Absennya katalis positif yang baru menyebabkan terjadinya konsolidasi pada saham-saham di Amerika dan Eropa. Indeks Dow berakhir turun 0.08% sementara indeks S&P dan NASDAQ justru berhasil mencatatkan kenaikan tipis masing-masing 0.04% dan 0.25%. Di Eropa, indeks FTSE menguat 0.1% sementara indeks DAX 30 melemah 0.02%.
Data ekonomi yang dirilis pada hari Kamis malam menunjukkan adanya penurunan pada angka jobless claims sebesar 6000 menjadi 361 ribu untuk periode sepekan sebelumnya. Hal ini di luar ekspektasi pasar yang memperkirakan jumlah klaim naik menjadi 370 ribu. Data klaim ini juga menunjukkan bahwa perekonomian Amerika melanjutkan pemulihannya walaupun hal ini masih akan memakan waktu untuk merealisasikannya.
Data ekonomi lainnya adalah data consumer confidence yang turun ke angka terendah selama dua bulan terakhir dan juga harga perumahan yang dilaporkan naik tajam dan pertama kalinya sejak 2006. Sementara itu, data defisit neraca perdagangan menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan defisit sebesar 11% menjadi $42.9 miliar di bulan Juni, jumlah terendah sejak Desember 2010. Nilai ekspor berhasil menanjak didukung oleh ekspor otomotif dan mesin-mesin industri.
Sebelumnya, di Asia dilaporkan angka inflasi di China melambat di China sehingga diperkirakan hal ini akan memberikan ruang gerak bagi pemerintah China dalam melonggarkan kembali kebijakan moneternya.
Seiring dengan terjadinya konsolidasi pada mayoritas saham global pada hari Kamis kemarin, Jakarta Composite Index (JCI) juga diperkirakan akan mengalami konsolidasi pada akhir pekan ini. Meskipun masih belum mampu menembus level resistance krusialnya di 4150, jika berhasil menembus level ini maka target berikutnya adalah di 4234.73 yang merupakan level tertinggi JCI selama ini. Di sisi support, level 4080 tetap menjadi support utama indeks disamping support krusial lainnya di 4060.
Kembali perlu ditekankan bahwa kenaikan indeks pada akhir-akhir ini mayoritas disebabkan oleh adanya spekulasi pasar mengenai potensi akan dikeluarkannya paket stimulus oleh bank sentral di Amerika, China dan Eropa guna memacu kembali pertumbuhan ekonomi di ketiga kawasan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar