantara sepuluh sektor yang ada berakhir negatif dengan penurunan terbesar terjadi di sektor infrastruktur (-0.69%) sedangkan sektor industri dasar berakhir turun 0.53%. Sektor properti juga berakhir melemah tipis yaitu sebesar 0.03%. Sebaliknya, sektor pertanian menjadi sektor terbaik dengan kenaikan sebesar 0.51%, disusul oleh sektor aneka industri (+0.43%) dan sektor keuangan (+0.27%).
Penurunan pada hari ini dialami oleh 103 saham sedangkan 98 saham berhasil menguat.Sisanya sebanyak 102 saham berakhir stagnan. Pihak asing mencatatkan net buy senilai 10.79 miliar.
Menjelang sesi perdagangan di New York, saham-saham Amerika diperkirakan menguat terbatas dengan adanya isu bakal dikeluarkannya stimulus oleh bank sentral di Amerika yaitu Federal Reserve. Penegasan kembali dukungan Kanselir Jerman Angela Merkel terhadap Yunani juga dianggap sebagai katalis positif.
Di antara sepuluh saham terekomendasi, kenaikan terbesar dicatat oleh SMCB yang menguat 0.93% sementara KLBF menanjak 0.64%. Penurunan terbesar dialami oleh CPIN (-1.69%) sedangkan DILD melemah 1.61% dan BBKP turun 1.52%.
Hari Selasa mendatang diperkirakan indeks akan kembali menantikan normalnya sistem perdagangan di bursa. Namun, optimisme terhadap prospek dikeluarkannya stimulus di Amerika juga akan menjadi faktor pendukung kenaikan indeks lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar