DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Sabtu, 11 Agustus 2012

Modernland melirik lahan industri dan perhotelan


JAKARTA. Prospek bisnis properti di Indonesia semakin cerah. Para pengembang properti terus menggenjot pendapatan, mulai dari merambah bisnis kawasan industri hingga bisnis perhotelan.
PT Modernland Realty Tbk tengah menggarap kedua strategi bisnis tersebut. Akhir tahun lalu, emiten berkode saham MDLN ini menerbitkan saham baru(rights issue) dan berhasil mengantongi dana Rp 802,42 miliar. “Dana tersebut kami investasikan di kawasan industri di Cikande dan untuk hotel,” kata Cuncun Wijaya, Investor Relations Modernland Realty.
Di awal 2012, MDLN mengambilalih kawasan industri Cikande, Serang Banten, seluas 375 ha. Nilai transaksinya mencapai Rp 249 miliar. Di Cikande, Modernland mengakuisisi dua pengembang kawasan industrial, yakni PT Prima Inti Semesta dan PT The New Asia Industrial Estate, dengan nilai akuisisi masing-masing Rp 122 miliar dan Rp 127 miliar.
Modernland siap mengambilalih lahan di sekitar lokasi secara bertahap, sehingga dalam lima tahun perseroan memproyeksikan menguasai lahan kawasan industri seluas 1.000 ha. MDLN bertekad mengakuisisi lahan baru sekitar 200 ha setiap tahun.
MDLN serius mengembangkan bisnis kawasan industri lantaran menilai kebutuhannya sangat tinggi di Indonesia. Bencana banjir di Thailand dan tsunami di Jepang justru membawah berkah ke bisnis lahan industri di Tanah Air. “Banyak pihak yang merelokasi pabriknya ke Indonesia. Kita punya GDP bagus dan biaya buruh cukup rendah. Jadi kami akan fokus ke industrial,” ungkap Cuncun.
Selain lahan industri, MDLN siap berekspansi ke bisnis perhotelan. Perseroan telah mengakuisisi Hotel Novotel di Green Central City Jakarta Barat. Hotel bintang empat ini bakal memiliki 235 kamar. MDLN telah menggelontorkan dana Rp 130 miliar untuk membeli gedung hotel. “Kami beli unfinished. Jadi perlu tambahan modal kerja untuk running hotel ini,” ungkap Cuncun.
Modernland kembali menggelontorkan Rp 180 miliar untuk memberikan sentuhan akhir bagi Hotel Novotel. Hotel ini dijadwalkan beroperasi mulai kuartal IV-2012.
Alasan Modernland merambah bisnis hotel adalah untuk meningkatkan kontribusi pendapatan berkelanjutan atau recurring income. Saat ini kontribusi recurring income terhadap pendapatan perseroan masih sangat kecil, yakni di bawah 5%. Dengan berbisnis hotel, pengembang perumahan Kota Modern Tangerang ini ingin kontribusi recurring income terhadap total pendapatan tumbuh menjadi 10%-15% per tahun.
Manajemen belum bisa memproyeksikan target pendapatan bisnis hotel secara mendetail. Namun, jika tingkat okupansi penuh, maka Modernland bisa mengantongi pandapatan berkisar Rp 50 miliar hingga Rp 60 miliar per tahun. Pendapatan Modernland Realty memang masih didominasi oleh bisnis residensial. Selain Kota Modern, MDLN memiliki beberapa kawasan residensial seperti Modern Park di Cakung Jakarta Timur dan Modern Hill di Pondok Cabe Tangerang. Modernland juga memiliki proyek patungan dengan Keppel Land Singapura bernama Jakarta Garden City di Cakung.
Kawasan residensial ini memberikan kontribusi sebesar 60% terhadap total pendapatan MDLN. Di bisnis residensial, Modernland berniat menambah kluster baru hingga akhir tahun ini. Di kuartal II-2012, persroan meluncurkan kluster Kota Modern. Kluster yang mengambil lahan seluas 4 ha ini diberi nama La Valetta.
MDLN menargetkan penjualan tahun ini meningkat 98% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1 triliun. Modernland ingin kawasan industri Cikande berkontribusi 35% dari target pendapatan tersebut. Adapun laba perseroan tahun ini diprediksi tumbuh 20% yoy menjadi Rp 110 miliar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar