Setelah sempat tertekan hingga mencapai level terendah di 4059.94, Jakarta Composite Index (JCI) akhirnya berhasil mengakhiri sesi kedua dengan kenaikan tipis sebesar 6.7 poin atau 0.16%. JCI juga sempat mencapai level tertinggi di 4103.29 sebelum akhirnya ditutup di 4099.81. Indeks LQ-45 dan IDX30 juga ditutup menguat tipis masing-masing sebesar 0.24% dan 0.05%.
Walaupun bursa domestik berhasil lolos dari zona merah, bursa regional ditutup melemah. Indeks Hang Seng melemah 0.12%, indeks Nikkei turun 1.13% sedangkan indeks KOSPI juga melemah sebesar 1.11%.
Penguatan yang terjadi sesaat sebelum penutupan sesi kedua berhasil menempatkan 116 saham di zona hijau sedangkan 110 saham ditutup pada harga yang sama dengan harga penutupan Kamis. Sisanya sebanyak 119 saham ditutup melemah.
Secara sektoral, walaupun indeks menguat, enam sektor mencatatkan penurunan dengan penurunan terbesar dialami oleh sektor industri dasar (-0.72%) sedangkan sektor pertanian melemah 0.49%. Empat sektor lainnya berakhir menguat dengan sektor infrastruktur menjadi sektor terbaik dengan kenaikan 1.08%, diikuti oleh sektor perdagangan yang menguat 0.67%.
Penguatan hari ini tidak didukung oleh pihak asing yang mencatatkan jumlah net sell sebesar 306.78 miliar.
Dari sepuluh saham terekomendasi hari ini, empat saham berhasil mencatatkan kenaikan: CLPI (+1.06%), LSIP (+0.92%), KLBF (+0.65%) dan BMRI (+0.61%). Sementara itu, TRIM, SMCB dan MNCN masing-masing melemah 0.79%, 1.94% dan 2.17% dan BBKP, DILD dan ESSA berakhir pada level yang sama dengan penutupan hari Kamis kemarin.
Menjelang sesi perdagangan di New York, kontrak berjangka indeks S&P 500, DJIA dan NASDAQ untuk sementara menguat antara 0.3% hingga 0.4%. Data nonfarm payrolls yang diprediksi meningkat menjadi 100 ribu di bulan Juli, lebih baik dari 80 ribu yang ditambahkan di bulan Juni. Jika merujuk pada data ADP employment yang mengukur pertambahan lapangan kerja pada sektor swasta, ada kemungkinan data NFP nanti malam akan berada di bawah ekspektasi. Meskipun berada di bawah ekspektasi, masih ada potensi terjadi kenaikan pada indeks Dow Jones karena dengan memburuknya data ekonomi, pasar menganggap hal ini akan memberikan tekanan pada pihak bank sentral untuk segera mengeluarkan stimulus ekonomi untuk memacu kembali perekonomian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar