Setelah FOMC gagal memuaskan para pelaku pasar dengan keputusannya, pada hari Kamis giliran ECB yang mengecewakan pasar setelah pertemuan bank sentral Eropa ini gagal memberikan kepastian pada pasar mengenai langkah kongkret apa yang akan diambil oleh ECB sebagai upayanya mempertahankan eksistensi euro seperti telah dinyatakan sebelumnya pekan lalu oleh Presiden ECB Mario Draghi.
Bursa Eropa dan Amerika memerah dengan indeks Dow ditutup melemah 0.71%, indeks S&P 500 turun 0.74% dan indeks NASDAQ berakhir melemah 0.36%. Sebelumnya, di Eropa indeks FTSE dan DAX30 juga berakhir di zona merah dengan penurunan masing-masing 0.88% dan 2.2%. Dengan hasil dari Eropa dan Amerika ini berarti hanya indeks Nikkei yang berhasil lolos dari penurunan pada hari Kamis kemarin. Indeks saham Jepang ini berhasil menguat tipis sebesar 0.13%.
Walaupun sejauh ini dua dari tiga event yang hadir pekan ini telah mengecewakan bagi pasar, indeks secara keseluruhan masih menantikan data nonfarm payrolls Amerika untuk periode bulan Juli lalu. Bersamaan dengan data ini juga akan dirilis data tingkat pengangguran untuk periode yang sama.
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan terhadap para analis, pada bulan Juli lalu perekonomian Amerika diperkirakan telah menambahkan sebanyak 100 ribu lapangan kerja, naik dari 80 ribu yang dicapai pada bulan Juni sebelumnya. Data ADP employment yang serupa dengan NFP namun hanya mencakup sektor swasta pada pertengahan pekan ini mengindikasikan adanya penurunan tipis dari data bulan Juni, yaitu dari 172 ribu menjadi 163 ribu. Meskipun menurun, angka ADP employment ini masih melebihi ekspektasi para analis yang sebelumnya memprediksi angka payrolls di level 120 ribu. Selain NFP, malam ini juga akan dirilis data tingkat pengangguran yang diprediksi tetap berada di 8.2%, sama dengan angka pengangguran di bulan Juni lalu. Selain itu, angka ISM untuk sektor non-manufaktur juga akan dirilis. Diperkirakan indeks ISM untuk sektor non-manufaktur menurun tipis dari 52.1 menjadi 52.0 di bulan Juli.
Memasuki hari terakhir perdagangan pekan ini pasar diperkirakan akan kembali mengalami tekanan setelah Presiden ECB Mario Draghi gagal memenuhi ekspektasi pasar yang menginginkan adanya tindakan cepat dari ECB untuk menangani krisis utang yang berkepanjangan di zona euro. Sebelumnya pada pekan lalu Draghi memicu spekulasi bahwa ECB akan meningkatkan jumlah pembelian obligasi Spanyol dan Italia untuk mempertahankan eksistensi euro. Namun, pada akhirnya Draghi hanya mengatakan bahwa ECB akan menyusun rencana pada pekan-pekan mendatang untuk melakukan pembelian langsung di pasar obligasi demi mewujudkan stabilitas biaya pinjaman di zona euro. Selain itu, ECB juga mempertahankan suku bunganya di 0.75% dan lebih lanjut Draghi menyatakan bahwa ECB hanya akan mengambil tindakan setelah negara-negara anggota zona euro mengaktifkan dana bailout dan setiap intervensi dari ECB akan bergantung pada permintaan dari negara-negara yang bermasalah dimana mereka harus menerima semua persyaratan dan pengawasan ketat yang diperlukan. Draghi juga merujuk pada sikap Jens Weidmann, pimpinan Bundesbank yang menentang upaya penambahan pembelian obligasi dan menurut Draghi akan diperlukan upaya dan waktu tambahan untuk meyakinkan Weidmann supaya mencapai kesepakatan mengenai rencana pembelian obligasi ini.
Hari Jumat ini Jakarta Composite Index (JCI) diperkirakan bergerak dalam kisaran 4080 hingga 4150 dengan bias negatif disertai resiko tersungkurnya indeks hingga mencapai 4057.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar