DISCLAIMER

This research report is prepared by PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk for information purposes only and are not to be used or considered as an offer or the solicitation of an offer to sell or to buy or subscribe for securities or other financial instruments. The report has been prepared without regard to individual financial circumstance, need or objective of person to receive it. The securities discussed in this report may not be suitable for all investors. The appropriateness of any particular investment or strategy whether opined on or referred to in this report or otherwise will depend on an investor’s individual circumstance and objective and should be independently evaluated and confirmed by such investor, and, if appropriate, with his professional advisers independently before adoption or implementation (either as is or varied).

Senin, 13 Agustus 2012

Morning Brief - 14 Agustus 2012

Market Preview


Data ekonomi yang kurang memuaskan, penurunan harga komoditas dan juga stagnannya perkembangan penyelesaian krisis fiskal di Eropa serta aksi profit-taking menjelang liburan mendatang menjadi faktor-faktor yang menekan kinerja indeks saham global pada awal pekan ini.

Seluruh indeks acuan dalam negeri melemah seiring dengan juga melemahnya indeks saham regional seperti Nikkei, Hang Seng dan KOSPI. Sementara itu di Eropa, baik indeks FTSE maupun DAX juga turut melemah akibat minimnya katalis positif yang ada.

Demikian pula dengan indeks Dow Jones yang melemah 0.29% serta indeks S&P 500 yang turun 0.13%. Hanya indeks NASDAQ yang berhasil mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0.05% pada sesi perdagangan hari Senin.

Data pertumbuhan ekonomi yang baru-baru ini dirilis oleh Jepang menunjukkan bahwa tak hanya China, Eropa dan Amerika yang tengah dilanda perlambatan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan, namun Jepang pun turut dilanda perlambatan setelah pertumbuhan ekonomi di triwulan kedua melambat menjadi 1.4%, jauh dari perkiraan para analis yang memprediksikan angka pertumbuhan sebesar 2.3%.

Harga-harga komoditi yang sebelumnya melesat karena adanya spekulasi dikeluarkannya stimulus oleh berbagai bank sentral dunia akhirnya juga terkoreksi. Khusus untuk komoditi pertanian, terjadinya kekeringan yang tengah melanda Amerika turut memicu kenaikan harga-harga komoditi pertanian.

Saham BUMI terpukul 6.2% pada perdagangan Senin kemarin setelah UBS AG menurunkan rekomendasinya terhadap saham emiten batubara ini dari BUY menjadi SELL dengan target harga saat ini di Rp.800. Di sisi lain, Standard and Poor’s juga menurunkan peringkat kredit BUMI dari BB menjadi BB- dengan outlook negatif. Menurut S&P, dalam 12 bulan mendatang, diperkirakan kinerja keuangan BUMI akan tetap tertekan terutama akibat tingkat produksi dan profitabilitas perseroan yang berada di bawah ekspektasi yang berdampak pada arus kas BUMI dalam 18 bulan mendatang. Absennya pengurangan utang yang signifikan dalam hal jumlah dan waktu juga menjadi faktor negatif bagi outlook kredit BUMI. Menurut S&P, outlook ini dapat direvisi naik apabila struktur kapital dan arus kas perseroan membaik secara signifikan, seperti apabila utang perseroan sebesar US$500 juta dapat dilunasi dan juga perseroan dapat mencapai tingkat produksi dan profitabilitas yang melampaui ekspektasi S&P.

BUMI yang memproduksi batubara juga terkena imbas dari faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi di China yang diasumsikan berdampak negatif terhadap permintaan batubara.

Memasuki sesi perdagangan hari Selasa, lemahnya kinerja bursa global pada hari Senin diprediksi akan berlanjut mengingat minimnya katalis positif baik dari dalam maupun luar negeri. Indeks diperkirakan bergerak antara 4080-4150 dengan potensi melemah hingga 4060 apabila support di 4080 gagal bertahan. Di sisi resistance, kenaikan melewati 4150 tetap diperkirakan sulit tercapai saat ini, namun apabila dapat terlewati maka indeks diperkirakan akan melaju menuju resistance berikutnya di 4234.7.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar