Data ekonomi China yang menunjukkan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekspor dan melambatnya pertumbuhan surplus neraca perdagangan tidak terlalu direspon secara signifikan oleh para investor. Sebaliknya, pasar cenderung bergerak dalam pola konsolidasi meskipun bursa di Jepang, Hong Kong dan Eropa cenderung berakhir melemah tipis.
Indeks Dow Jones, S&P 500 dan NASDAQ masih mampu mencatatkan kenaikan pada hari Jumat dengan indeks S&P 500 membukukan kenaikan untuk hari keenam berturut-turut dan bearkhir di 1405.87. Di sesi domestik, Jakarta Composite Index (JCI), LQ-45 dan IDX30 juga berhasil mencatatkan kenaikan masing-masing 0.25%, 0.49%, dan 0.51%.
Meskipun tidak sekuat sebelumnya, faktor ekspektasi akan dikeluarkannya stimulus ekonomi oleh bank sentral di Amerika, Eropa dan China tetap menjadi katalis positif yang menopang sentimen pasar saat ini.
Di Amerika, hasil rapat FOMC beberapa waktu lalu tidak menghasilkan kebijakan baru ataupun stimulus baru ataupun juga petunjuk baru dari FOMC mengenai kemungkinan dikeluarkannya stimulus baru untuk memacu kembali pertumbuhan ekonomi yang saat ini masih belum menentu prospeknya.
Di Eropa, ECB yang sebelumnya diharapkan mampu membuktikan komitmen presidennya, Mario Draghi yang menyatakan akan mempertahankan euro dengan cara apapun juga gagal mendukung pernyataan ini dengan tindakan riil.
Di China, data GDP dan neraca perdagangan yang dirilis baru-baru ini kembali membentuk persepsi bahwa ekonomi China beresiko mengalami hard-landing kecuali pemerintah China mengambil tindakan di sisi moneter seperti menurunkan kembali suku bunganya atau menurunkan reserve requirement rationya yang pada siklus pengetatan moneter sebelumnya beberapa kali mengalami kenaikan.
Diperkirakan, diantara ketiga bank sentral di atas dalam waktu dekat hanya PBOC yang mungkin menempuh tindakan baru dalam upayanya menghindarkan China dari resiko hard-landing. Tindakan ECB kemungkinan besar baru akan ditempuh setelah para pemimpin Eropa kembali dari liburannya di bulan September mendatang. Hingga saat itu diperkirakan kecil sekali kemungkinan adanya kebijakan baru dari ECB. Federal Reserve juga diperkirakan masih akan menunggu perkembangan lebih lanjut dari data-data ekonomi seperti nonfarm payrolls, pertumbuhan ekonomi, dan berbagai indikator ekonomi lainnya sebelum mengambil tindakan baru. Faktor pemilu di Amerika di bulan November mendatang juga diperkirakan akan mendorong pihak Federal Reserve untuk cenderung menunggu hasil pemilu terlebih dahulu sebelum mengeluarkan kebijakan baru.
Pekan mendatang, pasar diprediksi akan cenderung melanjutkan konsolidasinya namun ada tendensi penguatan apabila dilihat dari sisi teknikal JCI. Apabila JCI berhasil melewati resistancenya di 4149-4150 secara signifikan, maka indeks diprediksi akan melanjutkan kenaikannya hingga level all-time highnya di 4234.73. Peningkatan volume dan mulai menanjaknya indikator MACD beserta RSI menjadi modal utama indeks untuk melanjutkan kenaikannya pekan mendatang. Support paling krusial saat ini bagi indeks berada di 4060 sementara terdekatnya berada di 4080. Resistance sementara ini tetap berada di 4150 diikuti oleh 4234.73.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar